Mar 09, 2020 20:09 Asia/Jakarta

Selama sebulan terakhir, pasukan Turki berusaha menghadang kemajuan operasi militer Suriah di barat laut Provinsi Idlib dan daerah sekitarnya.

Operasi militer Suriah di Provinsi Idlib dimulai untuk merespon kelompok-kelompok teroris yang berulang kali melanggar gencatan senjata. Namun militer Turki berusaha untuk mencegah kemajuan operasi militer Suriah tersebut.

Pemerintah Damaskus dan Ankara saling menuduh telah melanggar ketentuan perjanjian damai Suriah.

Lebih dari 30 tentara Turki tewas di Provinsi Idlib Suriah, dan puluhan lainnya juga terluka. Turki mengklaim telah membalas dendam terhadap Suriah dengan menyerang lebih dari 200 target pemerintah Suriah.

Sementara itu, Rusia menyatakan bahwa pasukan Turki yang ditembaki oleh tentara Suriah di Provinsi Idlib adalah karena berada di barisan bersama kelompok-kelompok teroris.

Sebelumnya, pasukan pemerintah Suriah pada Kamis (27/2/2020) berhasil membebaskan seluruh wilayah selatan Provinsi Idlib. Militer Suriah mengalami kemajuan pesat di garis selatan Rif, Idlib dan dataran tinggi Shashabu, dan Sahl Al Ghab di Rif, Hamma. Mereka berhasil merebut kontrol dataran tinggi Shashabu secara penuh.

Setelah membebaskan beberapa wilayah Suriah, militer negara ini berhasil merebut kontrol total wilayah di selatan Idlib. Pasukan Suriah juga telah berhasil merebut kontrol 58 distrik dan desa di Idlib dari pendudukan kelompok-kelompok teroris.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Suriah menyatakan bahwa pihaknya telah merebut kembali kontrol atas banyak desa dan kota di Provinsi Idlib dalam perang kontra-terorisme. Mereka telah merebut kendali atas banyak kota, desa, dan bukit-bukit strategis termasuk Rakaya Sajneh, Ma'aret Mouqes, Kafr Sajneh, al-Sheikh Mustafa, Ma'ar Zita, Hass, Ma'aret Harmeh, Kafranbel, Ba'rbou, al-Dar al-Kabira, Shinshrah, Deir Sonboul dan Hazarin, setelah menumpas para teroris dan memutuskan rute logistik mereka.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Suriah menegaskan kembali bahwa pasukan Suriah akan terus melaksanakan tugasnya guna membebaskan semua wilayah negara ini dari kelompok-kelompok teroris dan para pendukungnya.

Selanjutnya, pasukan Suriah memulai kembali operasinya di wilayah Jabal al-Zawiya pada hari Senin (2/3/2020) untuk membebaskan sejumlah daerah yang diduduki teroris. Dalam operasi tersebut, mereka berhasil merebut distrik Hazzarin dan al-Dar al-Kabirah dari pendudukan kelompok-kelompok teroris. Puluhan teroris dilaporkan tewas dan beberapa lainnya terluka dalam operasi pembebasan kedua daerah tersebut. Di sisi lain, jet-jet tempur Suriah dan Rusia menarget markas-markas teroris di Jabal al-Zawiya dan memutus jalur bantuan mereka.

Pasukan Suriah juga berhasil merebut distrik strategis Saraqib yang merupakan tempat persimpangan dua jalan raya internasional dan jalan penghubung kota Damaskus dan Latakia ke Aleppo. Militer Suriah telah berhasil mengontrol sebagian wilayah Provinsi Idlib yang menjadi markas terakhir kelompok-kelompok teroris dukungan asing.

Setelah keteganan di Idlib mencapai puncaknya, disepakati gencatan senjata di wilayah Suriah utara tersebut. Gencatan senjata di Idlib dimulai sejak Jumat dini hari, 6 Maret 2020 sesuai dengan kesepakatan yang diraih antara Rusia dan Turki

Presiden Rusia Vladimir Putin dalam jumpa pers bersama dengan timpalannya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan pada Kamis sore, 5 Maret 2020 mengatakan, Moskow dan Ankara telah mencapai kesepakatan terkait penerapan gencatan senjata di Idlib.

Dia menambahkan, Rusia dan Turki menekankan kelanjutan kerja sama dalam koridor perundingan damai Astana terkait Suriah.

Menurutnya, kedua negara juga telah sepakat untuk melakukan patroli bersama guna memantau zona de-eskalasi ketegangan di distrik dekat Idlib.

Selain itu, disepakati pula bahwa di sepanjang jalan tol M4 Suriah dibentuk koridor keamanan sejauh 4 km antara utara dan selatan, dan isu-isu lainnya akan diputuskan selama sepekan mendatang.

Provinsi Idlib menjadi wilayah dan markas terakhir kelompok-kelompok teroris dukungan asing. Militer Suriah terus berusaha untuk membebaskan wilayah tersebut dari pendudukan kelompok-kelompok teroris. (RA)