Lintasan Sejarah 26 Maret 2020
Hari ini, Kamis tanggal 26 Maret 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 1 Syaban 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 7 Farvardin 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Ibnu Thawus Meninggal Dunia
748 tahun yang lalu, tanggal 1 Sya'ban 693 HQ, Ghiyatsuddin Abu Muzaffar Abdul Karim bin Ahmad yang dijuluki Ibnu Thawus, seorang ahli fiqih dan sastrawan terkenal abad ke-7 Hijriah meninggal dunia di kota Kazhimain Irak.
Ibnu Thawus dilahirkan pada tahun 648 dan pada usianya ke-12 tahun, dia telah menghapal al-Quran dan setelah itu dia mempelajari sastra. Dia belajar kepada ulama-ulama besar, di antaranya Nashiruddin Thusi.
Ibnu Thawus banyak meninggalkan karya penulisan dalam bahasa Arab.
Kazem Zadeh Iranshahr, Penulis Kontemporer Iran Wafat
59 tahun yang lalu, tanggal 7 Farvardin 1340 HS, Kazem Zadeh Iranshahr meninggal dunia di Swiss dalam usia 78 tahun dan dimakamkan di sana.
Hossein Zadeh Iranshahr Tabrizi lahir di kota Tabriz pada 1262 HS dan menyelesaikan pendidikan dasarnya di kota kelahirannya. Untuk beberapa waktu ia pergi ke Kaukasus dan memilih Istanbul untuk melanjutkan pendidikannya. Kazem Zadeh bergabung dengan warga Iran pencari kebebasan yang tinggal di Istanbul dan bersama mereka membentuk Asosiasi Persaudaraan Iran.
Dari Turki, Kazem Zadeh lalu pergi ke Mekah dan setelah itu menuju Eropa. Ia melanjutkan pendidikannya di Paris dan belajar jurnalistik. Selama di Paris, ia bersama Allamah Mohammad Qazvini mendirikan Asosiasi Sastra dan Sains Iran dan setelah beberapa waktu ia mengajar bahasa dan sastra Persia di Universitas Cambridge, Inggris.
Kazem Zadeh pada 1301 HS mempublikasikan majalah Iranshahr di Istanbul selama empat tahun dan Kementerian Kebudayaan Iran mengangkatnya sebagai pemimpin mahasiswa Iran di Turki.
Setelah tinggal selama 19 tahun di Jerman, Kazem Zadeh memutuskan untuk pergi ke Swiss dan di sana membentuk sebuah aliran Irfan Bathini yang memiliki banyak pengikut. Selain bahasa Persia, ia menguasai bahasa Perancis, Inggris, Jerman dan Arab dan banyak menggubah syair. Ia menulis banyak karya seperti Dar Jostejou-ye Khoushbakhti, Rah-e Now, Tajalliyat-e Rouh-e Irani dan lain-lain.
Bangladesh Memisahkan Diri
49 tahun yang lalu, tanggal 26 Maret 1971, menyusul pergolakan politik dalam skala besar, Pakistan timur yang kini bernama Bangladesh memisahkan diri dari Pakistan dan mengumumkan kemerdekaannya.
Sebelumnya, tahun 1947, Pakistan memisahkan diri dari India. Namun kebijakan diskriminatif yang dijalankan oleh pemerintah pusat di Islamabad terhadap warga suku Bangla yang merupakan 98 persen dari seluruh penduduk di wilayah Pakistan Timur melahirkan ketidakpuasan umum.
Sebelumnya warga Pakistan Timur mengajukan tuntutan otonomi untuk wilayah mereka. Tetapi lambat laun tuntutan itu berubah menjadi gerakan pemisahan diri dari Pakistan.
Untuk memadamkan pergolakan rakyat tentara Pakistan menduduki kota Dakka. Pasukan India campur tangan dengan memihak warga Pakistan Timur, akhirnya, pasukan Pakistan terpaksa meninggalkan kota Dakka dan Pakistan Timur memproklamasikan kemerdekaan dengan mengubah nama menjadi Bangladesh.
Najiburrahman pemimpin Pakistan Timur menjadi presiden pertama Bangladesh. Tetapi tak lama, Najiburrahman terbunuh dalam sebuah kudeta. Bangladesh dengan luas wilayah 144 ribu kilometer persegi terletak di timur laut anak benua India dan bertetangga dengan India dan Myanmar.