Jun 04, 2020 15:04 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 4 Juni 2020

Syaikh Bahai Meninggal Dunia 411 tahun yang lalu, tanggal 12 Syawal 1030 HQ, Syeikh Bahai akibat sakit yang dideritanya kemudian meninggal dunia dan dimakamkan di komplek makam suci Imam Ridha as di kota Mashad.

Syeikh Bahauddin Muhammad Amili yang lebih dikenal dengan Syeikh Bahai merupakan murid Syahid Tsani dan satu dari ulama besar Syiah, bahkan merupakan kebanggaan dunia Islam. Beliau lahir pada 953 Hq di kota Baalbek, Lebanon dan selama hidupnya, Syeikh Bahai banyak melakukan perjalanan ke pelbagai penjuru dunia dan belajar kepada banyak guru di sejumlah bidang ilmu pengetahuan.

Syeikh Bahai menguasai banyak disiplin ilmu pengetahuan seperti geometri, astronomi, matematika, tafsir al-Quran, fiqih, ushul fiqih, hadis, sastra Persia dan Arab, kedokteran dan juga seorang arsitek hebat. Beliau bahkan menulis buku dalam semua disiplin ilmu yang dikuasainya itu. Syeikh Bahai juga menjadi ulama pertama yang menulis secara lengkap fiqih fatwa dalam bahasa Persia.

Syeikh Bahai dikenal juga sebagai ilmuan yang menjauhi dunia dan riya. Sekalipun memiliki derajat keilmuan yang tinggi dan jabatan tinggi sebagai Syeikh al-Islam, tapi tetap saja Syeikh Bahai tidak menunjukkan kecenderungan pada hal-hal yang bersifat materi.

Dalam mendidik murid, Syeikh Bahai termasuk ulama yang berhasil. Beliau mampu mendidik murid-murid hebat seperti Mulla Sadra, Mulla Muhammad Taqi Majlisi dan Muhaqqiq Sabszavari. Beliau juga meninggalkan banyak karya tulis tak ternilai seperti Kashkul, Asrar al-Balaghah, Itsna Asyariyat Khams, Arbauna Haditsan, Jami Abbasi, Ain al-Hayat, Bahr al-Hisab dan lain-lain. Karya ilmiah dan arsitek Syeikh Bahai masih dapat disaksikan di kota Isfahan, Iran.

Imam Khomeini ra

Penangkapan Imam Khomeini ra dan Demonstrasi Rakyat Iran

57 tahun yang lalu, tanggal 15 Khordad 1342 HS, rezim Shah Pahlevi menangkap Imam Khomeini ra yang berujung pada kemarahan rakyat dan Shah dengan bantuan Amerika membantai rakyat Iran. Pada hari itu dikenal sebagai kebangkitan rakyat Iran menentang Shah.

Menyusul diusulkannya draf negara federal di Majlis Dewan Nasional pada 1341 HS, Imam Khomeini ra memulai perjuangannya melawan rezim despotik Shah Pahlevi. Puncak perjuangan ini terjadi ketika pasukan rezim Pahlevi pada 2 Farvardin 1342 HS menyerang Madrasah Feizieh, Qom yang mengakibatkan para pelajar agama dan ulama yang berada di sana cedera dan gugur syahid. Mereaksi perbuatan terkutuk rezim Pahlevi, Imam Khomeini ra pada hari Asyura tahun 1342 HS menyampaikan pidato historis menentang rezim Shah Pahlevi dan Israel.

Akibat pidato yang membongkar konspirasi rezim Shah dan Israel, pasukan keamanan rezim menahan Imam Khomeini ra. Berita penahanan Imam Khomeini ra oleh pasukan Shah, dengan cepat menyebar di Qom, Tehran dan setelah itu di daerah-daerah lainnya. Melihat kemarahan rakyat atas penahanan Imam, Shah kemudian dengan bantuan Amerika pada 15 Khordad 1342 HS membantai rakyat Qom, Tehran, Shiraz, Mashad, Tabriz dan daerah-daerah lainnya.

Tidak ada angka yang pasti mengenai berapa jumlah sebenarnya warga yang syahid akibat pembantaian itu, tapi diperkirakan antara 5 hingga 15 ribu orang. Selain diterapkan sensor berita yang ketat, tapi berita mengenai penahanan Imam Khomeini ra dan kebangkitan 15 Khordad dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri dan membangkitkan gelombang kemarahan rakyat terhadap Shah Pahlevi.

Akhirnya, setelah ditahan selama 10 bulan, Imam Khomeini ra dibebaskan pada 18 Farvardin 1343 HS dan dengan kebebasan itu, Imam kembali melanjutkan perjuangannya melawan rezim Shah. Kebangkitan 15 Khordad merupakan titik perubahan dalam sejarah perjuangan bangsa Iran yang dipimpin oleh Imam Khomeini ra.

 

Pembantaian Tiananmen

31 tahun yang lalu, tanggal 4 Juni 1989, ratusan penduduk sipil ditembak mati tentara Cina ketika operasi militer berdarah untuk menangani demonstrasi di Lapangan Tiananmen, Beijing.

Para demonstran yang sebagian besar mahasiswa sudah berada di lapangan selama tujuh minggu. Mereka menolak pindah kecuali ada reformasi demokrasi. Serangan datang setelah pemerintah gagal membujuk para demonstran. Pemerintah China kemudian memperingatkan akan melakukan tindakan apa pun yang dirasa perlu untuk menangani apa yang mereka namakan 'kekacauan sosial'. Walau sudah banyak diprediksi muncul, tingkat kekerasan di lapangan berubah menjadi sebuah kekejaman. Hal itulah yang kemudian dikutuk seluruh dunia.

Di tengah kepanikan dan kebingungan yang melanda, terdengar teriakan para mahasiswa untuk menjatuhkan pemerintah yang fasis dan menghentikan pembunuhan. Di sebuah rumah sakit anak, ruangan dipenuhi korban-korban tembakan. Kebanyakan ialah penduduk setempat yang tidak ikut ambil bagian di dalam demonstrasi.

Sementara itu, muncul laporan yang menceritakan tentara menggeledah kampus-kampus di Beijing untuk mencari ketua-ketua kelompok sembari memukuli dan bahkan membunuh mereka yang diduga terlibat dalam koordinasi demonstrasi tersebut.