Jun 12, 2020 14:30 Asia/Jakarta
  • 12 Juni 2020
    12 Juni 2020

Hari ini, Jumat tanggal 12 Juni 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 20 Syawal 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 23 Khordad 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.

Harun Ar-Rasyid Perintah Tangkap Imam Kazhim as

1262 tahun  yang lalu, tanggal 20 Syawal 179 HQ, Imam Kazhim as ditangkap atas perintah Harun ar-Rasyid.

Harun ar-Rasyid, Khalifah Abbasi yang zalim senantiasa merasa khawatir dengan keberadaan Imam Musa al-Kazhim. Popularitas Imam Kazhim dan pengaruhnya membuat Harun takut hal itu dapat menggerogoti kekuasaannya. Oleh karenanya, Harun ar-Rasyid mengirim utusannya ke Madinah untuk memata-matai gerak-gerik Imam Kazhim as.

Khalifah Harun ar-Rasyid patut mengkhawatirkan pengaruh maknawi Imam Musa al-Kazhim. Karena Ali bin Yaqthin, Perdana Menteri Bani Abbasiah waktu itu merupakan sahabat Imam Musa Kazhim as dan melakukan perintah beliau.

Berita tentang Imam Kazhim as yang disampaikan oleh orang-orang dekatnya membuat kebencian Harun ar-Rasyid semakin memuncak. Pada tahun 179 Hq, Khalifah Harun ar-Rasyid menunaikan ibadah haji dan di sana ia baru memahami betapa masyarakat Muslim begitu menghormati dan mencintai Imam Musa Kazhim as. Menyaksikan kenyataan itu, Harun ar-Rasyid begitu khawatir akan kekuasaannya.

Ketika pergi ke kota Madinah dan menziarahi kuburan Rasulullah Saw, Harun ar-Rasyid memutuskan untuk menangkap dan memenjarakan Imam Kazhim as. Ketika tiba hari penangkapan beliau pada 20 Syawal 179 Hq, Harun ar-Rasyid memerintah agar proses penangkapan Imam Kazhim as dilakukan dengan tidak teratur dan diserahkan dari satu kelompok ke kelompok yang lain agar masyarakat tidak tahu kemana Imam Kazhim di bawa dan oleh siapa yang membawanya. Dengan demikian, perlahan-lahan masyarakat tidak kaget dengan ketiadaan Imam Kazhim di tengah-tengah mereka dan terbiasa dengan kondisi yang ada. Proses ini menunjukkan betapa khawatirnya Bani Abbasiah akan pengaruh Imam Kazhim as

Harun ar-Rasyid berhasil mengasingkan Imam Kazhim as dari Madinah dengan sangat berhati-hati dan selama bertahun-tahun beliau dipindahkan dari satu penjara ke penjara lainnya. Anehnya, Harun ar-Rasyid yang memahami tingginya kepribadian Imam Kazhim as, pasca syahadah beliau memaksa masyarakat Muslim waktu itu agar menerima bahwa Imam Kazhim as meninggal secara alami, bukan karena diracuni.

 

Indira Gandhi Diputuskan Bersalah

45 tahun yang lalu, tanggal 12 Juni 1975, Indira Gandhi, Perdana Menteri India, diputuskan bersalah karena melakukan kecurangan dalam pemilihan umum pada masa kampanye 1971.

Di tengah banyaknya seruan agar ia mundur, Gandhi menolak menyerahkan jabatannya dan berbalik menyatakan negara dalam keadaan darurat ketika berlangsung demonstrasi publik yang mengancam akan menggulingkan pemerintahannya.

Indira Gandhi

Pada saat itu, rakyat India gelisah karena kekurangan makanan, inflasi, dan perselisihan regional. Pemerintahannya mendapat kritik keras karena memberlakukan taktik tangan besi untuk menghadapi masalah-masalah itu.

Sementara itu, tuntutan Partai Sosialis yang menyebutkan ia telah melakukan penipuan pada Pemilu 1971 berkembang menjadi skandal nasional. Akhirnya Pengadilan Tinggi Allahabad memutuskan Indira Gandhi bersalah dan mengucilkannya dari panggung politik selama enam tahun.

Ketika mengumumkan keadaan darurat, ia memenjarakan ribuan lawan politiknya dan membatasi kebebasan individual di negeri itu. Beberapa program kontroversial pun diberlakukannya selama periode tersebut, antara lain sterilisasi laki-laki dan perempuan sebagai alat untuk mengendalikan pertumbuhan populasi.

Imam Khomeini Perintah Dibentuknya Lembaga Revolusi Budaya

40 tahun yang lalu, tanggal 23 Khordad 1359 HS, Imam Khomeini ra perintahkan dibentuknya Lembaga Revolusi Budaya Iran.

Imam Khomeini

Imam Khomeini ra mengeluarkan perintah dibentuknya lembaga Revolusi Budaya untuk menciptakan perubahan besar di universitas-universitas Iran. Di bagian dari pesannya itu, Imam meminta dari anggota lembaga ini untuk menyusun pelbagai jurusan dan garis-garis besar masa depan universitas berdasarkan budaya dan nilai-nilai Islam.

Tujuan asli pembentukan lembaga Revolusi Budaya ini adalah merekonstruksi sistem pendidikan tinggi negara dan menghapus budaya Barat dari wajah universitas Islam.

Sesuai dengan perintah Imam, para anggota lembaga ini terdiri dari para pakar dan dosen dari pelbagai bidang disiplin ilmu. Lembaga Revolusi Budaya ini kemudian berganti nama menjadi Dewan Tinggi Revolusi Budaya dan wewenangnya secara perlahan-lahan menjadi lebih luas, hingga mencakup upaya mengatur urusan budaya masyarakat di pelbagai bidang berdasarkan budaya Islam.