Lintasan Sejarah 16 Juni 2020
Abdurrazaq Shanani Meninggal Dunia
1230 tahun yang lalu, tanggal 24 Syawal 211 HQ, Abdurrazaq Shanani, seorang cendikiawan dan ahli hadis terkenal abad ke-3 Hijriah, meninggal dunia di Yaman.
Abdurrazaq Shanani adalah seorang cendikiawan yang amat konsisten dalam menimba dan menyebarluaskan ilmu. Abdurrazaq Shanani banyak membimbing murid-murid di bidang agama.
Selain itu, dia juga menghapal al-Quran dan menulis buku tafsir al-Quran yang kini masih tersimpan di perpustakaan Mesir. Pada akhir usianya, dia kehilangan pengelihatannya dan akhirnya meninggal dunia pada usia 85 tahun.
Serangan Udara AS ke Jepang Dimulai
76 tahun yang lalu, tanggal 16 Juni 1944, angkatan udara AS mulai menggelar serangan ke sejumlah kota di Jepang.
Kota pertama yang menjadi sasaran serangan angkatan udara AS adalah Fukula yang terletak di wilayah selatan Jepang. Serangan udara ini dimaksudkan untuk menekan Jepang dan memaksa negara itu untuk menyerah.
Serangan bertubi-tubi ke berbagai kota jepang itu menewaskan puluhan ribu rakyat tak berdosa dan menghancurkan pusat-pusat industri, pabrik-pabrik, tanah persawahan, dan berbagai sarana infra struktur Jepang. Serangan udara ini berakhir dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu setelah kota Hiroshima dan Nagasaki menjadi sasaran bom atom AS.
Imam Khomeini Bentuk Lembaga Jihad Pembangunan
41 tahun yang lalu, tanggal 27 Khordad 1358 HS, Imam Khomeini ra memerintahkan dibentuknya Lembaga Jihad Pembangunan.
Jahad Sazandegi (Jihad Pembangunan) dibentuk pada 27 Khordad 1358 HS atas perintah Imam Khomeini ra dan sejak awal kerjanya, lembaga ini mampu merekrut sumber daya manusia yang peduli, muda dan profesional di pelbagai bidang guna menghidupkan dan meremajakan desa-desa di bidang sosial, ekonomi dan budaya.
Ketika dibentuknya lembaga Jihad Pembangunan ini Imam Khomeini berkata, "Sekarang kita memasuki periode pembangunan. Kita menjulukan tangan kita kepada bangsa dan meminta mereka untuk berpartisipasi dalam gerakan ini."
Menyusul dikeluarkan perintah Imam Khomeini ra ini, muncul upaya memobilisasi pelbagai kalangan masyarakat untuk memberantas kemiskinan. Pelayanan yang diberikan oleh lembaga Jihad Pembangunan tidak hanya membangun dan menyejahterakan kawasan terpencil dan miskin selama delapan tahun perang, tapi juga berperan dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Iran.
Lembaga ini juga berperan besar dalam mengembangkan industri pedesaan, pertanian, peternakan, pembangunan bendungan, sumber-sumber alam dan puluhan layanan lainnya. Aktivitas lembaga ini juga tidak terbatas hanya di Iran, tapi juga merambah sejumlah negara di Afrika. Jihad Sazandegi pada tahun 1362 HS berubah menjadi sebuah kementerian dan setelah itu pada tahun 1379 HS digabungkan dengan kementerian pertanian lalu kemudian menjadi kementerian Jahad Keshavarzi (Jihad Pertanian).