Jun 19, 2020 14:46 Asia/Jakarta
  • 19 Juni 2020
    19 Juni 2020

Naisyaburi Meninggal Dunia 1060 tahun yang lalu, tanggal 27 Syawal 381 HQ, Abul Hasan Amiri Naisyaburi, seorang filsuf dan ulama terkemuka Iran, meninggal dunia di Khorasan, sebuah provinsi di timur laut Iran.

Naisyaburi adalah filsuf yang hidup di antara periode dua filsuf besar, yaitu Farabi dan Ibnu Sina. Naisyaburi dikenal sebagai penyambung aliran filsafat kedua filsuf tersebut. Dia berpendapat bahwa filsafat adalah hasil dari akal dan pemikiran.

Menurutnya, akal sama sekali tidak akan pernah bertentangan dengan perintah Tuhan. Selain menguasai bidang filsafat, Naisyaburi juga merupakan seorang ulama akhlak dan agama. Dia banyak melakukan penelitian dalam hal ini dan meninggalkan berbagai karya penulisan. Karya penulisan yang ditinggalkan Naisyaburi antara lain berjudul, "an-Nusukul Aqli" dan "al-Abshar wal Mubshar".

Jenderal Ahmad Yani Lahir

98 tahun yang lalu, tanggal 19 Juni 1922, Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani lahir di Purworejo, Jawa Tengah.

Jenderal  Ahmad Yani adalah seorang pahlawan revolusi dan nasional Indonesia. Beliau dikenal sebagai seorang tentara yang selalu berseberangan dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Ketika menjabat sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat sejak tahun 1962, ia menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani.

Jabatan terakhir sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat(Men/Pangad) sejak tahun 1962.

Kompleks Makam Imam Ridha as

Kelompok Munafik Ledakan Makam Imam Ridha as

27 tahun yang lalu, pada sore hari 30 Khordad 1372 HS yang bertepatan dengan Asyura 1415 HQ terjadi ledakan dari dalam komplek makam suci Imam Ridha as, cicit Rasulullah SAW di Mashad.

Saat itu puncak dari acara peringatan Asyura di sana dan ledakan itu terjadi tepat di dekat kuburan beliau. Akibat ledakan itu, puluhan peziarah dan pecinta Imam Ridha as syahid dan cidera.

Pasca aksi anti kemanusiaan ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pesannya mengatakan, "Kelompok munafikin yang hatinya telah buta menunjukkan bahwa mereka tidak pernah menghormati kemuliaan dan kesuciaan Ahlul Bait. Para musuh munafik yang hatinya sudah keras dengan kejahatan yang mereka lakukan ini menunjukkan bahwa mereka tidak pernah komitmen dengan nilai-nilai kemanusiaan. Permusuhan mereka dengan rakyat mukmin Iran tidak mengenal batasan dan teritorial."