Lintasan Sejarah 6 Juli 2020
-
6 Juli 2020
Hari ini, Senin tanggal 6 Juli 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 14 Dzulqadah Syawal 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 16 Tir 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Ayatullah Dzun-Nuri Lahir
147 tahun yang lalu, tanggal 14 Dzulqadah 1294 HQ, Ayatullah Dzun-Nuri, seorang ulama dan cendikiawan muslim terkemuka asal Tabriz, Iran, terlahir ke dunia.
Sejak kecil, beliau telah mempelajari ilmu-ilmu agama dan sastra Arab dan kemudian beliau melanjutkan pendidikan ke Najaf, Irak.
Setelah meraih derajat mujtahid, beliau kembali ke Iran dan mengabdikan hidupnya di bidang pengajaran dan penulisan buku. Di antara karya-karya yang ditinggalkan oleh Ayatullah Dzun-Nuri adalah buku berjudul “Qadha wa Syahadat” dan “Syarhi bar Urwatul Wutsqa”.
Malawi Merdeka
56 tahun yang lalu, tanggal 6 Juli 1964, Malawi, sebuah negara di Afrika Tenggara, meraih kemerdekaannya dari Inggris.
Penduduk asli Malawi adalah etnis Bantu. Pada tahun 1859, seorang petualang asal Scotlandia, David Livingstone, tiba di danau Nyasa dan sejak itu, Malawi menarik perhatian bangsa-bangsa Eropa untuk dijadikan kawasan perdagangan budak.
Pada tahun 1891, setelah berhasil mengusir Jerman dan Portugis yang juga mengincar Malawi untuk dijadikan jajahan, Inggris mengklaim Malawi sebagai wilayah jajahannya dan menamakan kawasan itu sebagai British Central African Protectorate. Sejak tahun 1907, kawasan itu diberi nama Nyasaland, dan akhirnya, ketika merdeka tahun 1964, barulah nama Malawi digunakan.
Sayid Reza Hosseini, Penyair Ahlul Bait Wafat
34 tahun yang lalu, tanggal 16 Tir 1365 HS Sayid Reza Hosseini, penyair Ahlul Bait meninggal dunia di usia 76 tahun dan dikebumikan di komplek makam suci Sayid Abdolazim, di kota Rey, Tehran.
Ustad Sayid Reza Hosseini yang lebih dikenal dengan sebutan Saadi Zaman, lahir di kota Azerbaijan pada 1289 Hs. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya dari guru-guru waktu itu, beliau kemudian menjadi tokoh ulama muda. Beliau dikenal dengan penguasaannya yang luar biasa atas sastra Persia, Turki dan Arab. Beliau juga punya perhatian yang luar biasa atas ilmu teologi, logika, sejarah, fiqih, tafsir al-Quran, hukum dan irfan.
Sejak awal pendidikannya, potensi kepenyairan Sayid Reza Hosseini telah muncul dan sejak usia 14 tahun beliau telah membaca syair-syairnya. Sekalipun masih muda, para penyair senior Iran telah mengenalnya. Kecintaannya kepada Ahlul Bait membuat kebanyakan syair-syairnya berbicara tentang keutamaan mereka. Pada waktu itu, ketika untuk pertama kalinya beliau mempublikasikan kumpulan puisinya, para ulama dan penyair hebat Iran. Beliau menjadi populer di Azerbaijan.
Sayid Reza Hosseini termasuk penyair berbahasa Turki Azari paling terkenal dan boleh dikata sebagai pembaharu puisi dan sastra kegamaan Azerbaijan. Puisi-puisi telah menciptakan perubahan besar dalam proses penyempurnaan puisi yang memuji keutamaan Ahlul Bait. Dalam menjelaskan ujian yang menimpa ahlul Bait, beliau merujuk kepada sumber-sumber terpercaya, baik di Ahli Sunnah maupun Syiah, tanpa menambah-nambah sesuatu yang tidak ada.
Penyair Sayid Reza Hosseini meninggalkan banyak karya sastra dan puisi seperti Lama'at Huseini, Nojoum Derakshan dan Bahar Bi Khazan.