Sep 02, 2020 09:57 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 2 September 2020
    Lintasan Sejarah 2 September 2020

Mulla Abdullah Shustari Meninggal

421 tahun yang lalu, tanggal 13 Muharram 1021 HQ, Mulla Abdullah Shustari, seorang ulama dan ahli fiqih termasyur di Iran, meninggal dunia.

 

Mulla Abdullah Shustari selama bertahun-tahun menuntut ilmu di Hauzah ilmiah di kota Najaf Irak. Selepas itu, beliau kembali ke Iran dan mengabdikan hidupnya di bidang pengajaran dan pendidikan.

 

Mulla Abdullah Shustari dikenal menjalani kehidupan yang zuhud atau sederhana, dan penuh ketakwaan. Selain itu, beliau amat aktif dalam membantu menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Mulla Abdullah Shustari juga meninggalkan banyak karya penulisan berupa penjelasan atas kitab-kitab terkemuka.

 

Perang Dunia ke-2

 

Perang Dunia II Berakhir

 

75 tahun yang lalu, tanggal 2 September 1945, dengan menyerah tanpa syaratnya Jepang, Perang Dunia Kedua dinyatakan berakhir.

 

Setelah kekalahan susul-menyusul Jepang melawan pasukan Sekutu di perang dan dijatuhkannya bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki oleh AS, akhirnya pasukan Jepang terpaksa menyerah kalah. Kejadian ini terjadi  empat bulan setelah menyerahnya Jerman. Kemudian diadakan perjanjian Postdam yang berisi penyerahan Jepang kepada Sekutu.

 

Berdasarkan perjanjian ini, komandan umum militer Jepang diserahkan kepada Jenderal MacArthur dari AS. Pada tahun 1951, 49 negara dunia mengadakan perjanjian damai dengan Jepang dan setahun kemudian Jepang kembali memegang pemerintahannya sendiri.

 

Profesor Mahmoud Hesabi Meninggal Dunia

 

28 tahun yang lalu, tanggal 12 Shahrivar 1371 HS, Profesor Hesabi meninggal dunia di usia 90 tahun dan dikuburkan di kota Tafresh.

 

Dr Mahmoud Hesabi, putra Abbas Hesabi "Mo'ez al-Sultaneh", lahir di Teheran, 1281 Hs. Pendidikan dasarnya di sekolah Perancis di Beirut bernama "Ferrer", dan lulus sekolah menengah di American College of Beyrut, dan mengambil sarjana mudanya dari sana. Dr Hesabi dikenal sebagai listrik insinyur di Paris Electric High School dan mendapat gelar Ph.D. di bidang Fisika dari Universitas Sorbonne, Perancis. Ia beberapa kali melakukan perjalanan ke Perancis, Inggris dan Amerika.

 

Karya Dr Hesabi adalah: Sensitiveness of photoelectric cells (dalam bahasa Perancis), Our way (dalam bahasa Perancis), Iranian Names (dalam bahasa Persia), "Physical Eyes" untuk siswa fisika, dan beberapa esai tentang Inggris, Perancis dan Amerika di majalah fisika, tentang struktur elemen dasar dari atom.

 

Ia adalah anggota dari Dewan Lembaga Atom Chicago. Ia belajar Quran dari ibunya sebelum usia 7 dan kemudian buku puisi Hafez dan Gulistan dan Bustan milik Sa'di.

 

Dia adalah seorang mahasiswa yang sukses. Selama belajar nya di universitas ia mendapat 8 derajat (BA, MA, dan Ph.D.) literatur, insinyur sipil, kedokteran, matematika, astronomi, biologi, insinyur listrik, insinyur tambang dan fisika Ph.D. dengan tingkat pertama, hanya selama tujuh tahun.[]