Nov 19, 2020 16:30 Asia/Jakarta
  • perkembangan iptek di Iran
    perkembangan iptek di Iran

Penghargaan Breakthrough Prize in Mathematics mulai tahun 2021 akan memberikan penghargaan "Maryam Mirzakhani New Frontiers Prize" dengan hadiah 50.000 dolar untuk para matematikawan perempuan yang berhasil mendapatkan gelar Phd dalam dua tahun terakhir sebelum penganugerahan penghargaan.

Kepala komite seleksi Breakthrough Prize mengatakan, kami berharap hadiah New Frontiers Maryam Mirzakhani dapat memberikan motivasi kepada para perempuan muda untuk aktif di bidang matematika. Penghargaan kepada para perempuan motivator di bidang matematika merupakan penghormatan tinggi untuk Maryam Mirzakhani, matematikawan terkemuka asal Iran.
 
Maryam Mirzakhani adalah perempuan pertama yang berhasil meraih penghargaan Fields Medal yang merupakan penghargaan paling bergengsi di bidang matematika pada tahun 2014. Fields Medal diberikan setiap 4 tahun sekali dalam kongres matematika internasional kepada para matematikawan muda di bawah 40 tahun yang dianggap meraih capaian-capaian luar biasa di bidang ilmu ini.
 
The Breakthrough Prize pertama kali dibentuk oleh sejumlah tokoh terkemuka termasuk Sergey Brin, pendiri Google, pada tahun 2013, dan memberikan hadiah senilai 3 juta dolar, juga hadiah untuk para peneliti pemula dalam bentuk penghargaan New Horizons in Mathematics Prize sebesar 100.000 dolar.
 
Maryam Mirzakhani

 

Hamid Reza Pourghasemi adalah satu-satunya dosen Iran, dan satu dari lima ilmuwan terbaik di bawah 40 tahun yang terpilih dalam The World Academy of Sciences, Central and South Asia Regional Partner (TWAS-CASAREP) pada tahun 2019. Dosen Iran ini sekarang sibuk mengajar, dan meneliti di bidang teknik sumber daya alam, dan lingkungan hidup di Fakultas Pertanian, Universitas Shiraz, Iran.
 
TWAS dibentuk pada tahun 1983 di Trieste, Italia dengan maksud untuk mendorong kemajuan sains di negara-negara berkembang oleh sekelompok ilmuwan terkemuka dunia, dan sebagai penghargaan untuk Profesor Abdulsalam, salah seorang penerima hadiah Nobel dari Pakistan.
 
Saat ini TWAS sudah memiliki 1.116 anggota yang tersebar di 90 negara dunia, 73 di antaranya berada di negara-negara berkembang. Anggota TWAS adalah para ilmuwan di bawah 40 tahun, dan dipilih berdasarkan aktivitas penelitiannya.
 
Setelah penjurian pertama, 10 ilmuwan muda dipilih, kemudian komite juri TWAS memilih lima orang dari 10 ilmuwan tersebut, dan memberikan dukungan untuk penelitiannya selama 5 tahun.
 
Poin yang perlu diperhatikan adalah, para peneliti terbaik dalam 10 tim sains saling bersaing, dan mereka masing-masing memiliki keahlian di berbagai bidang mulai dari pertanian, kimia, matematika, fisika, ekonomi, kedokteran, biologi molekuler dan seluler, sistem biologis, ilmu teknik, geologi, dan astronomi.
 
Sebelum ini, Bahram Hemmatinejad, dosen di Universitas Shiraz juga mendapat penghargaan TWAS. Di antara anggota TWAS dari Iran adalah Profesor Afsaneh Safavi, Profesor Karamatollah Izadpanah, dan Profesor Habib Firoozabadi, yang semuanya merupakan dosen Universitas Shiraz.
 
Hamidreza Pourghasemi

 

Tim teknik industri, dan sistem dari Universitas Teknologi Isfahan, Iran berhasil meraih juara pertama dalam perlombaan internasional penyelesaian masalah di bidang transportasi rel, RAS INFORMS 2019.
 
Para pemenang perlombaan internaional ini diumumkan dalam pertemuan tahunan The Institute for Operations Research and the Management Sciences, INFORMS yang termasuk lembaga riset operasi paling kredibel di dunia, dan setiap tahun tujuh ribu orang peneliti, dan perusahaan besar di bidang industri, dan jasa terbaik dari seluruh dunia bersaing dalam perlombaan ini.
 
Selain itu, pada INFORMS RAS Poster Session & Competition 2019, setelah 15 poster dinyatakan masuk final, tim Fakultas Teknik Industri, dan Sistem, Universitas Teknologi Isfahan, berhasil meraih juara pertama.
 
Kompetisi internasional penyelesaian masalah di bidang transportasi rel RAS INFORMS diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2010, dan ini adalah pertama kalinya sebuah tim dari universitas Iran berhasil meraih juara pertama dalam perlombaan ini.
 
tim Universitas Teknologi Isfahan

 

Para peneliti dari sebuah perusahaan berbasis sains Iran sedang berusaha memproduksi nanovitamin yang memiliki kemampuan lebih besar untuk diserap tubuh, dan lebih kuat, dengan menggunakan teknologi nano. Menurut perwakilan bidang riset, dan pengembangan perusahaan ini, vitamin terbagi menjadi dua bagian.
 
Sebagian vitamin bisa larut dalam lemak, dan sebagian lainnya larut dalam air. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, kemampuannya untuk diserap tubuh lebih rendah.
 
Banyak orang kekurangan Vitamin D karena jenis vitamin ini sulit diserap tubuh. Maka dari itu, para peneliti sedang berusaha menciptakan vitamin-vitamin yang memiliki kemampuan diserap tubuh yang tinggi. Kelompok vitamin ini bersama Omega 3, 6, dan 9 dibuat lebih tahan di air dengan menggunakan teknologi nano sehingga memberikan dampak lebih besar pada tubuh.
 
Para peneliti mengatakan, beberapa vitamin harus diserap tubuh setiap hari dalam jumlah besar. Vitamin-vitamin yang sudah diperkuat oleh teknologi nano ini dapat diserap dengan baik oleh tubuh, dan membuat seseorang tercukupi kebutuhan vitaminnya.
 
Di perusahaan ini vitamin-vitamin tadi bisa ditambahkan pada Vitamin C dan B yang dilengkapi elektrolit sehingga mampu memenuhi kebutuhan vitamin, elektrolit (ion) dan nutrisi tubuh secara sempurna. Menurut para peneliti, teknologi produksi jenis vitamin ini berhasil dicapai, dan seluruh uji coba terkait dengan tes vitamin ini di laboratorium berhasil dilakukan.
 
Maka dari itu para peneliti itu bisa menjual ilmu teknik produksi vitamin ini. Selain itu mereka sedang berusaha menjual ilmu ini ke Turki, dan Cina. Vitamin-vitamin tersebut tidak teroksidasi, dan sangat mudah diserap tubuh.
 
vitamin

 

Di arena internasional, kajian baru yang dilakukan para peneliti Prancis menunjukkan tidak ada bukti bahwa keberadaan air di planet-planet dengan jarak yang jauh, menjadi faktor determinan adanya kehidupan di planet tersebut. Para peneliti mengatakan, selain keberadaan air, untuk membuktikan adanya kehidupan di sebuah planet diperlukan prasyarat lain, keberadaan air adalah syarat yang diperlukan, tapi tidak cukup.
 
Sejumlah penelitian sebelumnya menimbulkan dugaan bahwa mikroorganisme dalam bentuk nano di plamet-planet yang jauh, mengandung air. Akan tetapi penelitian-penelitian baru meragukan kebenaran penemuan ini, dan para peneliti mengatakan mungkin saja beberapa dampak natural atau kelemahan dalam teknologi pencitraan membuat para ilmuwan melakukan kesalahan dalam hal ini.
 
Akan tetapi penemuan-penemuan baru ini bukan berarti bahwa kehidupan tidak mungkin ada di planet lain, dan ini hanya bermakna urgensi perhatian serius, dan kehati-hatian dalam mengambil kesimpulan dari apa yang dibayangkan terkait kehidupan di belahan jagad lain.
 
Selain itu poin ini harus diperhatikan bahwa mungkin saja ada kehidupan di planet lain namun kita tidak mampu melihatnya. Sebagai contoh, mungkin saja terdapat spesies hidup yang bergantung pada gas karbon di lokasi tak dikenal di dunia.
 
tes darah

 

Para peneliti di Universitas Nottingham, Inggris menemukan tes darah yang bisa menunjukkan keberadaan kanker payudara lima tahun lebih cepat dari gejala-gejala klinis, dengan melacak antibodi yang diproduksi untuk melawan antigen tumor kanker.
 
Para peneliti berusaha menemukan metode uji coba yang mengenali reaksi sistem imun tubuh terhadap zat yang diproduksi oleh sel-sel tumor. Sel-sel kanker membentuk sebuah protein bernama antigen yang menyebabkan badan secara otomatis membentuk antibodi untuk melawannya.
 
Para peneliti menyadari bahwa antigen yang terkait dengan kanker adalah penanda atau marker yang kredibel untuk melacak kanker. Mereka menemukan panel-panel tumor terkait dengan antigen yang berhubungan dengan kanker payudara.
 
Tujuan para peneliti adalah memperjelas apakah dalam sampel darah yang diperoleh dari pasien, antibodi secara otomatis muncul untuk melawan antigen atau tidak. Menurut para peneliti, keberadaan antibodi dalam melawan antigen terkait dengan tumor kanker bisa melacak keberadaan kanker dalam tubuh pasien lima tahun lebih cepat dari munculnya gejala-gejala klinis.
 
Pada penelitian awal yang dilakukan di Fakultas Kedokteran, Universitas Nottingham, sampel darah dari 90 pasien penderita kanker payudara dikumpulkan. Para peneliti membandingkan sampel darah kelompok kontrol yang mencakup 90 pasien sehat.
 
Detail penelitian uji coba pada manusia dan sel ini ditampilkan dalam konferensi nasional riset kanker di Glasgow, Skotlandia.
 
Hasil uji coba menunjukkan bahwa kanker payudara memiliki sejumlah antibodi yang melawan panel-panel tumor mengandung antigen. Kenyataannya, para peneliti mampu mengenali secara akurat kanker, dengan mengidentifikasi antibodi-antibodi ini dalam darah.[]

Tags