Jan 11, 2021 16:44 Asia/Jakarta

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pidato menyinggung rasisme dan pelanggaran sistematis terhadap Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat dan mengatakan, "nilai-nilai" AS saat ini dicemooh dan diolok-olok.

"Skandal pemilu, hak asasi manusia dengan korban orang kulit hitam setiap beberapa hari di negara ini, terbongkarnya esensi dari nilai-nilai yang diklaim AS selama ini yang menjadi celaan dunia, bahkan oleh mitranya sendiri; ekonomi yang lumpuh, dan puluhan juta pengangguran, kelaparan, dan tunawisma; mencerminkan keadaan buruk AS sebagai hal yang tidak aneh, tetapi justru anehnya sebagian orang masih saja menjadikan AS sebagai kiblatnya," kata Ayatullah Khamenei, Jumat (8/1/2021) dalam pidatonya memperingati kebangkitan rakyat Qom, 9 Januari 1978, yang disisarkan langsung televisi Iran.

Rahbar juga menyinggung upaya AS mengganggu keamanan Iran dan kawasan. Dia menegaskan, Amerika menganggap kepentingannya terjamin jika kondisi kawasan kacau seperti sekarang, kecuali jika seluruh kawasan berhasil ia kuasai.

Ayatullah Khamenei menuturkan, masalah yang selalu diulang-ulang dalam konfrontasi Iran dengan kubu imperialis adalah sanksi, pengaruh regional Iran, dan kemampuan pertahanan serta rudal negara ini.

"Kubu Barat dan musuh kami berkewajiban untuk mengakhiri gerakan pengkhianatan, keji dan permusuhan besar serta tidak jelas terhadap rakyat Iran ini yaitu sanksi," ujarnya.

Rahbar menyebut keputusan Parlemen dan pemerintah Iran untuk menggagalkan sanksi dengan mencabut komitmen kesepakatan nuklir JCPOA sudah benar dan sepenuhnya rasional serta bisa diterima.

"Kita sama sekali tidak menekan dan tergesa-gesa soal kembalinya Amerika ke JCPOA, yang terpenting adalah pencabutan semua sanksi atas Iran, jika Amerika kembali berunding tapi sanksi tidak dicabut, mungkin perundingan tidak perlu atau bahkan akan merugikan Iran," tuturnya.

Ayatullah Khamenei menambahkan, sekarang sejumlah orang mengira jika kita berdamai dengan Amerika, dan berteman dengannya, Iran akan menjadi surga, tidak, lihatlah negara-negara yang menjadi korban sedekah Amerika, bagaimana nasib mereka.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, ini alasan mengapa sebagian orang bertanya apa beda Amerika dengan negara Eropa yang itu, karena telah hidup nyaman selama bertahun-tahun di negara ini, mereka selalu berpikir untuk kembali ke masa itu. Beberapa negara pengkhianat di kawasan juga ikut membantunya.

Rahbar menuturkan, Amerika menganggap kepentingannya bisa terjamin jika kawasan kacau. Kecuali ketika ia sudah menguasai kawasan secara penuh. Sebelum itu, kepentingan Amerika tergantung pada instabilitas kawasan.

Sebelumnya, salah seorang pakar Amerika yang sangat terkenal, terang-terangan mengatakan bahwa Amerika tidak menginginkan stabilitas di Iran, Irak, Suriah dan Lebanon, dan menginginkan negara-negara ini tidak stabil. (RA)