Lintasan Sejarah 13 April 2021
Muhammad Syahrastani Wafat
888 tahun yang lalu, tanggal 30 Syaban 554 HQ, Muhammad bin Abdul Karim Syahrastani, faqih dan ulama terkenal abad ke-6 hijriah meninggal dunia.
Muhammad Syahrastani lahir pada tahun 467 HQ dan mempelajari ilmu fiqih, teologi dan hadis dari Abu Nashr Qusyairi dan sejumlah ulama lainnya.
Pada tahun 510 HQ, Muhammad Syahrastani pergi ke kota Baghdad dan mengajar ilmu-ilmu agama di sana. Beliau juga dikenal dengan kemampuannya berpidato dan tempat mengajarnya senantiasa dipenuhi oleh murid. Beliau juga memiliki kemampuan hapalan yang luar biasa dan diakui sebagai pemikir hebat di bidang filsafat.
Beliau meninggalkan sejumlah karya tulis seperti al-Mabda wa al-Ma'ad, al-Manahij wa al-Bayan, dan al-Milal wa al-Nijal. Bukunya al-Milal wa al-Nihal berkali-kali diterbitkan dalam pelbagai bahasa dunia yang memuat ringkasan keyakinan para filsuf dan mazhab-mazhab Islam.
Mulla Sadra Lahir
462 tahun yang lalu, tanggal 24 Farvardin yang bertetapan dengan tanggal 9 Jumadil Awal 980 HQ, Mohammad Ibrahim Qivami Shirazi atau yang lebih dikenal dengan Mulla Sadra atau Sadr al-Mutaallihin terlahir ke dunia.
Di masa mudanya, Mulla Sadra mengenal Sheikh Baha'i yang memberikan fondasi keilmuan dan akhlaknya dan penyempurnaannya di tangan gurunya yang lain Mirdamad. Mulla Sadra memiliki banyak muridnya di antaranya Mulla Hadi Sabzavari dan Mulla Mohsen Feiz Kashani.
Mulla Sadra dikenal sebagai filsuf yang hidupnya berpindah-pindah. Pemikirannya dianggap melawan arus pemikiran yang ada. Hal ini membuat ia harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Akhirnya Mulla Sadra memilih menyepi di sebuah desa kecil bernama Kahak, sebuah desa di Qom.
Setelah kembali ke kota Shiraz, Mulla Sadra mulai dikenal dan banyak penuntut ilmu filsafat mulai mengelilinginya untuk mendapat semburan cahaya makrifatnya. Mulla Sadra dalam kata pengantar bukunya Asfar Arba'ah menulis, secara perlahan-lahan aku belajar dan seperti air terjun aku tiba. Aku bak laut penuh gelombang dihadapan para pencari ilmu.
Mulla Sadra menulis banyak karya ilmiah. Selama hidupnya Mulla Sadra telah melakukan ibadah haji dengan jalan kaki selama 7 kali dan pada perjalanan yang ketujuh ia meninggal dunia di Basrah.
Perang Saudara di Lebanon Dimulai
46 tahun yang lalu, tanggal 13 April tahun 1975, perang saudara di Lebanon meletus dengan adanya serangan kelompok ekstrim Kristen Phalangist terhadap sebuah bis yang mengangkut warga Palestina dan menewaskan 30 orang di antaranya.
Akibat serangan ini, kaum Muslim dan Nasionalis Lebanon bangkit melawan kelompok Phalangist.
Beberapa waktu kemudian, menyusul serangan yang dilakukan kelompok ini terhadap kamp pengungsian Palestina di Libanon, warga Palestina pun ikut terjun dalam perang tersebut. Perang saudara ini sesungguhnya diprovokasi oleh rezim Zionis dengan tujuan agar kaum muslim Lebanon dan warga Palestina teralihkan perhatiannya dari rezim Zionis.
Perang saudara di Lebanon berakhir tahun 1999 dengan ditandatanganinya perjanjian Thaif oleh pihak-pihak yang berseteru.