May 17, 2021 10:31 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 17 Mei 2021

Muslim bin Aqil Memasuki Kota Kufah

1382 tahun yang lalu, tanggal 5 Syawal 60 HQ, Muslim bin Aqil, sepupu Imam Husein, masuk ke kota Kufah dengan tujuan untuk menerima baiat atau janji setia dari rakyat kota itu kepada Imam Husein as, cucu Rasulullah Saw.

 

Sebelumnya, rakyat Kufah mengirimkan ribuan surat kepada Imam Husain di Madinah untuk meminta agar beliau datang ke Kufah dan memimpin revolusi menentang pemerintahan Bani Umayah yang despotik.

 

Pada awal kedatangan Muslim bin Aqil, 18 ribu penduduk kota itu menyampaikan janji setia mereka kepada Imam Husein dan Muslim pun mengirimkan kabar kepada Imem Husain bawah rakyat Kufah telah siap mendukung beliau. Namun, tak lama kemudian, atas represi kejam dari pemerintahan Bani Umayah, rakyat Kufah mundur dan berbalik menentang Imam Husein, bahkan bergabung dengan pasukan Ibnu Ziyad yang membantai Imam Husain as di Padang Karbala.

 

Ikatan Penerbit Indonesia Didirikan

 

71 tahun yang lalu, tanggal 17 Mei 1950, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) didirikan di Jakarta atas prakarsa dan kesepakatan beberapa penerbit Indonesia.

 

Selain didorong semangat untuk menggantikan posisi penerbit asing, khususnya Belanda, yang masih memonopoli kegiatan penerbitan buku di Tanah Air, lahirnya IKAPI juga dijiwai hasrat yang besar untuk membantu pemerintah dalam membangun masyarakat Indonesia yang cerdas.

 

Jika pada waktu lahirnya IKAPI hanya beranggotakan 13 penerbit, maka jumlah anggota IKAPI kini mencapai kurang lebih 650 penerbit yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam perjalanan sejarahnya, IKAPI tetap eksis sebagai satu-satunya organisasi penerbit buku, yang mampu memperjuangkan dan melayani berbagai kepentingan para anggotanya.

 

Pusat kegiatan IKAPI berkedudukan di Jakarta, sedangkan cabang-cabang dan perwakilan organisasi ini berkedudukan di ibu kota tiap-tiap propinsi. IKAPI kini memiliki 7 (tujuh) kantor cabang, masing-masing DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, serta 3 (tiga) kantor perwakilan masing-masing Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Selatan, serta Bali.

 

Imam Khomeini ra Tinggal di Jamaran, Tehran

 

41 tahun yang lalu, tanggal 27 Ordibehesht 1359 HS, Imam Khomeini tinggal di Jamaran, Tehran.

 

Imam Khomeini ra setelah kemenangan Revolusi Islam Iran dan dimulainya akfititas kerja pemerintahan sementara, pada 10 Isfand 1357 HS beliau pindah dari Tehran ke Qom. Beliau tinggal di sana hingga diketahui menderita penyakit jantung pada 2 Bahman 1358 HS.

 

Setelah dirawat selama 39 hari di Rumah Sakit Jantung Tehran, untuk beberapa waktu beliau tinggal di kawasan Darban, Tehran. Setelah itu pada tanggal 27 Ordibehesht 1359 HS beliau pindah ke sebuah rumah sederhana di kawasan Jamaran. Beliau tinggal di rumah itu sampai ajal menjemputnya.