Isu Palestina dan Hari Quds Internasional dari Perspektif Akademisi Indonesia
Hari Quds Internasional yang jatuh pada hari Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan hingga kini terus diperingati dan menjadi salah satu momentum penting solidaritas dunia terhadap perjuangan Palestina.
Berbagai kalangan termasuk para akademisi di Tanah Air menyoroti urgensi peringatan Hari Quds Internasional.
Yusli Effendi, dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang menyampaikan pandangannya mengenai perkembangan terbaru di Palestina, terutama aksi kekerasan tentara Israel terhadap orang-orang Palestina di Masjid Al Aqsa, yang terburuk pada 22 April 2022, dengan korban ratusan orang Palestina terluka.
Dosen UB ini secara kritis menyoroti sikap berbeda masyarakat internasional dalam menyikapi kekerasan tentara Israel terhadap Palestina yang kurang mendapat perhatian dalam headline berita, yang berbeda dengan perang Ukraina.
"Ketika menyoroti perang yang terjadi di wilayah mereka, perang di Ukraina, mereka begitu tajam mengkritik dan berusaha mencarikan solusi untuk penyelesaian perang ini. Bahkan, termasuk dalam hal-hal yang di luar politik, seperti sepak bola. Tapi hal ini berbeda dengan kekerasan di Palestina, termasuk yang terjadi di komplek Masjid al Aqsa apada 22 April lalu. Mereka menunjukkan standar ganda, seolah-olah itu hal kecil," ujar Yusli dalam petikan komentarnya mengenai dinamika Palestina kepada wartawan Parstoday Indonesia.
Intelektual muda NU kota Malang juga mempertanyakan keseriusan PBB dalam menanggapi perkembangan isu Palestina.
"Pernyataan yang dikeluarkan baru setingkat kepala komisi tinggi HAM PBB yang meminta Israel menghentikan serangan di Masjid Al Aqsa, dan itu menjadi bentuk keperdulian dari lembaga ini," paparnya.
"Sekjen PBB Antonio Guterres mengontak PM Israel dan Presiden Otorita Palestina supaya menurunkan tensi ketegangan," tegas Yusli.
Ia juga menilai Liga Arab agak terlambat dalam menyikapi dinamika isu Palestina dengan menggelar pertemuan tingkat menteri luar negeri di Yordania, dan hasilnya pun bersifat normatif dengan berisi himbauan supaya Israel menghormati status quo Masjid Al Aqsa sebagai tempat suci umat Islam.
Yusli memandang sikap cukup jelas ditunjukkan pemerintah Indonesia yang mengecam kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Sikap tegas masyarakat Indonesia melalui berbagai ormasnya menunjukkan dukungan terhadap perjuangan Palestina.
Di penghujung statemennya, dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang ini menelisik peran kontributif Iran dalam mendukung Palestina, temasuk inisiatifnya mengusung Hari Quds Internasional yang kini tidak hanya diperingati di Iran saja, tapi juga di berbagai negara dunia.(PH)