Babak Baru Kerja Sama Ekonomi ASEAN-Cina Berdasarkan Perjanjian Baru
-
KTT ASEAN di Kuala Lumpur
Pars Today - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan hari Minggu (26/10/2025) pada KTT ke-47 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), penandatanganan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Cina Versi 3.0, yang dijadwalkan berlangsung pada hari Selasa, akan mengawali babak baru dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua pihak di Asia dan membuka jalan bagi pertumbuhan berkelanjutan dan kohesi regional yang lebih kuat.
Menyebut bahwa perjanjian baru antara ASEAN dan Cina ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan versi sebelumnya, yang telah memainkan peran penting dalam pertumbuhan perdagangan regional selama dua dekade terakhir, Anwar Ibrahim menambahkan, "Perjanjian baru ini bukan hanya akan memperkuat hubungan perdagangan, tetapi juga menciptakan platform yang diperlukan untuk meningkatkan rantai pasokan, pengembangan digital, dan investasi inovatif."
Mengacu pada implementasi perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), Perdana Menteri Malaysia mencatat bahwa kedua perjanjian itu saling melengkapi dan implementasi penuhnya dapat membuat ekonomi regional lebih tangguh terhadap fluktuasi global dan ketegangan geoekonomi.
PM Malaysia menekankan bahwa negara-negara Asia harus mengambil jalur kerja sama dan sinergi ekonomi, alih-alih persaingan, dalam menghadapi kondisi global yang penuh tantangan.
Anwar Ibrahim menilai peran Cina dalam pembangunan ekonomi ASEAN sangat menentukan, dan menambahkan "Hubungan ekonomi antara Cina dan negara-negara Asia Tenggara telah melampaui perdagangan tradisional dan kini mencakup investasi teknologi, transfer pengetahuan, dan kerja sama hijau."
PM Malaysia berharap perjanjian 3.0 dapat menciptakan peluang baru bagi usaha kecil dan menengah di kawasan dan mencegah ketimpangan pembangunan di antara para anggotanya.
Pernyataan ini disampaikan ketika Presiden AS Donald Trump berkunjung ke Kuala Lumpur untuk membahas cara-cara memperkuat kerja sama ekonomi Washington dengan negara-negara di kawasan guna melawan pengaruh ekonomi Cina yang semakin meluas di Asia Tenggara.
Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Cina 3.0 juga difinalisasi di saat dunia sedang menghadapi tantangan geopolitik dan rekonfigurasi rantai pasokan.
Menurut para ahli, perjanjian ini dapat memberikan model baru integrasi ekonomi Selatan-Selatan dan memperkuat posisi Asia Tenggara dan Cina sebagai poros