Peringatan UNICEF tentang Krisis Air dan Pangan di Gaza
https://parstoday.ir/id/news/daily_news-i179584-peringatan_unicef_tentang_krisis_air_dan_pangan_di_gaza
Pars Today - UNICEF memperingatkan tentang memburuknya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, dengan menyatakan bahwa lebih dari satu juta anak masih menghadapi kekurangan parah air bersih dan makanan.
(last modified 2025-11-04T09:42:47+00:00 )
Nov 04, 2025 16:38 Asia/Jakarta
  • Anak Gaza
    Anak Gaza

Pars Today - UNICEF memperingatkan tentang memburuknya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, dengan menyatakan bahwa lebih dari satu juta anak masih menghadapi kekurangan parah air bersih dan makanan.

Menurut laporan IRIB, Tess Ingram, Juru Bicara Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), menyatakan bahwa gencatan senjata memang merupakan kabar baik, tapi belum cukup untuk mengakhiri kelaparan dan memastikan akses keluarga terhadap air minum yang aman.

Ingram menyoroti kerusakan parah pada infrastruktur air dan layanan kesehatan, dan menegaskan bahwa keluarga-keluarga di Gaza setiap hari berjuang untuk bertahan hidup di tengah kehancuran rumah sakit serta kekurangan bantuan dasar.

UNICEF menambahkan bahwa meskipun jumlah bantuan yang masuk ke Gaza sedikit meningkat sejak dimulainya gencatan senjata, volume bantuan itu masih jauh di bawah tingkat sebelum perang dan tidak mampu menjawab kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar.

Bantuan Kemanusiaan Masih Tidak Memadai

Dalam laporannya, UNICEF menyebut bahwa ribuan anak di Gaza masih tidur dalam keadaan lapar atau menderita tanpa perawatan medis yang memadai, akibat kekurangan dokter, obat-obatan, dan peralatan medis.

Sementara itu, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) terus berupaya memperluas ruang belajar di pusat-pusat pengungsian di Gaza, sebagai bagian dari rencana untuk memulihkan proses pendidikan secara bertahap setelah perang.

Upaya Pemulihan Pendidikan di Tengah Kehancuran

Menurut UNRWA, sejak Agustus 2024, sekitar 8.000 guru telah berusaha melanjutkan kegiatan belajar-mengajar meski banyak sekolah dan infrastruktur pendidikan hancur. Hingga kini, 485 ruang belajar sementara telah didirikan di 67 pusat pengungsian, dan jumlahnya terus bertambah untuk memastikan pendidikan bagi anak-anak yang kehilangan tempat tinggal.

Selain itu, program pendidikan jarak jauh telah diaktifkan untuk lebih dari 300.000 siswa di berbagai wilayah Jalur Gaza.

UNRWA juga menegaskan bahwa sejumlah kecil sekolah yang masih layak digunakan kini menampung ratusan ribu pengungsi, sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menjadi sangat sulit.

Harapan di Tengah Pengepungan dan Kehancuran

Terlepas dari kesulitan luar biasa tersebut, rakyat Palestina terus berjuang menjaga harapan terhadap pendidikan, dengan mendirikan kelas-kelas sementara di tenda-tenda dan melaksanakan inisiatif sukarela guna menghidupkan kembali semangat belajar di tengah blokade dan kehancuran.

UNICEF dan UNRWA sama-sama menegaskan perlunya akses kemanusiaan penuh dan berkelanjutan ke Jalur Gaza, agar anak-anak dapat memperoleh hak dasar mereka untuk hidup, belajar, dan tumbuh dengan martabat di tengah krisis yang belum berakhir.(sl)