Maduro Mengultimatum Amerika
-
Presiden Venezuela Nicolas Maduro
Pars Today - Dalam tanggapan tegas terhadap pengerahan kapal induk terbesar AS di lepas pantai negaranyau, Presiden Venezuela memperingatkan bahwa setiap aksi militer atau kudeta yang didukung oleh Washington akan ditanggapi dengan pemogokan kebangkitan umum oleh kelas pekerja.
Menurut laporan IRIB dari Caracas, di tengah eskalasi ketegangan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di Laut Karibia, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengungkap senjata asimetrisnya untuk melawan ancaman AS.
Maduró mengumumkan dalam pertemuan pimpinan Partai Sosialis Bersatu Venezuela (PSUV), "Jika imperialisme ingin melakukan kudeta atau menyebabkan kerusakan, sejak saat itu akan dikeluarkan perintah untuk mobilisasi dan operasi tempur bagi seluruh rakyat dan kelas pekerja Venezuela akan melancarkan pemogokan kebangkitan umum."
Presiden Venezuela memperingatkan musuh-musuh dalam dan luar negeri, mengingat peristiwa 13 dan 14 April 2002, ketika Hugo Chavez kembali berkuasa dalam kebangkitan rakyat setelah kudeta singkat.
Merujuk pada hari-hari bersejarah itu, Maduro berkata, "Tidak akan ada satu jarum pun yang bergerak di negara ini sampai 13 April berikutnya tiba."
Ia kemudian menambahkan dengan nada mengancam, "Mereka yang perlu mengerti, mengertilah."
Komentar ini muncul di tengah meningkatnya kehadiran militer Amerika Serikat di dekat Venezuela dengan mengerahkan armada penyerang besar-besaran, termasuk kapal induk terbesar di dunia, dengan dalih "memerangi perdagangan narkoba", sebuah langkah yang dianggap Caracas sebagai "ancaman langsung" terhadap kedaulatannya.
Mengabaikan unjuk kekuatan militer ini, Maduro mengatakan, "Apa peduli kami dengan apa yang dikatakan kekaisaran Amerika Utara, presidennya, atau kongresnya? Kami di Venezuela dan Amerika Selatan telah memutuskan untuk bebas. Biarkan mereka berkata dan berdebat sesuka hati."
Presiden Venezuela menekankan bahwa tidak ada negara asing yang "dapat memaksakan kehendaknya pada negara-negara berdaulat" dan bahwa gerakan buruh "sepenuhnya siap untuk membela revolusi".(sl)