Jun 13, 2024 12:07 Asia/Jakarta
  • serangan Hizbullah Lebanon
    serangan Hizbullah Lebanon

Serangan terbesar yang dilakukan Hizbullah di Lebanon sejak 7 Oktober lalu sejauh ini menyebabkan peringatan alarm di lebih dari 60 pemukiman Zionis di utara Palestina yang diduduki.

Gerakan Hizbullah Lebanon telah mengumumkan bahwa serangan hari ini merupakan serangan terkuat gerakan ini sejak berakhirnya Perang Lebanon Kedua pada musim panas 2006.

Sebelumnya, gerakan Hizbullah Lebanon mengumumkan syahidnya 4 pejuangnya, termasuk seorang komandan militer, dalam serangan rezim Zionis di kota Jwaya di Lebanon selatan, dan mengumumkan bahwa Talib Sami Abdallah, julukan Haj Abu Thalib, adalah salah satu komandan gerakan ini, yang berasal dari kota Adshit di Lebanon selatan, gugur syahid dalam serangan ini.

Surat kabar Zionis Haaretz melaporkan bahwa 200 roket ditembakkan dari selatan Lebanon menuju pemukiman Zionis di utara Palestina yang diduduki.

Front internal Israel mengumumkan bahwa setelah serangan roket besar dan belum pernah terjadi sebelumnya oleh Hizbullah Lebanon, kebakaran besar terjadi di wilayah yang luas di utara Wilayah Pendudukan.

Tembakan berbagai roket ke Israel dari Lebanon

Situs Zionis Ynet, mengutip sumber-sumber militer Israel, menunjukkan bahwa 11 kelompok organisasi pemadam kebakaran Zionis bersama dengan beberapa pesawat berusaha memadamkan api yang disebabkan oleh serangan roket dan drone di utara Palestina yang diduduki.

Organisasi radio dan televisi resmi rezim Zionis (KAN) dengan mengutip sumber-sumber informasi melaorkan, bahwa rezim ini telah menghubungi Amerika Serikat untuk melawan serangan roket dan drone dari gerakan Hizbullah.

Amichai Stein, analis masalah militer televisi Kan menyatakan bahwa "untuk berpura-pura bahwa Amerika Serikat berada di pihak Israel dalam konflik yang terjadi di Lebanon saat ini, rezim Israel telah meminta bantuan negara tersebut untuk menghentikan Hizbullah memulai operasi militer".

Dalam beberapa bulan terakhir, menyusul kejahatan mengerikan yang dilakukan rezim Zionis di Jalur Gaza dan genosida warga Palestina di wilayah ini, Hizbullah Lebanon telah menargetkan berbagai posisi militer rezim ini di utara Wilayah Pendudukan, sebuah hal yang telah menjadi perhatian publik dan menimbulkan ketakutan di kalangan pemukim Zionis di daerah tersebut.

Sejauh ini, puluhan ribu Zionis telah meninggalkan permukiman di dekat perbatasan Lebanon karena takut akan serangan perlawanan.

Berdasarkan bukti, bentrokan perbatasan antara Hizbullah dan rezim Zionis semakin intensif dalam sebulan terakhir, ketika rezim tersebut memulai serangannya ke Rafah.

Selama periode ini, Hizbullah mengintensifkan serangannya terhadap Zionis, menargetkan wilayah terdalam Zionis dan menggunakan senjata baru dan lebih canggih.

Terlepas dari banyaknya tantangan yang dihadapi rezim Zionis di wilayah utara Palestina yang diduduki, drone Hizbullah telah menjadi mimpi buruk terbesar rezim tersebut dalam beberapa bulan terakhir, dan rezim penjajah menganggapnya sebagai tantangan yang tidak dapat diselesaikan dan telah menghancurkan “superioritas udara” Israel.

Penembakan berulang kali drone tentara Zionis oleh Hizbullah dan kelanjutan operasi drone yang berhasil dilakukan perlawanan Lebanon terhadap posisi musuh pendudukan merupakan kejutan besar bagi otoritas Israel dan badan intelijen.

Media-media Ibrani melaporkan bahwa sejak bentrokan antara Hizbullah dan tentara Israel dalam delapan bulan terakhir, sekitar 17.000 roket telah ditembakkan ke Israel (Palestina Pendudukan), di mana 3.000 di antaranya berasal dari Lebanon.

Tentara Israel menyadari bahwa memulai perang dengan Hizbullah akan mengakibatkan kehancuran luas dan serangan Hizbullah terhadap tempat-tempat yang sangat strategis di Israel.

Padahal selama 8 bulan terakhir, Hizbullah belum menggunakan rudal presisinya. Roket yang mampu membawa bahan peledak hingga satu ton.

Selain itu, Hizbullah belum meluncurkan armada drone-nya, khususnya drone yang dapat meledak, dan membatasi diri untuk meluncurkan 2 hingga 3 drone setiap kali melakukan serangan.

Selain itu, Hizbullah juga belum melakukan serangan rudal secara besar-besaran yang mencakup penembakan ratusan rudal ke arah Israel (Palestine Pendudukan). Sebuah serangan yang sangat membingungkan sistem Iron Dome.

Para pejabat tentara Israel sangat khawatir dengan rudal Hizbullah. Karena mereka tahu bahwa Hizbullah akan menggunakan rudal-rudal tersebut dalam konfrontasi militer apa pun dalam skala besar untuk merusak posisi pertahanan udara tentara Israel sehingga dapat melakukan serangan ekstensif jauh ke dalam wilayah Israel (Palestina yang diduduki).

Perkiraan militer Israel menunjukkan bahwa Hizbullah berusaha menemukan titik lemah dalam sistem sensor Israel dan mengurangi jangkauan penerbangan drone-nya untuk menghindari deteksi dan intersepsi oleh militer Israel.

Menurut skenario terbaru yang dibuat oleh institusi keamanan dan militer Israel, jika konflik di front utara dimulai dalam skala besar, Hizbullah mungkin akan menembakkan antara 3.000 dan 5.000 roket per hari ke arah Israel (Palestina yang diduduki), dan 90% dari roket tersebut akan ditembakkan ke Israel (Palestina yang diduduki).

Hizbullah akan menembak sekitar 40 kilometer dari perbatasan dan sisa roket akan ditembakkan ke arah pusat Israel (Palestina Pendudukan).

Roket Hizbullah

Artinya, permukiman Israel mulai dari garis perbatasan hingga wilayah perkotaan Haifa akan mengalami kerusakan paling parah.

Perkiraan dari kalangan Zionis menunjukkan bahwa tidak peduli seberapa besar Israel bersikeras untuk melanjutkan dan mengintensifkan serangannya terhadap Gaza, situasi di front utara juga akan menjadi lebih tegang, dan Hizbullah akan terus melanjutkan operasinya dengan cepat, dan kemungkinan melakukan serangan baru dan senjata yang mengejutkan sudah menunggu dalam operasi berikutnya.

Namun, ada juga kemungkinan bahwa Netanyahu dan anggota kabinet ekstremis lainnya akan mengintensifkan perang di Lebanon Selatan karena meningkatnya tekanan internasional untuk menghentikan perang di Gaza, guna menciptakan lingkungan yang mendukung penuntutan yudisial atas perang di Gaza dan untuk mencegah dimulainya kembali dan meningkatnya perpecahan internal di Gaza pasca perang.(sl)

Tags