Rezim Zionis Menuduh, Eropa Justru Mendukung Sekjen PBB
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa menyatakan penyesalan atas tuduhan rezim Israel terhadap Sekretaris Jenderal PBB, dan mengatakan, "Uni Eropa mendukung upaya Sekretaris Jenderal PBB untuk mencapai perdamaian."
Menanggapi diamnya Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres terkait operasi rudal Iran terhadap Israel, rezim Zionis menyebutnya sebagai “orang yang tidak diinginkan” dan melarangnya masuk ke Wilayah Pendudukan.
Keputusan ini mendapat reaksi dari sejumlah tokoh negara di dunia dan menggambarkannya sebagai bertentangan dengan upaya mencapai perdamaian di kawasan.
Menurut laporan IRNA, Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa menyatakan penyesalannya atas keputusan rezim Israel yang melarang kunjungan Sekretaris Jenderal PBB ke Wilayah Pendudukan dan menjelaskan, Uni Eropa mendukung Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan upayanya yang tak kenal lelah untuk mencapai perdamaian di semua konflik, terutama di Timur Tengah.
Borrell menambahkan, Uni Eropa menganggap serangan terhadap Sekretaris Jenderal PBB dan juga pembunuhan sejumlah pegawai organisasi internasional tersebut dalam serangan genosida rezim Israel tidak dapat dibenarkan.
Republik Islam Iran, setelah periode menahan diri terhadap pelanggaran kedaulatannya, serta pembunuhan syuhada Ismail Haniyeh, Sayid Hassan Nasrallah, Mayor Jenderal Sayid Abbas Nilofroushan dan pembantaian atas perempuan dan anak-anak tak berdosa di Palestina dan Lebanon oleh rezim Zionis, sebagai bentuk pembelaan diri yang sah sesuai dengan yang tertuang dalam Piagam PBB, menyerang Wilayah Pendudukan pada hari Selasa (1/10) dalam operasi Wa'ad Sadiq 2 dengan ratusan rudal balistik.
Rudal Korps Garda Revolusi Islam menghantam sasaran keamanan dan intelijen rezim Zionis, dan 90% tembakan berhasil mengenai sasaran, dan rezim Zionis ketakutan dengan dominasi intelijen dan operasional Republik Islam Iran.(sl)