Perang Ukraina Memasuki Babak Baru, Konflik Rusia dan NATO Semakin Intensif
Perkembangan terkini dalam perang Ukraina kembali pada pemberian izin negara-negara Barat kepada Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia dengan senjata jarak jauh pemberian mereka. Akibatnya, Rusia membalas dengan menembakkan rudal ultrasonik jarak menengah baru yang dilengkapi hulu ledak konvensional ke sasaran di Ukraina. Tindakan ini merupakan peringatan serius bagi Barat, yang membuat konflik Rusia-NATO naik ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Masalah ini tentu saja mendapat reaksi kritis bahkan di negara-negara Eropa yang menjadi anggota NATO.
Perdana Menteri Slovakia Robert Fico mengkritik keputusan Presiden AS Joe Biden yang memberikan izin kepada Ukraina untuk menargetkan kedalaman wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh Amerika, dan dengan menggambarkannya sebagai keputusan yang mengejutkan dan merupakan faktor yang meningkatkan ketegangan global, ia menekankan, Bahkan Amerika tidak akan kebal dari dampaknya.
Kritik pejabat senior Eropa ini mengenai langkah sengaja yang diambil Presiden AS Joe Biden untuk melibatkan Amerika Serikat semaksimal mungkin dalam perang di Ukraina dan akibatnya menempatkan Donald Trump, presiden terpilih negara ini berada dalam kondisi harus melakukan apa yang sudah ada.
Mikhail Malov, mantan analis kebijakan keamanan senior di Kementerian Pertahanan AS mengatakan, Penggunaan rudal jarak jauh ATACMS Amerika oleh Ukraina tidak akan mengubah jalannya perang dan hanya akan memperburuk situasi.
Dia juga menambahkan, Tindakan Biden yang mengintesifkan konflik ini hanya memiliki alasan politik dan membuat gagal pemerintahan baru Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat di masa depan. Karena jika dia tidak mendukung keputusan ini selama masa kepresidenannya, maka posisi pemerintahannya akan melemah.
Tentu saja, negara-negara Eropa, yang khawatir dengan perubahan kebijakan dan pendekatan AS saat ini terhadap perang di Ukraina serta pengurangan drastis bantuan negara ini ke Ukraina, menyambut baik keputusan Biden.
Sama seperti setelah Washington memberikan izin kepada Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia dengan rudal ATACMS dengan jangkauan 300 km, Inggris dan Prancis juga mengonfirmasikan pemberian izin kepada Kiev untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia dengan rudal Storm Shadow atau Scallop dengan jangkauan 500 km.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada hari Kamis (21/11) dalam pidato penting yang ditujukan kepada rakyat dan angkatan bersenjata negaranya bahwa Ukraina menggunakan senjata jarak jauh barat untuk menyerang wilayah Rusia.
Menurutnya, Pada tanggal 19 November, enam rudal operasional-taktis ATACMS yang dibuat oleh Amerika Serikat, dan pada tanggal 21 November, selama serangan rudal hibrida menggunakan sistem Storm Shadow yang dibuat oleh Inggris dan HIMARS yang dibuat oleh Amerika Serikat, mengenai sasaran militer di wilayah Bryansk dan Kursk di wilayah Federasi Rusia.
Mengingat bahwa Rusia sebelumnya telah memeringatkan negara-negara Barat soal perizinan negara-negara Barat kepada Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia dengan menggunakan senjata jarak jauh Barat, Rusia telah mengambil tindakan berbeda untuk memberikan peringatan serius kepada Barat dan NATO.
Sebagai langkah pertama, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani doktrin nuklir baru negaranya, yang secara resmi menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir.
Doktrin ini memungkinkan Rusia untuk melancarkan serangan nuklir bahkan sebagai respons terhadap serangan konvensional yang dilakukan oleh negara yang didukung oleh negara yang memiliki kekuatan nuklir.
Putin sebelumnya telah memeringatkan bahwa penggunaan senjata jarak jauh Barat oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia akan berarti konflik langsung antara Rusia dan NATO.
Dalam langkah kedua untuk memperingatkan Barat dan NATO atas tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, Rusia untuk pertama kalinya menggunakan rudal balistik jarak menengah ultrasonik baru yang dilengkapi hulu ledak konvensional untuk menyerang wilayah Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa angkatan bersenjata Rusia telah melakukan serangan hibrida terhadap pusat industri pertahanan Ukraina sebagai tanggapan atas serangan yang menggunakan rudal jarak jauh Amerika dan Inggris di wilayah Rusia.
Putin mengatakan, Dalam serangan ini, salah satu sistem rudal jarak menengah baru Rusia, rudal balistik ultrasonik non-nuklir Oreshnik, diuji dalam kondisi pertempuran, yang berhasil dan tujuan yang ditetapkan tercapai.
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengacu pada perkataan Yer Putin mengenai keberhasilan penggunaan rudal balistik ultrasonik non-nuklir dalam serangan terhadap salah satu fasilitas industri pertahanan Ukraina, menekankan, Presiden Rusia berupaya untuk meningkatkan perang.
Penggunaan rudal balistik hipersonik baru oleh Rusia untuk menyerang Ukraina merupakan peringatan serius bagi negara-negara Barat, terutama anggota NATO Eropa, bahwa mereka harus menunggu rudal tersebut mendarat di negara mereka jika tindakan provokatif dan agresif terhadap Rusia terus berlanjut.(sl)