Perombakan Tim Gedung Putih Bukan Hanya Perubahan Sederhana
(last modified Sat, 03 May 2025 03:29:50 GMT )
May 03, 2025 10:29 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump dan Mike Waltz
    Presiden AS Donald Trump dan Mike Waltz

Pars Today - Pemecatan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz dan wakilnya Alex Wong, dan pengangkatan Marco Rubio, Menteri Luar Negeri AS sebagai Penjabat Penasihat Keamanan Nasional, telah menimbulkan dampak yang luas.

"Saya senang mengumumkan bahwa saya akan mencalonkan Mike Waltz sebagai wakil Amerika Serikat berikutnya untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa," tulis Trump di akun medsosnya, Truth Social.

Trump menambahkan, Dari masa tugasnya di medan perang dengan seragam militer, hingga masa tugasnya di Kongres, dan sekarang sebagai Penasihat Keamanan Nasional saya, Mike Waltz secara konsisten mengutamakan kepentingan negara kita. Saya yakin dia akan melakukan hal yang sama dalam peran barunya. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marco Rubio akan menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional, sambil mempertahankan peran kepemimpinannya yang kuat di Kementerian Luar Negeri.

Namun, orang dalam AS menganalisis langkah tersebut sebagai lebih dari sekadar perombakan Gedung Putih.

Pemecatan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz dan penunjukan Marco Rubio sebagai Penjabat Menteri Luar Negeri Marco Rubio menggantikannya merupakan perkembangan yang dengan cepat disambut dengan skeptisisme, kekhawatiran, dan analisis yang meluas di Washington dan ibu kota sekutu AS.

Di permukaan, pengungkapan informasi rahasia yang tidak disengaja dalam grup pesan terenkripsi disebut sebagai alasan utama pemecatan Waltz.

Namun, pengamat struktur kekuasaan Gedung Putih tahu bahwa insiden itu lebih dari sekadar kesalahan teknis.

Informasi yang terungkap dari kesalahan Waltz terkait dengan rencana operasional AS di Yaman.

Meskipun insiden ini bukan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam lingkungan keamanan resmi AS, respons cepat Trump mencerminkan sensitivitas masalah tersebut dari perspektif politik, bukan hanya keamanan.

Publikasi berbagai laporan bahwa penasihat keamanan nasional menggunakan email pribadi untuk komunikasi sensitif hanya memperparah krisis.

“Waltz menginginkan sikap yang lebih tegas terhadap Iran, tapi Trump ingin memberi ruang untuk negosiasi. Perselisihan ini menjadi tidak dapat diatasi,” kata seorang mantan pejabat keamanan nasional.

Richard Haass, Presiden Council on Foreign Relations memperingatkan tentang perubahan di Gedung Putih, Jika Rubio mencoba memainkan dua peran sekaligus, ia bisa terjebak dalam politik emosional. Amerika tidak boleh terlibat dalam perang lain di Timur Tengah.

Penunjukan langsung Marco Rubio, seorang loyalis Trump dan Menteri Luar Negeri, sebagai penasihat keamanan nasional sementara merupakan langkah yang mengingatkan kita pada era Nixon dan Henry Kissinger.

Namun, inilah perbedaan pentingnya, Kissinger, seorang ahli strategi profesional dengan legitimasi kelembagaan, telah membawa koherensi yang cukup besar pada kebijakan luar negeri Amerika, sementara penunjukan Rubio lebih menunjukkan keutamaan loyalitas politik daripada keahlian.

Dalam struktur pemerintahan AS, posisi penasihat keamanan nasional didefinisikan dengan mengoordinasikan tugas-tugas yang biasanya memerlukan independensi relatif dari Menteri Luar Negeri dan Pentagon.

Menggabungkan kedua peran ini dalam satu orang secara efektif berarti menghilangkan salah satu lapisan pengawasan dalam pembuatan kebijakan keamanan nasional.

Banyak analis Washington melihat ini sebagai kembalinya era "diplomasi yang dipersonalisasi", sebuah situasi yang dapat menyingkirkan kebijakan luar negeri dari saluran kelembagaan tradisional dan mengubahnya menjadi alat untuk tawar-menawar di balik layar atau loyalitas politik.

"Ini adalah eksperimen yang berbahaya," kata John Bolton, mantan Penasihat Keamanan Nasional AS di pemerintahan Trump pertama, dalam sebuah wawancara.

Kementerian Luar Negeri dan Dewan Keamanan Nasional memiliki peran yang berbeda.

Menggabungkan keduanya dapat menyebabkan keputusan yang tergesa-gesa dan tidak dianalisis.

Perubahan di Gedung Putih menunjukkan persaingan serius dalam lingkaran dalam Trump, perebutan antara mereka yang haus perang dan pendukung interaksi yang lebih besar dalam menghadapi berbagai krisis di arena politik, keamanan, dan ekonomi.

Perubahan ini akan berdampak pada jalannya gerakan politik dan global Amerika, kuat atau lemah.(sl)