Diplomasi Kultural Ala Jokowi Melalui Baju Adat
Sejak kemunculannya dalam kancah perpolitikan nasional, Joko Widodo (Jokowi) selalu tampak menerapkan politik simbol.
Ia bermain-main dengan filosofi dalam wujud simbol-simbol. Sekalipun kerap kali dimaknai sebagai sindiran yang dalam terutama bagi lawan-lawan politiknya, tetapi bagaimanapun juga Presiden Republik Indonesia, siapa pun dia, sudah seharusnya menggunakan berbagai pakaian adat dari suku-suku yang beragam di Indonesia.
Terlepas dari semua itu, menjelang Sidang Tahunan MPR RI dan Pidato Kenegaraan Presiden RI tanggal 16 Agustus bagi rakyat Indonesia, terutama dari kalangan netizen, menjadi hiburan tersendiri.
Mereka akan membuat tebak-tebakan Presiden Joko Widodo akan menggunakan pakaian adat dari daerah mana untuk Pidato Kenegaraan dan upacara HUT RI.
Dalam acara Sidang Tahunan MPR RI dan Pidato Kenegaraan Presiden RI tanggal 16 Agustus memberikan kesan tersendiri karena Presiden Jokowi memilih pakaian adat Badui dengan asesorisnya, kecuali golok, karena alasan keamanan.
Mayoritas netizen dan rakyat Indonesia memuji pilihan pakaian adat Badui. Terlebih lagi setelah Presiden Jokowi menyebutkan filosofi pakaian adat Badui cocok dengan situasi Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo memilih untuk mengenakan pakaian adat dari Lampung saat menjadi inspektur Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (17/08/2021).
Presiden Jokowi mengenakan baju lengan panjang warna putih dan celana warna senada. Pada bagian pinggang dililitkan sarung khas Lampung warna merah yang ditenun dengan benang emas.
Penggunaan sarung di luar celana dengan panjang mencapai lutut. Presiden juga menyematkan selendang merah yang motifnya senada dengan sarung.
Di pinggang Presiden, melingkar ikat pinggang merah dengan asesoris lingkaran berwarna emas.
Tidak ketinggalan Presiden Jokowi memakai ikat kepala berwarna merah dengan corak kuning. Dengan tetap menjaga protokol kesehatan, Presiden memakai masker putih.
Sedangkan Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengenakan busana nasional dengan kain songket.
Baju kurung yang dikenakan Ibu Negara berwarna kuning terang dengan kain songket warna senada serta selendang yang ditaruh di bahu kiri.
Sedangkan jilbab Ibu Negara juga berwarna kuning, tidak ketinggalan masker berwarna putih.
Baju adat Badui hanya satu dari sekian banyak yang telah dipilih Jokowi sebagai caranya berdiplomasi kultural dengan masyarakat di pedalaman Banten.
Sekretaris Pribadi Presiden, Anggit Nugroho, saat dikonfirmasi terkait alasan di balik pemilihan baju adat Suku Badui tersebut, mengatakan Presiden Jokowi memilihnya lantaran desainnya sederhana, simpel, dan nyaman dipakai.
Selain itu, baju tersebut dipilih dari sekian banyak baju adat di Indonesia karena dianggap Jokowi sangat sesuai sesuai dengan kondisi Indonesia yang saat sedang menghadapi pandemi COVID-19.
Jokowi melihat dalam baju tersebut ada makna tentang kesederhanaan, kemandirian, ramah alam, dan pesan kearifan lokal.
Tas Unik
Baju adat Badui yang dikenakan Jokowi tampak dilengkapi dengan tas unik yang kerap disebut koja.
Tas diketahui terbuat dari serat pohon dan merupakan aksesori satu kesatuan dengan pakaian adatnya.
Sebenarnya ada satu lagi aksesori yang biasanya ada, yakni golok, namun tidak dipakai karena berdasarkan pertimbangan Paspampres terkait keamanan.
Presiden Jokowi pun sempat diperbincangkan memakai sandal saat pidato kenegaraan dan harus diakui memang merupakan pertama kali dilakukan dalam sejarah pidato kenegaraan.
Dan kini, tibalah pada momen ketika Jokowi tampak kembali menggunakan politik simbol tahun ini. Di akhir pidatonya, ia menyatakan rasa sukanya pada pakaian adat Suku Badui yang disebutnya sederhana, simpel, dan nyaman dipakai. (Antaranews)