Pesan Manuver Nabi Besar; Peringatan Serius dan Nyata atas Ancaman Israel
(last modified Sat, 25 Dec 2021 13:43:39 GMT )
Des 25, 2021 20:43 Asia/Jakarta
  • Pesan Manuver Nabi Besar 17
    Pesan Manuver Nabi Besar 17

Manuver gabungan Nabi Besar (Saw) 17 yang digelar sejak Senin (20/12/2021) pagi di pantai Teluk Persia, Selat Hormuz, daerah perairan di Provinsi Hormozgan, Bushehr, dan Khuzestan berakhir hari Jumat (24/12/2021).

Mayjen. Mohammad Bagheri, kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran seraya menjelaskan bahwa penyelenggaraan manuver ini telah dirancang jauh sebelumnya, menambahkan; Tapi ancaman terus meningkat para pemimpin Zionis mendorong manuver ini digelar saat ini dan termasuk manuver rudal Iran paling sukses hingga kini.

Meski ancaman Israel terhadap Iran bukan hal baru, tapi seiring dengan digelarnya perundingan Wina untuk pencabutan sanksi terhadap Tehran, omong kosong rezim Zionis anti-Iran memasuki babak baru. Pejabat Israel selama beberapa pekan terakhir melalui langkah diplomatiknya berusaha mencitrakan aktivitas nuklir damai Iran sebagai ancaman bagi stabilitas dan keamanan regional. Ancaman Israel terhadap Iran meski sebuah refleksi dari perang syaraf dan propaganda gabungan AS dan Israel, tapi hal ini tidak akan dibiarkan tanpa jawaban.

Mayjen. Gholam Ali Rashid, komandan Pangkalan Pusat Khatamul Anbiya Saw, Pasukan Garda Revolusi Islam Iran, IRGC menjelaskan bahwa ancaman terhadap reaktor nuklir dan pusat militer Iran oleh Israel tidak mungkin tanpa lampu hijau dan dukungan dari AS.

Mayjen. Gholam Ali Rashid, komandan Pangkalan Pusat Khatamul Anbiya Saw,  IRGC

Komandan Pusat Pertahanan Khatam Al Anbiya menambahkan, "Jika ancaman-ancaman ini dibuktikan dalam aksi nyata, maka Angkatan Bersenjata Iran, tanpa menunggu lama, akan melancarkan serangan mematikan ke seluruh pusat, pangkalan, jalur dan area yang digunakan sebagai lokasi serangan, berdasarkan skenario-skenario operasi yang sudah dilatih sebelumnya."

Agitasi dan pergerakan Israel terjadi ketika status sipil dan damai program nuklir Iran senantiasa dibenarkan oleh staf dan inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Faktanya Israel yang memiliki senjata pemusnah massal (nuklir) dan aktivitas terorisme serta aksi-aksi destruktifnya adalah ancaman nyata bagi perdamaian di kawasan.

Majid Takht-e Ravanchi, wakil tetap Republik Islam Iran di PBB terkait hal ini beberapa waktu lalu di suratnya kepada Dewan Keamanan seraya mencatat "peningkatan yang stabil" dalam jumlah dan tingkat keparahan "ancaman provokatif dan petualangan" rezim Israel, mengingatkan bahwa ancaman ini telah mencapai level mengkhawatirkan dan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional, khususnya Pasal 2 (4) Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sepertinya petinggi Israel dalam sebuah pembagian kerja yang terencana, melalui agitasi dan ancaman, berusaha memanfaatkan secara maksimal ancaman militer terhadap Iran guna meningkatkan represi politik dan keamanan, serta memberi dampak negatif terhadap perundingan Wina. Namun demikian, ancaman ini bahkan dinilai tak berguna oleh para sponsor Israel sendiri.

Koran New York Times di laporannya menulis, petinggi militer Israel meyakini bahwa rezim ini ketika merilis klaim, benar-benar tidak mampu melancarkan aksi militer yang efektif terhadap instalasi nuklir Iran.

Rudal Balistik Iran

Sebuah lembaga pemikir terkemuka Amerika Serikat (AS), Dewan Atlantik dalam sebuah analisanya memperingatkan, "Alokasi anggaran 1,5 miliar dolar kepada militer Israel untuk mempersiapkan diri menghadapi serangan Iran hanya awal biaya, dan serangan poros muqawama akan memiliki dampak besar bagi Tel Aviv."

Meski demikian, Israel mengingat sifat agresif dan suka mengobarkan krisis, bisa jadi berencana merusak perundingan Wina. Oleh karena itu, angkatan bersenjata Iran meningkatkan kesiapannya untuk menghadapi aksi seperti ini.

Seperti yang dijelaskan Komandan IRGC, Mayjen. Hossein Salami di sela-sela tahap akhir Manuver Gabungan Nabi Besar (Saw) 17, mengungkapkan, penyelenggaraan manuver ini khususnya di sektor rudal memiliki pesan sangat jelas. Pesan manuver ini sebuah peringatan keras, nyata dan lapangan atas ancaman pejabat Israel untuk memperhatikan kesalahannya dan jika mereka melakukan kesalahan, maka kami akan memutus tangan mereka. (MF)