Iran Aktualita, 19 Februari 2022
(last modified Sat, 19 Feb 2022 05:45:52 GMT )
Feb 19, 2022 12:45 Asia/Jakarta
  • Rahbar Ayatullah Khamenei
    Rahbar Ayatullah Khamenei

Perkembangan di Iran selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya pidato Rahbar memperingati perlawanan bersejarah warga Tabriz.

Selain itu, masih ada isu lainnya seperti Iran Bisa Penuhi Kebutuhan Militer Negara-Negara Kawasan, Iran Minta Barat Tunjukkan Perilaku yang Bertanggung Jawab di Wina, Abdollahian: Iran Memahami Kekhawatiran Rusia soal Intervensi Asing, Drone Kaman AU Militer Iran Kini Dilengkapi Rudal Presisi Qaem, Tren Ekspor Iran ke Asia Meningkat Signifikan, Iran Tempati Posisi Teratas Teknologi Sel Punca di Timteng, Abdollahian: Kesepakatan yang Baik Bisa Dicapai dalam Waktu Dekat.

Rahbar: Perlawanan Tumbuh Hancurkan Kebesaran Kubu Arogan

Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, tumbuhnya perlawanan di kawasan telah menghancurkan kebesaran kekuatan arogan.

Rahbar Ayatullah Khamenei

Pusat Informasi Kantor Rahbar melaporkan, Ayatullah Khamenei pada peringatan perlawanan bersejarah rakyat Tabriz pada 29 Bahman 1356 Hs, hari Kamis (17/2/2022) mengatakan, "Perlawanan yang tumbuh di kawasan telah menghancurkan kebesaran kubu arogan, dan membuka suara bangsa-bangsa terhadap Amerika Serikat, yang harus kita hargai dengan melanjutkan revolusi ini,".

“Tujuan revolusi adalah kemajuan material dan spiritual yang nyata dan menyeluruh, terwujudnya keadilan sosial, kewibawaan negara, terbentuknya masyarakat Islami, dan akhirnya terbentuknya peradaban Islam yang besar dan maju,” ujar Rahbar.

Ayatullah Khamenei menyebut energi nuklir damai sebagai kebutuhan dasar lain di masa depan, dengan menegaskan, "Alasan ketergantungan front musuh pada masalah nuklir Iran dan pengenaan sanksi yang menindas, meskipun mereka mengetahui penggunaannya secara damai oleh kami, dan ekspresi omong kosong seperti Iran dekat dengan senjata nuklir, semua itu tidak lain dari upaya mereka untuk mencegah kemajuan ilmiah Iran dalam memenuhi kebutuhan masa depannya sendiri,".

Menyinggung kemajuan ilmiah yang mencengangkan di berbagai bidang dan pengakuan pusat-pusat dunia bahwa pertumbuhan ilmiah Iran beberapa kali lebih cepat daripada rata-rata dunia, Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Revolusi juga menyebabkan kemajuan yang menakjubkan dalam infrastruktur dasar seperti jalan, bendungan, pasokan air, listrik, dan layanan kesehatan dan medis, yang tentunya tidak akan mungkin terjadi tanpa revolusi dan gerakan jihad,".

Mengenai penilaian pusat-pusat riset dunia pada peningkatan indikator ekonomi Iran setelah revolusi, Rahbar mengungkapkan, "Menurut pusat-pusat ekonomi terkenal di dunia, kemajuan besar telah dibuat, dan kita telah membuat kemajuan yang signifikan dalam swasembada banyak bidang yang meningkatkan kepercayaan produsen dalam negeri,".

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam menunjukkan, "Hari ini, musuh telah menargetkan opini publik, terutama pikiran para pemuda untuk mengubah bangsa Iran, terutama kaum muda, dari jalan revolusi dengan menghabiskan miliaran dolar untuk menjalankan berbagai desain think tank mereka."

Ayatullah Khamenei menggambarkan tekanan ekonomi dan operasi media sebagai dua alat utama kubu arogan untuk memisahkan rakyat dengan negara dan memanipulasi pikiran mereka, dan berkata, "Berbohong dan memfitnah pilar-pilar revolusi dan pusat-pusat yang mempengaruhi kemajuan revolusi adalah metode yang digunakan dalam operasi media [musuh],".

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyebut fitnah terhadap parlemen, Dewan Garda Konstitusi, IRGC dan Syahid Qassem Soleimani sebagai contoh dari provokasi musuh, dan mencatat, "Jika mereka tidak takut dengan kemarahan rakyat, maka mereka akan memfitnah Imam Khomeini, tapi tidak berani melakukannya,".

Iran Bisa Penuhi Kebutuhan Militer Negara-Negara Kawasan

Ketua Komite Pertahanan, Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran mengatakan, instrumen pertahanan Iran di bidang drone dan rudal memiliki teknologi paling mutakhir, dan bisa bersaing dengan persenjataan negara lain.

Sayid Ali Aghazadeh Dafsari, Minggu (13/2/2022) terkait kapasitas yang dimiliki Republik Islam Iran di industri peralatan dan produk militer lain menuturkan, "Iran di bidang produksi persenjataan pencegahan militer, termasuk di antara negara penting."

Aghazadeh Dafsari juga menyinggung pergerakan dan upaya Amerika Serikat serta beberapa sekutunya dalam menciptakan ketegangan di kawasan dan dunia.

"Republik Islam Iran bisa memenuhi sejumlah besar kebutuhan militer negara-negara kawasan, bahkan dunia," imbuhnya.

Ia menegaskan, "Iran tidak harus seperti AS dan beberapa negara lain yang masuk ke pasar penjualan senjata lalu menyebabkan orang-orang tak bersalah meninggal dunia."

Iran Minta Barat Tunjukkan Perilaku yang Bertanggung Jawab di Wina

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan bahwa mencapai kesepakatan final (di Wina) tergantung pada perilaku yang bertanggung jawab dari pihak Barat.

Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian

Amir-Abdollahian menulis di akun Twitternya pada Selasa (15/2/2022) bahwa ia telah berbicara dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Joseph Borrell tentang perkembangan terbaru perundingan nuklir di Wina.

"Sangat penting bagi kami untuk memperhatikan garis merah Iran," tegasnya seperti dikutip Iran Press.

Menlu Iran menambahkan perundingan sedang berjalan, tetapi kami masih punya beberapa masalah penting di depan.

Menurutnya, inisiatif yang ditawarkan Iran telah membuat kesepakatan mungkin untuk dicapai, tetapi mencapai kesepakatan final tergantung pada perilaku yang bertanggung jawab dari pihak Barat.

Perundingan nuklir putaran kedelapan kembali dimulai di ibu kota Austria pada 8 Februari lalu. Agenda pertemuan ini adalah mencabut sanksi yang menindas dan ilegal terhadap Iran.

Iran – sebagai negara yang bertanggung jawab – berulang kali menekankan bahwa karena AS adalah pihak yang melanggar kesepakatan nuklir, maka negara itu harus kembali bergabung dengan mencabut sanksi, dan pencabutan ini harus dapat diverifikasi oleh Tehran.

Abdollahian: Iran Memahami Kekhawatiran Rusia soal Intervensi Asing

Menteri Luar Negeri Iran mengaku bahwa Tehran memahami pandangan dan kekhawatiran Rusia terkait campur tangan asing, dan berharap situasi yang ada bisa diselesaikan lewat cara-cara damai, dan interaksi konstruktif melalui diplomasi.

Hossein Amir Abdollahian, Senin (14/2/2022) melakukan kontak telepon dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov, untuk membicarakan perkembangan terbaru krisis Ukraina.

Dalam pembicaraan itu, Menlu Rusia menjelaskan sikap Moskow terkait masalah ini, dan Abdollahian mengabarkan kehadiran lebih dari 5.000 mahasiswa dan warga Iran di Ukraina.

Menlu Iran menegaskan, "Republik Islam Iran mengamati dari dekat, dan dengan sensitivitas tinggi, perkembangan yang terjadi di Ukraina."

Abdollahian menambahkan, "Iran memahami pandangan dan kekhawatiran Rusia terkait intervensi asing, dan kami berharap situasi yang tengah berlangsung dapat diselesaikan melalui jalan damai, dan interaksi konstruktif dengan strategi diplomasi oleh dua pihak bertikai."

Pada saat yang sama, Menlu Iran menekankan urgensi memperhatikan hak penuh Iran dalam sikap kedua pihak berseteru terkait komitmen mereka pada setiap kesepakatan.

Drone Kaman AU Militer Iran Kini Dilengkapi Rudal Presisi Qaem

Komandan Angkatan Udara Militer Republik Islam Iran mengabarkan, sekarang drone-drone Kaman sudah dilengkapi dengan rudal presisi Qaem.

Drone Kaman

Marsekal Pertama Hamid Vahedi, Rabu (16/2/2022) mengatakan, "Bulan lalu kami berhasil mempersenjatai drone Kaman-12 dengan rudal Qaem-5, dan sekarang misi drone-drone Kaman sudah berubah dari identifikasi menjadi tempur."

Menurut Vahedi, drone-drone berbadan besar lain juga sudah diproduksi di lingkungan AU Militer Iran. Proyek pembuatan drone ini sudah disetujui, dan sekarang sedang dilakukan uji coba. Drone ini bisa melaksanakan misi dalam jam terbang tinggi dan membawa amunisi banyak.

Ia menambahkan, doktrin Republik Islam Iran adalah doktrin pertahanan, dan setiap langkah yang diambil Iran adalah untuk membela diri, dan Iran tidak ingin menyerang siapa pun. Jika Iran mau, ia bisa mengerahkan seluruh fasilitas yang dimiliki untuk menghadapi musuh, sehingga musuh akan sangat terjepit.

Marsekal Pertama Hamid Vahedi menegaskan, "Jika musuh berpikir untuk melanggar perbatasan dan teritorial Iran, maka Angkatan Bersenjata Republik Islam akan memutus tangan mereka."

Tren Ekspor Iran ke Asia Meningkat Signifikan

Kepala Badan Pengembangan Perdagangan Iran mengumumkan tren ekspor negaranya yang menunjukkan kenaikan signifikan ke negara-negara di kawasan dan Asia.

Alireza Peyman Pak, Kepala Badan Pengembangan Perdagangan Iran dalam acara program TV nasional Iran kanal 1 Minggu (13/2/2022) malam, menyinggung program pemerintah ke-13 untuk memperluas perdagangan ke berbagai negara, dan menjelaskan pertumbuhan ekspor Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya ke negara-negara seperti Rusia, Turki, Irak, dan Asia Tenggara dalam beberapa bulan terakhir.

"Ekspor Iran ke banyak negara meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu." ujar peyman Pak

Ia juga mengumumkan pembukaan stadion terbesar di Irak yang dibangun oleh Iran pekan depan.

Kepala Badan Pengembangan Perdagangan Iran mengumumkan rencana untuk mengembangkan hubungan perdagangan dengan Suriah, dengan mengatakan, "Kami akan mengakses pasar negara-negara Afrika Utara dari Suriah."

Mengenai hubungan perdagangan Iran dengan Turki, Peyman Pak menjelaskan, "Ekspor Iran ke Turki meningkat lebih dari dua kali lipat, yang menunjukkan keberhasilan perdagangan Iran."

Kepala Badan Pengembangan Perdagangan juga mengungkapkan bahwa peluang perdagangan terbaik bagi ekonomi Iran adalah negara-negara Afrika, yang merupakan pasar yang baik untuk barang-barang Iran dan juga dapat memasok bahan baku yang dibutuhkan oleh pabrik-pabrik Iran.

Iran Tempati Posisi Teratas Teknologi Sel Punca di Timteng

Sekretaris Pusat Pengembangan Sains dan Teknologi Sel Punca (Stemcell) Iran mengumumkan kemajuan negaranya dalam teknologi sel punca.

Sel Punca

Humas Pusat Besar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sel Punca melaporkan, Amir Ali Hamidieh, Sekretaris Pusat Pengembangan Sains dan Teknologi Sel Punca hari Minggu (13/2/2022) menunjukkan posisi Iran yang bertengger di posisi pertama di kawasan Timur Tengah dalam bidang sains dan teknologi sel punca.

Iran memulai kerja dasar di bidang ilmu dan teknologi sel punca pada awal 1370 Hs dengan penelitian dan publikasi artikel ilmiah, dan kini menduduki peringkat ke-13 dunia dalam produksi ilmu pengetahuan di bidang ini.

Salah satu penghargaan paling membanggakan dari Republik Islam Iran setelah Revolusi Islam adalah pertumbuhan dan kehadiran aktif Iran di arena kemajuan ilmu pengetahuan .

Pada tahun 1396 Hs, lebih dari 300.000 penemuan telah didaftarkan di Iran dan menurut laporan Wakil Presiden Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Republik Iran, dalam 17 tahun terakhir, 365 penemuan di bidang teknologi sel punca telah didaftarkan di Iran.

Selain itu, Iran telah diakui sebagai salah satu negara teratas di bidang produksi radiofarmasi dan berhasil memenuhi kebutuhan di bidang radiofarmasi untuk dalam negerinya sendiri.

Abdollahian: Kesepakatan yang Baik Bisa Dicapai dalam Waktu Dekat

Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, jika pihak Amerika Serikat, dan tiga negara Eropa serius dalam melaksanakan kembali secara penuh komitmen JCPOA-nya, maka kesepakatan yang baik bisa dicapai dalam waktu dekat.

Hossein Amir Abdollahian, Senin (14/2/2022) dalam jumpa pers bersama dengan Menlu Irlandia Simon Coveney di Tehran terkait Perundingan Wina menuturkan, "Republik Islam Iran siap untuk mencapai kesepakatan yang baik."

Ia menambahkan, pihak Barat daripada bersikap berdasarkan keterkejutan, daripada bermain dengan isi kesepakatan, dan daripada bermain dengan waktu, lebih baik menunjukkan tekad nyata mereka untuk kembali ke komitmen penuh di bawah kesepakatan nuklir JCPOA.

Menurut Abdollahian, Republik Islam Iran melanjutkan perundingan dan upayanya dengan rasionalitas yang kokoh. Tujuan Iran adalah pencabutan total sanksi sesuai kesepakatan JCPOA yang didukung masyarakat internasional pada tahun 2015.

Menlu Iran menegaskan, jika hari ini di Wina dicapai kesepakatan, dan sanksi-sanki Iran dicabut, maka itu lebih baik bagi Iran daripada hal ini terjadi esok hari.

Image Caption
Amir-Abdollahian

"Pada saat yang sama Iran tidak terburu-buru untuk sampai pada sebuah kesepakatan yang baik dalam kerangka perundingan yang rasional, dan akses ke hak serta kepentingan rakyat Iran," pungkasnya.

Menlu Iran menjelaskan, "Amerika Serikat melalui perantara negara lain menyampaikan pesan kepada Iran bahwa mereka punya niat baik untuk mencapai kesepakatan yang baik, tapi sampai saat ini tidak terjadi peristiwa nyata di muka bumi yang menafsirkan niat baik yang diklaim AS itu."

 

Tags