Prioritas Kebijakan LN Iran, Meningkatkan Persahabatan dan Persatuan di Kawasan
Saeed Khatibzadeh, Juru Biara Kementerian Luar Negeri Iran di resepsi diplomatik Nowruz 1401 HS menyatakan bahwa kami percaya Nowruz dan abad baru adalah awal dari pekerjaan besar kami.
"Kebijakan berinteraksi dengan negara-negara tetangga akan kami diwujudkan di bidang ini," ungkap Jubir Kemenlu Iran Khatibzadeh.
Menurut Khatibzadeh, kebijakan luar negeri dalam pemerintahan revolusioner Ayatullah Sayid Ebrahim Raisi bermaksud untuk membentuk masa depan bersama di kawasan berdasarkan komponen bersama demi meningkatkan persahabatan dan persatuan. Saat ini, dunia membutuhkan peradaban yang damai dan hidup berdampingan secara damai lebih dari sebelumnya.
Pengumuman pendekatan pemerintah saat ini oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan kembali garis besar kebijakan luar negeri pemerintah Ebrahim Raisi tentang perluasan hubungan dengan negara-negara tetangga dan upaya untuk meningkatkan persahabatan dan persatuan di kawasan Asia Barat.
Pemerintahan Raisi telah mengambil pendekatan baru terhadap kebijakan luar negeri Iran sejak menjabat pada 3 Agustus 2021.
Menyeimbangkan politik luar negeri yang berdasarkan prinsip tidak Timur dan Barat merupakan salah satu gagasan politik luar negeri terpenting pemerintah ini. Kebijakan ini merupakan salah satu kebutuhan terpenting untuk mempertahankan independensi negara dengan tetap memperhatikan dan menekankan hubungan dengan Timur dan Barat.
Pemerintah saat ini telah menunjukkan bahwa mereka percaya pada keseimbangan dalam kebijakan luar negeri, dan bahwa mengembangkan kerja sama dengan negara-negara tetangga dan Islam adalah prioritas dalam agenda luar negerinya.
Javad Mansouri, pakar politik, mengatakan, "Pemerintahan Raisi telah berperilaku seimbang dan realistis dalam kebijakan luar negerinya, dan ini menyebabkan beberapa pemerintah negara lain mempertimbangkan kembali perlakuan mereka terhadap Iran."
Penekanan pada kebijakan prioritas dengan negara-negara tetangga yang didasarkan pada penguatan diplomasi ekonomi dan peningkatan interaksi dengan negara-negara tetangga serta penggunaan kapasitas berbagai negara tetangga untuk memperkuat hubungan di satu tingkat dan mengurangi ketegangan dengan mereka di tingkat lain, adalah salah satu rencana serius Republik Islam Iran.
Saeed Khatibzadeh, Juru Biara Kementerian Luar Negeri Iran di resepsi diplomatik Nowruz 1401 HS menyatakan bahwa kami percaya Nowruz dan abad baru adalah awal dari pekerjaan besar kami.
Pemerintahan Raisi memprioritaskan kebijakan hubungan dengan negara-negara tetangga, dan Presiden Iran sejak awal telah menentukan interaksi yang baik dan kerja sama yang luas dengan negara-negara tetangga sebagai titik fokus diplomasi ekonomi pemerintahnya.
Kesiapan Iran, sebagai negara yang berpengaruh dalam berbagai dimensi ekonomi, untuk menggairahkan diplomasi dan kerja sama ekonomi dengan negara-negara tetangganya telah diupayakan selama kunjungan timbal balik antara para pejabat senior dan penyelenggaraan berbagai konferensi yang diikuti ketua delegasi Iran.
Memanfaatkan kapasitas dan modal yang ada di negara-negara tersebut secara bilateral dan multilateral merupakan ciri dari kebijakan luar negeri pemerintah Raisi.
Reza Sadr al-Hosseini, pakar Asia Barat, mengatakan, "Salah satu prioritas kebijakan luar negeri Republik Islam Iran yang paling penting adalah hubungan baik dengan negara-negara tetangga, dan penekanan Ebrahim Raisi pada peningkatan hubungan Tehran dengan negara-negara tetangga adalah salah satu komponen kebijakan luar negeri yang paling penting."
Baca juga: Kunjungan Menlu Iran ke Rusia dan Hasilnya
Sejalan dengan kepentingan nasional Iran, pemerintahan Raisi telah menempuh kebijakan dengan negara-negara tetangga dan multilateralisme ekonomi untuk menyelesaikan simpul dan persamaan regional dengan pendekatan yang seimbang dan jendela kerja sama di bidang ekonomi dan budaya terbuka bagi Iran dan kawasan.
Mostafa Ghorbani, seorang pakar politik, mengatakan, "Berbagai kapasitas Iran bergantung pada keberhasilan negara-negara tetangga. Iran, misalnya, memiliki posisi koridor yang unik, dan untuk dapat mencapai keberhasilan dari posisi tersebut, harus ada partisipasi negara-negara tetangga."
Mengingat Iran memiliki perbatasan darat dengan 7 negara tetangga dan perbatasan laut dengan 10 negara tetangga, keragaman negara tetangga ini dapat memberikan peluang yang tak terhitung untuk diplomasi, ekonomi dan budaya Iran, terutama karena warisan budaya Iran juga ada di banyak negara tetangga seperti Afghanistan dan Pakistan.
Dalam kerangka kebijakan hubungan dengan negara-negara tetangga, Republik Islam Iran berusaha mengendalikan dan mengurangi tantangan berdasarkan kesamaan politik, ekonomi dan budaya. Di sisi lain, mengambil pendekatan berdasarkan kepentingan bersama, terutama kepentingan ekonomi bilateral dan multilateral, pendekatan menang-menang akan berkembang. (sl)