29 Isfand, Hari Pengesahan UU Nasionalisasi Industri Minyak Iran
Tanggal 29 Isfand yang bertepatan dengan 20 Maret adalah hari peringatan disahkannya Undang-Undang Nasionalisasi Industri Minyak Iran pada tahun 1329 HS.
Disahkannya undang-undang tentang nasionalisasi industri minyak Iran pada 29 Isfand 1329 HS0, merupakan titik balik dalam sejarah politik, ekonomi dan perjuangan rakyat Iran untuk menyelamatkan aset-aset nasional negara ini dari tangan pihak asing.
Pada saat Iran adalah produsen minyak mentah terbesar di Asia Barat dan setelah Amerika Serikat, Venezuela dan Uni Soviet, merupakan produsen minyak mentah terbesar keempat di dunia, Inggris memiliki hak istimewa untuk mengeksploitasi minyak di selatan Iran.
Sementara itu, Rusia dan Amerika Serikat juga berharap mendapat hak istimewa atas minyak Iran. Pada kenyataannya, para kolonialisme tengah bersaing untuk mendapatkan minyak Iran.
Pemerintahan Perdana Menteri Mohammad Mossadegh saat itu menjadikan implementasi Undang-Undang Nasionalisasi Industri Minyak Iran pada April 1951 sebagai prioritas utama.
Sejak itu pula aksi-aksi sabotase dan konspirasi terhadap Iran menjadi mengemuka. Kudeta AS-Inggris pada Agustus 1953 terhadap pemerintah Mossadegh adalah bagian dari konspirasi ini.
Baca juga: Nasionalisasi Minyak Iran dan Independensi Nasional
Setelah kudeta ini, kehadiran berbagai perusahaan besar minyak dunia seperti British Petroleum (BP), Shell dan perusahaan minyak Chevron, memasuki arena perampasan minyak Iran sehingga dominasi minyak akan terus berlanjut meskipun industri ini telah dinasionalisasi.
Namun setelah kemenangan Revolusi Islam Iran tahun 1979, semua kontrak asing dibatalkan termasuk kontrak tahun 1352 HS (Pembaruan Konsorsium). Mulai 14 Isfand 1357 HS (5 Maret 1979), praktis konsorsium itu kehilangan hak istimewa untuk eksplorasi, ekstraksi, pemurnian dan ekspor minyak dan diberikan kepada Perusahaan Minyak Nasional Iran.
Dengan kemenangan Revolusi Islam, terutama selama dekade terakhir, dengan kebutuhan untuk membentuk Ekonomi Resistensi oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam, kebijakan untuk tidak menjual minyak mentah menjadi prioritas dalam rencana pembangunan.
Padahal, sebelum kemenangan Revolusi Islam, hanya 22% dari kapasitas produksi minyak mentah dalam negeri yang dapat dimurnikan. Kini angka tersebut telah mencapai sekitar 45%, yang menunjukkan penurunan penjualan minyak mentah pasca Revolusi Islam.
Tanggal 29 Isfand yang bertepatan dengan 20 Maret adalah hari peringatan disahkannya Undang-Undang Nasionalisasi Industri Minyak Iran pada tahun 1329 HS.
Produksi peralatan di dalam negeri selalu menjadi perhatian industri minyak Iran dan industri ini setelah 43 tahun Revolusi Islam Iran telah mencapai swasembada 85% dalam pembuatan peralatan yang dibutuhkan oleh industri minyak, gas dan petrokimia.
Tujuan musuh dalam menjatuhkan sanksi pada industri minyak Iran adalah untuk memotong ekspor minyak demi memukul ekonomi Iran, serta untuk melemahkan industri dan mengurangi kapasitas produksi negara dengan mencegah impor peralatan dan barang yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, produksi minyak Iran, yang sangat bergantung pada pasokan suku cadang dan peralatan khusus, menjadi terancam.
Pada saat ini, dengan bantuan semangat, kemampuan dan kejeniusan para ahli Iran, masalah peralatan manufaktur, suku cadang dan barang yang dibutuhkan oleh industri minyak berada di puncak tujuan perusahaan konstruksi dan perusahaan berbasis pengetahuan. Dengan semangat yang mereka tunjukkan sejauh ini hampir 85% dari barang-barang dan peralatan telah dibuat di dalam negeri dan sisanya sedang dibangun.
Baca juga: Ekspor Iran ke Rusia Meningkat 60 Persen
Hasil dari upaya ini adalah sejumlah besar kegiatan pemeliharaan, modernisasi dan pengembangan di bidang produksi, pemurnian dan transmisi, yang membawa industri minyak Iran ke tingkat kemampuan yang dapat mengambil langkah besar dalam menetralisir sanksi.
Penemuan 65 sumur migas, peningkatan cadangan minyak dan kondensat yang dapat diekstraksi menjadi 160 miliar barel, peningkatan produksi minyak, peningkatan gas yang dapat diekstraksi menjadi 33 triliun meter kubik, peningkatan produksi gas delapan kali lipat, penemuan lapangan gas Pars Selatan dan swasembada dalam produksi bensin termasuk dari prestasi industri minyak Iran di bidang eksplorasi dan produksi, yang telah dicapai setelah kemenangan Revolusi Islam.
Prospek industri minyak dan gas Iran hingga tahun 1404 HS telah disetujui dan diumumkan pada tahun 1382 HS. Sesuai dengan visi dokumen ini, Iran akan menjadi pusat pertukaran energi (minyak dan gas) dunia pada tahun 1404 dan dalam interaksi internasional yang efektif dan konstruktif dengan negara lain, terutama pemain utama di bidang energi, termasuk produksi, transmisi, jasa dan konsumsi energi.(sl)