Mengenai Peringatan Hari al-Quds, Ini Kata Rahbar
(last modified Wed, 27 Apr 2022 14:50:04 GMT )
Apr 27, 2022 21:50 Asia/Jakarta
  • Kompleks Masjid al-Aqsa.
    Kompleks Masjid al-Aqsa.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pidato terbaru menyinggung peringatan Hari Quds Internasional yang tahun ini akan berlangsung pada hari Jumat, 29 April 2022.

"Mengingat pengorbanan besar rakyat Palestina dan meningkatnya kekejaman dan kejahatan Zionis, maka Hari al-Quds tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kekuatan dan semangat mereka harus ditingkatkan melalui ungkapan simpati dan solidaritas kepada mereka, rakyat Palestina yang tertindas, dan pada saat yang sama juga kuat," kata Rahbar dalam pidatonya, Selasa (26/4/2022) sore di hadapan ratusan mahasiswa dan jajaran pengurus organisasi kemahasiswaan dari seluruh penjuru Iran.

Ayatullah Khamenei menyebut Hari al-Quds sebagai kesempatan yang baik untuk mengungkapkan simpati dan solidaritas kepada rakyat Palestina yang tertindas dan untuk mendorong semangat mereka dalam berjuang meraih hak-hak legalnya.

Rahbar mengkritik keras tindakan dan kinerja sejumlah pemerintah negara Muslim dan Islam terkait dengan Palestina.

"Sayangnya, sejumlah negara Muslim bertindak dengan sangat buruk dan bahkan tidak bersedia untuk berbicara tentang Palestina, dan beberapa dari mereka berpikir bahwa cara membantu Palestina adalah dengan menjalin kontak dan hubungan dengan Zionis, padahal ini adalah kesalahan besar," tegasnya.

Rahbar bertemu ratusan mahasiswa Iran, Rabu (26/4/2022) sore.

Ayatullah Khamenei menyinggung kesalahan besar yang dilakukan oleh pemerintah Mesir 40 tahun lalu,  yang menjalin hubungan dengan Zionis.

"Apakah hubungan Mesir dengan rezim Zionis telah mengurangi kejahatan Zionis terhadap rakyat Palestina dan mengurangi penodaan (penistaan) terhadap Masjid al-Aqsa, yang beberapa negara Muslim (Islam) sekarang ingin mengulangi kesalahan yang sama dari Anwar Sadat?

Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menyinggung sejumlah rezim Arab dan Islam yang dalam beberapa tahun terakhir, mengambil kebijakan yang sejalan dengan tujuan Amerika Serikat. Mereka membangun hubungan dengan rezim Zionis dengan mengabaikan kejahatan dan tujuan ekspansionis rezim ilegal ini di Palestina.

Negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko telah menormalkan hubungannya dengan rezim Zionis antara September-Desember 2020, meski mereka menyatakan komitmen terhadap cita-cita rakyat Palestina.

Tidak ada keraguan bahwa rezim Zionis, dengan sejarah panjang pendudukan dan praktik anti-kemanusiaannya, terutama terhadap rakyat Palestina, tidak akan pernah mengejar hubungan damai yang melayani kepentingan negara-negara Muslim di kawasan. Rezim ini mengejar tujuan seperti keluar dari isolasi di kawasan, melemahkan masyarakat Islam, dan melanjutkan pendudukan dan ekspansionisme.

Tahun ini, menjelang peringatan Hari al-Quds Sedunia, rezim Zionis telah mengintensifkan tindakan kekerasan dan kejahatan mereka terhadap rakyat Palestina. Serangan pasukan dan pemukim Zionis di al-Quds dan Kompleks Masjid al-Aqsa dalam dua pekan terakhir telah menyebabkan ratusan warga Palestina gugur syahid dan terluka.

Namun, berlanjutnya perlawanan rakyat Palestina telah mengungkap dan membuktikan kegagalan proses memalukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis oleh beberapa negara Arab. Hal ini juga menunjukkan bahwa konspirasi Amerika Serikat dan rezim Zionis untuk melemahkan perlawanan dan membuat rakyat Palestina putus asa, telah gagal.

Faktanya adalah pengalaman sejarah bangsa Palestina telah mengajarkan mereka bahwa mereka tidak memiliki pilihan selain melawan penjajah Zionis untuk mencapai cita-cita mereka.

Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Ismail Haniyeh mengatakan, hari ini, Palestina dihadapkan pada dua pilihan: menerima Yahudisasi Masjid al-Aqsa atau melawan rezim Zionis. Rakyat Palestina dan kelompok-kelompok perlawanan dengan penuh kekuatan akan memilih jalan perlawanan.

Hari al-Quds Sedunia yang berlangsung pada Jumat terakhir bulan suci Ramadan akan menjadi kesempatan lain untuk menyatakan solidaritas umat Islam dan orang-orang merdeka di dunia kepada cita-cita rakyat Palestina.

Hari itu juga menjadi kesempatan mereka untuk mengungkapkan rasa jijik dan kebencian kepada penjajah Zionis, yang melanjutkan agresi dan kejahatannnya terhadap rakyat Palestina melalui dukungan Amerika Serikat dan kebungkaman sejumlah rezim Arab.

Ayatullah Khamenei menilai Hari Quds tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya mengingat perkembangan saat ini di kawasan dan di Palestina pendudukan.

Rahbar mengatakan, rakyat dan para pemuda Palestina menunjukkan pengorbanan besarnya, dan rezim Zionis telah menggunakan semua kejahatan dan keburukannya.

"Kami berharap, dengan rahmat Tuhan, akhir pekerjaan di Palestina akan berakhir dengan baik dan bahagia, dan penguasaan rakyat Palestina atas tanah mereka sendiri dan Masjid al-Aqsa akan segera terwujud," pungkasnya.

Pencentus Revolusi Islam Imam Khomeini ra menetapkan Jumat terakhir di bulan suci Ramadan sebagai "Hari Quds Internasional". Seruan dukungan untuk perjuangan Palestina ini setiap tahun semakin menggema di dunia.

Hari Quds Internasional telah menyadarkan umat Islam dan publik dunia terhadap masalah Palestina dan Baitul Maqdis. Penetapan Hari Quds Sedunia oleh Imam Khomeini ra menunjukkan pentingnya masalah Palestina sebagai prioritas dunia Islam.

Menurut pendiri Republik Islam Iran ini, selama bangsa Palestina belum meraih haknya yang dirampas oleh rezim Zionis, selama itu pula perjuangan melawan rezim Zionis terus dikobarkan, bukan hanya oleh Palestina tetapi juga dunia Islam, dan masyarakat dunia yang mencintai keadilan.

Pada 16 Mordad 1358 HS, yang bertepatan dengan 13 Ramadhan 1399 H, bersamaan dengan babak baru kejahatan rezim Zionis terhadap Lebanon, Imam Khomeini ra dalam salah satu pesannya menetapkan Jumat terakhir pada bulan suci Ramadan sebagai Hari Quds Sedunia.

"Saya menyerukan kepada seluruh umat Islam di dunia dan negara-negara Muslim untuk memutus tangan rezim agresor Zionis, dengan bergabung bersama umat Islam di akhir Jumat bulan suci Ramadan sebagai bagian dari malam-malam mulia, Lailatul Qadar  dan sebagai Hari Quds untuk solidaritas umat Islam kepada hak bangsa Muslim, sekaligus aksi menentukan bagi nasib bangsa Palestina," kata Imam Khomeini ra dalam sebuah pernyataan.

Menurut Imam Khomeini ra, al-Quds dan Palestina bukan masalah negara-negara Arab saja, tapi masalah dunia Islam, bahkan lebih luas lagi sebagai masalah kemanusiaan. Oleh karena itu, umat Islam harus bersatu untuk menyelamatkan al-Quds dan Palestina dari cengkeraman rezim agresor Israel.

Hari Quds menyuarakan ketertindasan bangsa Palestina menghadapi para penindas Zionis global. Kini, suara perlawanan terhadap Zionis global semakin bergema di seluruh penjuru dunia berkat seruan Imam Khomeini dan langkahnya untuk menetapkan Jumat terakhir bulan suci Ramadan sebagai Hari Quds Internasional.

Peran Imam Khomeini dalam menyuarakan pembelaan terhadap bangsa Palestina dan perlawanan terhadap Zionis internasional menjadi perhatian publik dunia, terutama umat Islam dari berbagai bangsa dunia. Nama Imam Khomeini tidak bisa dilepaskan dari perannya membela Palestina, dan Republik Islam Iran adalah pendukung utama Palestina. (RA)

Tags