Iran dan Venezuela di Jalur Kerja Sama Strategis yang Komprehensif
Presiden Iran dan Venezuela menyaksikan penandatanganan dokumen kerja sama strategis 20 tahun yang komprehensif antara kedua negara pada hari Sabtu (11/06/2022) di Tehran.
Dokumen kerja sama jangka panjang antara Iran dan Venezuela mencakup dimensi kerja sama di bidang ilmu pengetahuan, budaya, pariwisata, ekonomi, energi, industri, dan perdagangan kedua negara.
Usai penandatanganan dokumen tersebut, Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi, dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengatakan, “Republik Islam Iran selalu mengupayakan hubungan dengan negara-negara independen di bidang kebijakan luar negeri dan Venezuela telah berdiri dan menghadapi musuh-musuh dan imperialisme dan memiliki perlawanan yang patut dicontoh."
"Ada berbagai bidang penting seperti energi, minyak dan gas, petrokimia dan kilang bagi kerja sama antara Iran dan Venezuela," kata Presiden Venezuela pada konferensi pers.
Hubungan Iran-Venezuela, khususnya di bidang ekonomi, mengalami pasang surut dalam beberapa tahun terakhir.
Setelah kemenangan Revolusi Islam, kedua negara, terutama di OPEC, telah bekerja sama secara erat.
Sejak tahun 1998, dengan naiknya Hugo Chاvez ke tampuk kekuasaan dan pemilihannya sebagai Presiden Bolivarian Venezuela, dan konvergensi posisi internasional kedua negara, termasuk penentangan terhadap unilateralisme dan sanksi, hubungan secara bertahap menjadi lebih dinamis.
Republik Islam Iran dan Venezuela, yang merupakan pemegang cadangan minyak terbesar dan produsen minyak, telah dikenakan sanksi ekonomi sepihak dan tidak adil selama beberapa dekade terakhir.
Sanksi yang dijatuhkan kepada kedua negara telah membatasi sumber devisa dan pendapatan utama mereka, yaitu penjualan minyak.
Meskipun demikian, Iran dan Venezuela telah mempertahankan hubungan di bidang energi, industri dan ilmu pengetahuan. Caracas mengimpor kondensat gas dari Iran, yang merupakan zat penting untuk mengencerkan minyak mentah Venezuela.
Presiden Iran dan Venezuela menyaksikan penandatanganan dokumen kerja sama strategis 20 tahun yang komprehensif antara kedua negara pada hari Sabtu (11/06/2022) di Tehran.
Kedua negara juga berulang kali menekankan perlunya mendukung multilateralisme dalam beberapa tahun terakhir demi membela kepentingan bersama mereka terhadap tindakan sepihak dan koersif AS.
Menurut Nicolas Maduro, Iran dan Venezuela, meskipun secara geografis jauh, tetapi memiliki saham dalam membangun dunia yang lebih adil dan lebih multipolar tanpa hegemoni AS.
Demikian pula pada tahun 2020, ketika Venezuela berada dalam situasi kritis, Iran mengirimkan lima kapal tanker bahan bakar ke Venezuela. Langkah ini berhasil dieksekusi oleh Iran dengan baik, sementara ancaman AS untuk mencegahnya tidak efektif.
Ketika Sayid Ebrahim Raisi menjabat sebagai presiden, kebijakan luar negeri Republik Islam Iran lebih fokus pada interaksi dengan negara-negara tetangga, kawasan dan negara-negara yang searah lainnya.
Sejalan dengan itu, kerja sama minyak Iran-Venezuela juga meningkat, dan setelah 8 tahun hubungan dingin, perjanjian pertukaran kondensat gas antara Iran dan Venezuela akhirnya dilaksanakan.
Sekarang, selain dokumen kemitraan strategis 20 tahun yang komprehensif, Iran dan Venezuela telah menandatangani dokumen tentang kerja sama politik, budaya, pariwisata, ekonomi, minyak, dan petrokimia yang dapat membuka jalan baru dalam hubungan bilateral.
Abdolhamid Sohrabi, pakar Amerika Latin mengatakan, "Selain dimensi ekonomi, dokumen kerja sama juga memiliki dimensi politik, di mana negara-negara yang berada di bawah tekanan rezim hegemonik menyadari bahwa mereka dapat memiliki hubungan di luar dari tekanan Amerika Serikat. Itu sebabnya Amerika Serikat terus-menerus berusaha mencegah kerja sama semacam ini."