Inilah Cara Iran dan Rusia Melawan Sanksi Barat
(last modified Thu, 30 Jun 2022 11:45:05 GMT )
Jun 30, 2022 18:45 Asia/Jakarta
  • Bendera RII (kiri) dan Bendera Rusia.
    Bendera RII (kiri) dan Bendera Rusia.

Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, transaksi keuangan antara Iran dan Rusia harus diperluas secara independen dan keluar dari sistem transaksi keuangan Barat.

Hal itu ditegaskan Sayid Raisi dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Negara-Negara Pesisir Laut Kaspia di Ashgabat, ibu kota Turkmenistan pada hari Rabu (29/6/2022).

"Sistem keuangan independen ini akan membuat mustahil bagi negara mana pun untuk memberikan pengaruh dan tekanan terhadapnya," kata Raisi.

Iran dan Rusia menentang kebijakan unilateralisme di kancah internasional. Kedua negara ini berada di bawah sanksi berat ekonomi yang diberlakukan Barat, terutama Amerika Serikat, dengan dalih program nuklir damai dan krisis Ukraina.

Namun, upaya AS untuk menekan dengan sanksi dan ancaman telah menjadi bumerang, sebab, selain hubungan politik yang tumbuh antara Iran dan Rusia, hubungan perdagangan dan ekonomi antara kedua negara juga meningkat.

Volume perdagangan antara Iran dan Rusia selama setahun terakhir (2021) meningkat sebesar 80% menjadi sekitar $4 miliar, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perdagangan kedua negara.

Presiden RII Sayid Ebrahim Raisi (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin

Iran dan Rusia sedang berkonsultasi untuk menggunakan sistem transaksi keuangan di luar SWIFT dengan tujuan memfasilitasi hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara. Bank Sentral Iran juga telah mengumumkan pengaturan dan fasilitas untuk memulai perdagangan dengan Rusia dalam rubel dan toman.

Rusia telah mengusulkan agar negara-negara anggota BRICS, yang meliputi Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan, menggunakan sistem mata uang terintegrasi mereka untuk mengimpor dan mengekspor.

Iran juga telah mengajukan untuk keanggotaan BRICS. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov terkait hal ini mengatakan, Iran layak dinominasikan dalam kelompok ini dan keanggotaan Tehran di BRICS sangat berharga.

Saat ini, pengembangan kerja sama perdagangan, perluasan kerja sama jangka panjang dan penghapusan beberapa hambatan dan upaya untuk menetralisir sanksi menjadi agenda serius pemerintah Iran dan Rusia.

Kerja sama di sektor energi, termasuk Swap, koneksi kereta api Iran ke Rusia melalui Turkmenistan dan Kazakhstan, perluasan pertukaran komoditi transit, dan kegiatan bea cukai di bagian selatan Rusia dengan Iran, termasuk di antara bidang perdagangan dan kerja sama ekonomi antara kedua negara. Para pejabat Iran dan Rusia sedang mengupayakan implementasi hal itu di berbagai pertemuan mereka.

Presiden Rusia menyambut usulan Presiden Iran untuk memperluas hubungan ekonomi kedua negara. Putin mengatakan, hubungan Iran-Rusia benar-benar mendalam dan memiliki sifat strategis.

Tahun lalu (2021), sirkulasi transaksi keuangan antara kedua negara tumbuh sebesar 81% dan pada bulan-bulan pertama tahun ini sebesar 31%, dan tren ini menggembirakan dan menguntungkan kedua negara.

Jelas bahwa upaya menemukan mekanisme yang diperlukan untuk memperkuat hubungan perbankan dan keuangan antara Iran dan Rusia dengan cara yang tidak bisa terpengaruh oleh tekanan Barat dan dilakukan dalam kerangka independen akan memperkuat hubungan perdagangan dan ekonomi antara kedua negara dan akan memfasilitasi kondisi untuk menggunakan kapasitas perluasan kerjasama kedua belah pihak.

Duta Besar Iran untuk Rusia Kazem Jalali mengatakan, di ​​bidang kerja sama keuangan dan perbankan, pejabat perbankan dan ekonomi kedua negara selalu menjalin kontak satu sama lain dan tampaknya dalam waktu dekat, kami akan menyaksikan pertemuan para pejabat kedua negara untuk memecahkan kemungkinan-kemungkinan masalah yang dihadapi. (RA)

Tags