Menlu Iran: Kesepakatan Tergantung pada Niat Baik AS
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amir Abdollahian mengabarkan Amerika Serikat (AS) telah mengirim pesan dalam beberapa hari terakhir bahwa Washington memiliki kemauan dan niat baik untuk mencapai kesepakatan.
Menanggapi hal itu, dia mengatakan, kami telah mengatakan kepada para pejabat AS untuk menunjukkan keinginan dan niat baik mereka untuk mencapai kesepakatan secara nyata.
Putaran negosiasi baru yang berfokus pada pencabutan sanksi yang menindas dan ilegal AS terhadap Iran, dimulai pada 4 Agustus di Wina, dan berakhir pada 8 Agustus 2022. Dalam putaran negosiasi ini, beberapa proposal diajukan oleh Enrique Mora, Koordinator Uni Eropa dalam negosiasi Wina.
Sebagian besar negara yang berpartisipasi dalam perundingan tersebut menginginkan penyelesaian negosiasi yang lebih cepat, tetapi mencapai kesepakatan akhir masih menunggu keputusan politik AS mengenai beberapa masalah penting dan kunci yang masih tersisa.
Karena inisiatif tim perunding Iran, negosiasi mengalami kemajuan, namun penundaan pihak Barat, terutama pemerintah Joe Biden untuk mengkompensasi tindakan ilegal pemerintah AS sebelumnya dan kelanjutan kampanye tekanan maksimum, telah menimbulkan keraguan tentang keseriusan AS untuk kembali ke perjanjian nuklir JCPOA dan juga menyebabkan perpanjangan proses pembicaraan.
Seperti dilaporkan IRNA, Menlu Iran yang berada di New York, menyinggung fokus pertemuannya dengan para Menlu dari negara-negara lain. Dia mengatakan, dalam petemuan ini, kami telah mengumumkan bahwa pihak AS lah yang harus berani membuat keputusan sehingga kita bisa berbicara tentang pencapaian kesepakatan yang baik, kuat dan stabil.
"Pihak AS telah mengatakan kepada kami berkali-kali bahkan dalam beberapa hari terakhir bahwa mereka memiliki kemauan dan niat baik yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan, dan kami pun mengatakan kepada mereka, 'tunjukkan kemauan dan niat baik Anda secara realistis sehingga kami dapat mencapai kesepakatan'", ujarnya.
Amir Abdollahian juga menyinggung Sidang Majelis Umum PBB tahun ini dan menuturkan, keterusterangan dan perhatian Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi terhadap isu multilateralisme dan kritik terhadap tindakan unilateralisme di dunia saat ini telah mendapat perhatian serius dari pihak-pihak utama dalam hal sidang tersebut.
"Dalam beberapa hari terakhir, dengan melihat doktrin kebijakan luar negeri yang seimbang dari pemerintah ke-13 Iran, kami telah mencoba untuk bertemu dengan para menteri luar negeri dari lima benua guna menjelaskan pandangan Republik Islam Iran sambil mengejar dan menindaklanjuti isu-isu bilateral," jelasnya.
Presiden Iran dan Menlu negara ini melakukan perjalanan ke New York untuk berpartisipasi dalam Sidang ke-77 Majelis Umum PBB dan mempromosikan diplomasi aktif pemerintah Iran di sela-sela sidang. (RA)