Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36, Apa Tujuannya?
(last modified Wed, 12 Oct 2022 12:08:47 GMT )
Okt 12, 2022 19:08 Asia/Jakarta
  • Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi (kanan).
    Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi (kanan).

Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36 dimulai di Tehran dengan pidato Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi pada Rabu pagi, 12 Oktober 2022.

Tema konferensi ini adalah Persatuan Islam, Perdamaian dan Menghindari Perpecahaan dan Konflik di Dunia Islam; Solusi Praktis dan Tindakan Operasional.

Hari Minggu, 9 Oktober 2022 yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal, adalah hari kelahiran Nabi Muhammad Saw –menurut riwayat Ahlu Sunnah– dan dimulainya Pekan Persatuan Islam di Republik Islam Iran.

Ahlu Sunnah berpendapat Rasulullah Saw lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal, sementara Syiah pada tanggal 17 Rabiul Awal. Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra kemudian menetapkan rentang waktu antara 12-17 Rabiul Awal sebagai Pekan Persatuan Islam, dan menjadikannya sebagai momentum untuk mempererat persatuan di tengah umat Islam.

Pekan Persatuan merupakan sebuah kesempatan untuk mengkaji lebih jauh tentang urgensitas persatuan dan solidaritas Dunia Islam, terutama di masa sekarang yang sarat dengan fitnah dan konflik.

Forum Dunia Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam setiap tahun mengadakan Konferensi Internasional Persatuan Islam dengan kehadiran tokoh-tokoh dari dunia Islam, yang digelar bersamaan dengan peringatan Pekan Persatuan Islams (12-17 Rabiul Awal).

Sejak 1365 HS, Organisasi Dakwah Islam Iran telah menyelenggarakan empat sesi konferensi tersebut, setelah itu, Forum Dunia untuk Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam, yang didirikan pada 1369 HS atas perintah Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, mengadakan Konferensi Internasional Persatuan Islam pada Pekan Persatuan Islam.

Tujuan diadakannya Konferensi Internasional Persatuan Islam adalah untuk menciptakan persatuan dan solidaritas  umat Islam, konsensus para ulama, cendekiawan dan ilmuwan Muslim untuk mengkaji dan menyajikan solusi praktis guna mencapai persatuan Islam dan memecahkan persoalan yang dihadapi umat Islam serta memberikan solusi yang sesuai dalam hal ini.

Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi pada pembukaan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36 pada Rabu (12/10/2022) mengatakan, pesan dari konferensi ini adalah kita sebagai  orang beragama, menginginkan terbentuknya kehidupan manusia kontemporer, dan Syuhada dunia Islam telah menciptakan kebangkitan.

Dia menambahkan, sejumlah orang berpikir bahwa Islam adalah masalah pribadi, tetapi berkat darah para syuhada Islam, kebangkitan Islam telah tercipta dan semua Muslim ingin hidup sebagai Muslim dan bertindak sesuai dengan Islam dalam semua aspek kehidupan mereka, dan musuh takut atas hal ini.

Tidak ada keraguan bahwa hari ini kubu arogansi dunia telah mengambil posisi tunggal dan dengki terhadap agama Islam, sehingga mencoba memecah belah umat Islam di dunia dengan menyebarkan kebohongan dan menghina Islam dan keluarga Nabi Agung dan Suci Muhammad Saw.

Pada masa kritis ini, kebutuhan akan persatuan di antara umat Islam terasa lebih dari sebelumnya, dan atas dasar ini, pemerintah-pemerintah Islam tidak boleh membiarkan musuh menciptakan perpecahan dan memisahkan umat Islam yang satu dengan menyebarkan perpecahan dan konflik. Oleh karena itu, Pekan Persatuan Islam dianggap sebagai kesempatan yang baik untuk empati dan persatuan dan menggagalkan serta menetralisir plot musuh.

Pengalaman beberapa dekade terakhir dengan jelas menunjukkan bahwa musuh selalu berusaha menghalangi kebebasan, kemerdekaan, kemandirian umat Islam yang sebenarnya, dan dalam konteks ini, mereka menggunakan berbagai cara, termasuk propaganda negatif melalui media terhadap umat Islam, menghasut dan menyebarkan Islamofobia, menuduh umat Islam sebagai ekstremis dan teroris serta menciptakan perpecahan di antara pemeluk agama dan mazhab yang berbeda.

Jelas bahwa ketika umat Islam terpecah, mereka tidak akan lagi dapat mencapai tujuan dan cita-cita luhur mereka, termasuk kemerdekaan, kemandirian dan kemajuan. Di sinilah al-Quran, Sunnah, dan mazhab Ahlul Bait as mengajarkan umat Islam untuk memusatkan perhatian mereka pada isu-isu penting dunia Islam daripada sibuk dengan isu-isu kontroversial yang tak berguna.

Ayat-ayat al-Quran mewajibkan umat Islam untuk memperjuangkan persatuan, karena Islam telah menyeru semua umat Islam sebagai umat yang satu dan memperkenalkan mereka sebagai saudara satu sama lain, sehingga perbedaan dalam beberapa hal tidak menghalangi persaudaraan Islam dan persatuan umat Islam. Dengan terwujudnya persatuan ini, umat Islam akan berada pada jalur untuk menciptakan peradaban baru Islam, yang akan mewakili persatuan seluruh umat Islam.

Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan pejabat Iran dan para tamu Konferensi Internasional Persatuan Islam pada 1398 HS (2019) menyinggung pencapaian peradaban baru Islam. Rahbar mengatakan, negara-negara Islam dan Muslim tidak pada tingkat yang sama dalam hal ilmu pengetahuan, kekayaan, keamanan, dan kekuatan politik. Untuk itu, mereka bisa saling membantu, dan bersinergi.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, mereka yang lebih tinggi pada setiap bagian dan bidang, bisa menggandeng tangan mereka yang lebih rendah, di mana ini juga merupakan tahap persatuan. Tahap yang lebih tinggi adalah menyatukan seluruh dunia Islam untuk mencapai peradaban Islam yang baru. Inilah yang telah ditetapkan Republik Islam sebagai tujuan utamanya, yaitu untuk mencapai peradaban Islam, tetapi peradaban yang tepat dan sesuai untuk saat ini, peradaban baru Islam.

Jelas bahwa penyelenggaraan Konferensi Internasional Persatuan Islam, yang dihadiri para tokoh politik, ulama besar dan ratusan pemikir budaya dan agama dari puluhan negara, merupakan langkah efektif dan berharga untuk menarik perhatian dan dukungan umat Islam. Konferensi seperti ini juga bisa menjadi landasan yang diperlukan untuk menciptakan persatuan umat Islam, mencapai perdamaian dan menghindari perpecahan dan konflik di dunia Islam. (RA)