Sanksi 10 Individu dan 4 Lembaga AS, Tekad Tehran Melawan Washington
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (31/10/2022) malam, Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengumumkan sanksi terhadap sejumlah individu dan institusi Amerika dan memasukkan 10 individu dan 4 institusi Amerika dalam daftar sanksinya.
Dinyatakan dalam pernyataan ini, Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran telah menyebut individu dan lembaga yang disanksi melakukan kegiatan yang melanggar hak asasi manusia, mencampuri urusan dalam negeri Republik Islam Iran, mempromosikan kekerasan dan kerusuhan di Iran, menghasut dan mendorong tindakan teroris, upaya melawan kegiatan Republik Islam Iran dalam memerangi terorisme dan pada akhirnya meningkatkan tekanan terhadap bangsa Iran, yang merupakan contoh terorisme ekonomi.
Sejumlah nama pejabat AS yang masuk dalam daftar sanksi Iran antara lain: Michael Kurilla, Komandan CENTCOM; Gregory Guillot, Wakil Komandan CENTCOM; Scott Desormeaux, Komandan Pangkalan Udara AS di Erbil, Irak; Juan Zarate, Kepala CEFP, Mark Wallace, Kepala UANI; Adewale Wally Adeyemo, Wakil Menteri Keuangan AS, Alexus G. Grynkewich, Komandan Angkatan Udara Kesembilan AS; Anne Neuberger, Deputi Penasihat Keamanan Nasional untuk Teknologi Siber AS: Isaac Johnson, Jr., Komandan Komando Urusan Sipil dan Operasi Psikologi Angkatan Darat Amerika Serikat; dan Brian E. Nelson, Wakil Menteri Keuangan Urusan Terorisme dan Intelijen Keuangan,
Selain itu, sejumlah lembaga AS seperti UANI, Badan Intelijen Pusat AS (CIA), Angkatan Udara ke-9 AS, dan Garda Nasional AS menjadi empat lembaga masuk dalam daftar sanksi Kementerian Luar Negeri Iran.
Tindakan Iran dalam memberikan sanksi kepada pejabat dan lembaga Amerika ini bertujuan untuk menghadapi intervensi langsung Amerika Serikat dalam urusan dalam negeri Iran dan berpartisipasi dalam pengenaan sanksi terhadap rakyat Iran, serta sebagai tanggapan atas pendekatan sanksi Amerika Serikat terhadap Republik Islam Iran.
Menyusul kerusuhan baru-baru ini di Iran, Amerika Serikat telah mengeluarkan pernyataan dan sanksi intervensionis pada beberapa kesempatan, memberikan sanksi kepada individu dan institusi Iran.
Amerika, sebagai pemimpin blok Barat, bukan hanya mengikuti pendekatan memiskinkan dan menciptakan chaos dengan menerapkan segala macam sanksi berupa kampanye tekanan maksimum sejak era Trump, yang berarti menyulut keresahan sosial dengan menerapkan tekanan ekonomi ke Iran, tetapi juga dari waktu ke waktu sebagai alasan untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri Iran, seperti kerusuhan November 2019 dengan dalih kenaikan harga bensin atau kerusuhan 2009 dengan dalih memprotes hasil pemilihan umum presiden, telah mencoba sekuat tenaga untuk mendorong dan mendukung perusuh dan memanfaatkan mereka yang terlibat dalam tindakan kekerasan atau melakukan perusakan properti publik.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (31/10/2022) malam, Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengumumkan sanksi terhadap sejumlah individu dan institusi Amerika dan memasukkan 10 individu dan 4 institusi Amerika dalam daftar sanksinya.
Kerusuhan baru-baru ini di Iran, dengan dalih kematian Mahsa Amini, sekali lagi menyebabkan Washington menggunakannya sebagai kesempatan untuk campur tangan dalam urusan internal Iran dan memicu lebih banyak kerusuhan.
Amerika Serikat mencoba memicu gangguan ini dengan membuat janji tentang pencabutan sanksi terhadap ruang virtual dan Internet, serta mengambil sikap intervensionis.
Hal yang mengejutkan adalah bahwa Amerika Serikat yang telah menjatuhkan sanksi terhadap Iran selama lebih dari empat puluh tahun dan telah menerapkan sanksi yang paling berat dan kejam terhadap rakyat Iran sejak era Trump dalam rangka kampanye tekanan maksimum, kini telah menyatakan belas kasihan untuk Iran dan pengurangan beberapa sanksi telah dibicarakan, sebuah masalah yang bahkan telah diejek oleh para ahli Amerika.
Glenn Greenwald, seorang penulis dan jurnalis Amerika terkemuka, mengatakan, "Siapa pun yang memiliki akal sehat dan menyeriusi pernyataan Washington terkait keprihatinan atau kemarahan atas penumpasan atau pembelaan hak-hak politik masyarakat di negara lain, dalam kondisi terbaik dan tidak dapat dipercaya adalah orang naif."
Sekarang, dengan mengambil tindakan balasan terhadap Amerika Serikat, Iran telah menunjukkan bahwa mereka bukan hanya tidak terintimidasi oleh ancaman dan tindakan subversif Washington, tetapi dalam inisiatif yang patut dicontoh, Iran telah memberikan sanksi kepada pejabat dan institusi Amerika yang terlibat langsung dalam tindakan melawan Iran, dan dengan demikian tekad Itu telah membawa keseriusan untuk menghadapi kebijakan dan tindakan arogansi global yang dipimpin oleh Amerika Serikat.(sl)