Kanaani: Iran Menilai Solusi untuk Krisis Yaman Bersifat Politis
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan, Berdasarkan pandangan strategis dan prinsip kebijakannya, Republik Islam Iran menganggap solusi krisis di Yaman bersifat politis.
Menurut laporan IRNA, Nasser Kanaani Chafi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, pada Kamis (30/03/2023) malam terkait peringatan perang terhadap Yaman dan perkembangan terakhir di negara ini menekankan pembatalan blokade sepenuhnya, pembentukan gencatan senjata nasional, menghormati kedaulatan dan integritas teritorial dan integrasi, serta penciptaan proses politik dengan kehadiran semua kelompok Yaman.
Menurutnya, Berdasarkan kebijakan prinsipnya, Republik Islam Iran tidak pernah melihat perang sebagai solusi untuk masalah dan krisis regional, dan selalu menekankan pemecahan masalah melalui dialog.
Kanaani menjelaskan, Republik Islam Iran menyambut kemudahan relatif yang disebabkan oleh gencatan senjata pada 2 April 2022 dan ketenangan terbatas yang diciptakan di negara ini setelah perang panjang oleh Amerika Serikat, di mana konsekuensi langsung dan tidak langsungnya kebanyakan mempengaruhi warga sipil, wanita dan anak-anak yang tidak bersalah, dan menilainya sebagai sarana yang tepat untuk mencapai kesepakatan akhir.
"Republik Islam Iran telah menggunakan semua kapasitasnya untuk mempromosikan perdamaian yang adil berdasarkan kenyataan yang ada di Yaman dan menciptakan perdamaian, stabilitas dan keamanan di negara ini serta berharap kembalinya stabilitas dan keamanan serta konsolidasi perdamaian di negara besar Islam ini," tambah Kanaani.
Arab Saudi, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab, termasuk UEA, melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman pada 26 Maret 2015, untuk memenuhi tujuan dan ambisi politiknya dengan dalih mengembalikan presiden yang mengundurkan diri negara ini, Abd-Rabbu Mansour Hadi berkuasa kembali.
Koalisi Arab gagal mencapai tujuan ini di bawah bayang-bayang perlawanan berani rakyat Yaman dan angkatan bersenjata serta operasi misil dan drone khusus mereka.(sl)