Iran Aktualita, 10 Juni 2023
(last modified Sat, 10 Jun 2023 12:41:24 GMT )
Jun 10, 2023 19:41 Asia/Jakarta
  • Rahbar Ayatullah Khamenei
    Rahbar Ayatullah Khamenei

Perkembangan di Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti; Rahbar: Imam Khomeini Hembuskan Nafas Baru ke dalam Tubuh Palestina.

Selain itu, masih ada isu lainnya seperti:

  • Raisi: Revolusi Imam Khomeini Mengubah Konstelasi Politik Dunia
  • IRGC Luncurkan Rudal Hipersonik Canggih, Fattah
  • Iran dan Brunei Perluas Kerja Sama di Bidang Teknologi Baru
  • Abdollahian pada AS: Anda Gagal Kucilkan Iran
  • Brigjen Sabahi Fard: Versi Kedua Rudal Bavar 373 sedang Dibuat
  • Bank Dunia Prediksi Ekonomi Iran Tumbuh 2,2 Persen
  • Menlu Iran Tekankan Peningkatan Hubungan dengan Negara Tetangga

Rahbar: Imam Khomeini Hembuskan Nafas Baru ke dalam Tubuh Palestina

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan pada acara peringatan 34 tahun haul Imam Khomeini ra di makam sucinya, Masalah Palestina seharusnya dilupakan, tetapi dengan gerakan Imam Khomeini, itu menjadi masalah pertama dunia Islam.

Rahbar Ayatullah Khamenei

Menurut laporan Iran Press, Ayatullah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam di acara haul ini menambahkan, Imam Khomeini ra menghembuskan nafas baru ke dalam tubuh Palestina, dan hari ini Hari Quds Sedunia diperingati bukan hanya di negara-negara Islam tetapi juga di negara-negara non-Islam.

Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa Imam Khomeini ra menghidupkan kembali perhatian terhadap spiritualitas bahkan di negara-negara non-Islam.

Menurutnya, Spiritualitas di dunia sedang diinjak-injak oleh beberapa kekuatan dan gerakan Imam Khomeini menghidupkan kembali spiritualitas di dunia.

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengklarifikasi bahwa perkembangan ini telah ditanggapi dengan reaksi dari kekuatan yang sama dan kekuatan ini melakukan segalanya untuk menghalangi kebangkitan spiritualitas.

"Lalu dengan faktor perangkat keras dan lunak yang mana Imam Khomeini melakukan berbagai pekerjaan besar ini?" ujar Rahbar.

Menurutnya, Imam tidak punya faktor pendukung berupa perangkat keras. Imam tidak punya uang, tidak juga kantor berita, bahkan kekuatan-kekuatan dunia tidak mendukungnya.

"Dalam pertemuan Syahid Muthahhari, yang dirinya adalah simbol keimanan, dengan Imam Khomeini radi Paris, dia telah menyaksikan 4 iman dalam diri Imam Khomeini ra termasuk iman pada tujuan, iman pada jalan, iman pada rakyat yang beriman, dan iman kepada Allah," ungkap Ayatullah Khamenei ketika menyinggung kekuatan iman Imam Khomeini.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, Ketika kita memperhatikan iman kepada Allah dalam berbagai masalah yang nyata dan melawan arogansi, iman ini berarti iman pada janji-janji Allah, percaya akan janji-janji Ilahi, yang menggerakkan langkah kokoh Imam di jalan ini. Keyakinan Imam pada Islam bukanlah iman kepada Islam kapitalis, juga bukan iman kepada Islam intelektual yang tidak tahu sama sekali.

Raisi: Revolusi Imam Khomeini Mengubah Konstelasi Politik Dunia

Presiden Republik Islam Iran menyatakan bahwa hubungan antara spiritualitas dan politik adalah salah satu manifestasi dari perilaku Imam Khomeini ra, dan mengingatkan, Revolusi Imam Khomeini ra mengubah semua konstelasi politik di dunia dan membentuk perimbangan baru.

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi

Menurut laporan Pusat Informasi Kepresidenan Iran, Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran, pada Sabtu (03/06/2023) malam, di acara malam peringatan 34 tahun wafatnya pendiri Republik Islam, dan dalam pertemuan para pecinta Imam Khomeini ra di makam sucinya, mengatakan bahwa meskipun 34 tahun telah berlalu sejak wafatnya Imam, dia masih hidup.

Menurut Raisi, Hari ini jalan, perilaku dan kata-kata Imam Khomeini ra berkembang dan populer di dunia lebih dari sebelumnya untuk rakyat Iran dan negara-negara independen lainnya di dunia.

Raisi menyatakan bahwa Imam Khomeini ra mendirikan Republik Islam berdasarkan hubungan antara kehendak rakyat dan cita-cita ketuhanan, sementara banyak malapetaka dan musibah di dunia saat ini disebabkan oleh pemisahan politisi dari spiritualitas.

Presiden Republik Islam Iran membuat contoh 70 tahun kejahatan rezim Zionis terhadap Palestina dan banyak kejahatan lain di dunia serta pembuatan dan penggunaan senjata pemusnah massal adalah hasil dari para politisi yang jauh dari spiritualitas.

Menegaskan bahwa salah satu faktor penting dan efektif dalam pembentukan tatanan dunia baru adalah Revolusi Islam, Raisi mengatakan, Saat ini indikator kekuatan Amerika dan unilateralisme sedang menurun dan kekuatan baru seperti organisasi-organisasi regional, terutama di Asia, sedang terbentuk.

Presiden Republik Islam Iran menekankan bahwa Revolusi Islam adalah salah satu kaki terpenting dan efektif dari tren ini adalah terbentuknya perimbangan yang menguntungkan Front Perlawanan.

"Status rezim Zionis sebagai anak haram Amerika di kawasan, dalam 70 tahun terakhir sejak pembentukan rezim ini, tidak pernah seburuk hari ini, dan ini adalah indikator dan manifestasi penting dari pembentukan tatanan dunia baru," ungkap Raisi.

Raisi menyebut bendera Perlawanan hari ini ada di tangan Pemimpin Besar Revolusi Islam.

"Negara mana pun yang ingin menjalin hubungan dengan Iran, kami siap untuk berinteraksi dan bekerja sama, tetapi kami akan menentang negara mana pun yang ingin melawan bangsa Iran," pungkas Presiden Iran.

IRGC Luncurkan Rudal Hipersonik Canggih, Fattah

Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam Iran hari ini secara resmi meluncurkan rudal hipersonik canggih.

Menurut Iran Press, rudal hipersonik, Fattah secara resmi diluncurkan Selasa (6/6/2023) pagi di hadapan Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi, Mayor Jenderal Hossein Salami, Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran, dan Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Komandan Pasukan Digantara IRGC.

Rudal Fattah

Rudal hipersonik adalah salah satu senjata dan peralatan terbaru yang diproduksi dan digunakan saat ini oleh negara-negara maju seperti Amerika, Rusia, dan Cina.

Kecepatan rudal hipersonik berkisar antara 5 hingga 25 kali kecepatan suara, yaitu antara 1,6 hingga 8 km/detik. Dengan kata lain, kecepatan minimum rudal hipersonik adalah 3.500 mil per jam (5.633 kilometer per jam), yaitu sekitar satu mil per detik atau 1.600 kilometer per jam.

Kecepatan hipersonik, pemblokiran gelombang radio, kemampuan manuver yang tinggi dan perubahan arah, penghindaran radar, dan jalur yang tidak dapat diprediksi adalah karakteristik utama rudal hipersonik.

Rudal ini digunakan untuk menghancurkan target yang berada pada jarak jauh atau target yang harus dihancurkan dengan cepat.

Jet tempur strategis seperti B-52 dan sistem pertahanan rudal jarak jauh termasuk di antara target tersebut.

Iran dan Brunei Perluas Kerja Sama di Bidang Teknologi Baru

Menteri luar negeri Iran dan Brunei menekankan perluasan kerja sama antara kedua negara di bidang yang berkaitan dengan teknologi dan pengetahuan baru.

Dalam rangka interaksi konstruktif dengan dunia, Republik Islam Iran menekankan perluasan kerja sama dengan benua Afrika dan Asia.

Menlu Iran, Hossein Amirabdollahian dan sejawatnya dari Brunei Dato Erywan Pehin Yusof hari Rabu (7/6/2023 ) bertemu di Tehran untuk membahas berbagai isu hubungan bilateral, regional dan perkembangan internasional, khususnya isu-isu penting dunia Islam.

Menteri Luar Negeri Iran memandang pertemuan ini sebagai kesempatan yang baik untuk mengkaji cara-cara mengembangkan hubungan antara kedua negara, dan menjelaskan posisi Iran dalam teknologi baru dan berbasis pengetahuan.

Ia menyatakan puas dengan terbentuknya kerja sama kedua negara di bidang ini.

Sementara itu, Dato Erywan Pahen Yusof, Menteri Luar Negeri Brunei dalam pertemuan ini menekankan urgensi kerja sama kedua negara di berbagai bidang, terutama di bidang yang berkaitan dengan teknologi baru dan berbasis pengetahuan.

Masalah kekonsuleran, perang melawan ekstremisme dan Islamofobia, masalah Palestina, kelanjutan pembicaraan pembatalan sanksi dan perkembangan di Ukraina menjadi beberapa fokus pembicaraan lain yang dibahas oleh menteri luar negeri Iran dan Brunei.

Abdollahian pada AS: Anda Gagal Kucilkan Iran

Menteri Luar Negeri Iran kepada Amerika Serikat, dan beberapa sekutunya mengumumkan, kebijakan mengucilkan Iran, gagal.

Image Caption

Hossein Amir Abdollahian, Senin (5/6/2023) dalam wawancara dengan PressTV sekembalinya dari Afrika Selatan untuk menghadiri pertemuan BRICS mengatakan, "Upaya AS dan beberapa sekutu Barat negara itu untuk mengucilkan Republik Islam Iran, gagal."

Ia menambahkan, "Partisipasi aktif Iran, di Organisasi Kerja Sama Shanghai, SCO, Uni Ekonomi Eurasia, UEE, dan terbaru BRICS, membuktikan bahwa kebijakan internasional untuk mengucilkan Iran, gagal."

Menlu Iran melanjutkan, "Negara-negara dan organisasi dunia bekerja sesuai kepentingan mereka. Pesan tegas dan transparan kami adalah Republik Islam Iran tidak bisa dikucilkan, dan dipinggirkan."

Pada saat yang sama, Abdollahian menegaskan sikap Republik Islam Iran yang sangat menentang sistem unilateralisme.

 "Kami sangat menentang unilateralisme, pada saat yang sama kami sangat diuntungkan oleh peluang-peluang yang muncul dalam kerangka multilateralisme. Selain itu, Iran dari sisi geopolitik dan geostrategi memiliki posisi utama di kawasan," ujarnya.

Menurut Abdollahian, Iran berada di jalur utama transit yang menghubungkan utara dan selatan, serta timur dan barat. Iran juga memiliki banyak fasilitas serta kapasitas, dan pihak lain akan diuntungkan dari interaksi dengan Iran.

Brigjen Sabahi Fard: Versi Kedua Rudal Bavar 373 sedang Dibuat

Komandan Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran mengatakan, versi kedua rudal Bavar 373 saat ini sedang dalam proses produksi.

Brigjen Alireza Sabahi Fard, Senin (5/6/2023) mengabarkan program Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran, untuk memproduksi versi kedua sistem rudal Bavar 373.

Ia menuturkan, "Versi kedua sistem pertahanan rudal Bavar 373, akan dibuat lebih canggih daripada versi pertamanya."

Komandan Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran menambahkan, "Sistem pertahanan rudal Bavar 373 baru akan menambah kekuatan Militer Iran, di sektor pertahanan udara."

Bavar 373 adalah sistem pertahanan rudal jarak jauh pertama buatan Iran, yang menggunakan rudal dari jenis Sayyad 4, dan Sayyad 4B yang dilengkapi sistem manuver canggih.

Seluruh komponen sistem pertahanan rudal Bavar 373, diangkut oleh kendaraan militer Zafar, dan Zol Janah.

Bank Dunia Prediksi Ekonomi Iran Tumbuh 2,2 Persen

Bank Dunia dalam laporan terbarunya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Iran sebesar 2,2 persen tahun ini.

Bank Dunia dalam evaluasinya terhadap situasi ekonomi Iran memperkirakan Iran akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 2,2 persen tahun ini, yang sama dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Barat dan Afrika Utara tahun 2023.

Rata-rata pertumbuhan ekonomi Asia Barat dan Afrika Utara pada tahun 2022 sebesar 5,9%, yang menurut perkiraan Bank Dunia, angka ini akan turun menjadi 2,2% pada tahun 2023.

Menurut perkiraan Bank Dunia, ekonomi Iran tumbuh sebesar 2,9 persen pada tahun 2022.

Perkiraan Bank Dunia dalam laporan barunya tentang pertumbuhan ekonomi Iran tahun 2023 tidak berubah dibandingkan dengan laporan Januari lalu.

Laporan ini juga memprediksi harga rata-rata minyak pada tahun 2023 menjadi 80 dolar. Tahun lalu, rata-rata harga minyak mencapai 99,8 dolar.

Menlu Iran Tekankan Peningkatan Hubungan dengan Negara Tetangga

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menekankan kelanjutan pengembangan hubungan persahabatan dan kemitraan yang konstruktif dengan negara-negara tetangganya.

Menlu Iran, Hossein Amirabdollahian di akun Twitternya hari Selasa (6/6/2023) mengatakan, "Kelanjutan diplomasi yang terhormat dalam hubungan luar negeri berjalan selaras dengan penguatan otoritas militer dan pertahanan yang menjanjikan masa depan cerah bagi Iran,".

"Kekuatan pencegah Iran adalah jaminan keamanan dan perdamaian yang stabil di kawasan, dan pengembangan hubungan persahabatan dan kemitraan yang konstruktif dengan tetangganya akan terus berlanjut dengan serius," ujar Amirabdollahian.

Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Riyadh dibuka hari Selasa.

Republik Islam Iran dan Arab Saudi sepakat pada 10 Maret, dengan mediasi China, untuk melanjutkan hubungan diplomatik bilateral setelah tujuh tahun terputus sejak 2016.

Media rezim Zionis mengumumkan bahwa Israel dibiarkan sendiri dalam konfrontasi dengan Iran, terutama setelah hubungan dekat terjalin antara Tehran dan Riyadh, serta pendekatan Iran ke UEA.