Kanaani Pertanyakan Kebebasan Berekspresi Barat
-
Nasser Kanaani
Juru bicara kementerian luar negeri Iran seraya mengisyaratkan penistaan al-Quran di Swedia dan Denmark mengatakan, jika pembakaran kitab suci sebuah kebebasan berpendapat, maka era kegelapan (Abad Pertengahan ) adalah era keemasan kebebasan di Eropa.
Kamis lalu, Salwan Momika, seorang warga Irak-Swedia melakukan aksi penistaan Al-Qur'an hanya beberapa pekan setelah membakar salinan kitab suci umat Islam di luar masjid Stockholm.
Negara-negara Islam mengutuk penistaan Al-Qur'an, dan memanggil duta besar Swedia dan kepala misi diplomatik di negara-negara tersebut.
Nasser Kanaani Chafi, jubir Kemlu Iran Minggu (23/7/2023) di Tweetnya berbahasa Inggris menulis, jika pembakaran kitab suci sebuah kebebasan berpendapat, maka era kegelapan (Abad Pertengahan) adalah masa keemasan kebebasan di Eropa.
Penistaan al-Quran di Swedia dan Denmark menuai respon keras dunia Islam.
Negara-negara Islam, seraya mengutuk penodaan al-Qur'an, memanggil duta besar dan kepala misi diplomatik Swedia di negara-negara tersebut. Republik Islam Iran juga memanggil duta besar Swedia ke Kementerian Luar Negeri dan mengumumkan bahwa mengingat berakhirnya misi duta besar Swedia di Tehran dan perintah Presiden Republik Islam Iran, selama pemerintah Swedia tidak mengambil langkah-langkah efektif untuk menjaga kesucian kitab samawi dan al-Qur'an, serta tidak menangani secara serius orang atau gerakan yang mengulangi penghinaan semacam itu di Swedia untuk kedua kalinya, maka Iran tidak akan menerima duta besar Swedia baru yang seharusnya tiba di Tehran dalam beberapa hari mendatang. (MF)