Kunjungan Presiden Iran ke Amerika (2)
Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi mengunjungi New York pada hari Senin, 18 September 2023 untuk berpartisipasi dalam Sidang ke-78 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ini adalah kunjungan kedua Sayid Raisi selama dua tahun menjabat sebagai Presiden Iran untuk menyampaikan pidato dalam Sidang ke-78 Majelis Umum PBB, dan menyampaikan pandangan-pandangan Iran tentang banyak hal.
Di antara agenda Presiden Iran selama kunjungan ke Amerika Serikat (AS) adalah pidato di Majelis Umum PBB, bertemu para kepala negara dan pidato di hadapan warga Iran yang berada di Amerika.
Dia juga akan bertemu dengan kelompok-kelompok dan individu politik, sosial, agama dan media di AS, dan menjelaskan posisi Iran serta menjawab pertanyaan-pertanyaan audensi.
Majelis Umum PBB memulai tugasnya setiap tahun sejak minggu ketiga bulan September, dan para pemimpin politik dunia, terutama presiden negara-negara anggota PBB, menjadi pembicara utama dalam sidang tersebut.
Presiden Iran dalam pidato pertamanya di Majelis Umum PBB pada September 2022, menyinggung kejahatan AS yang membentuk dan mendukung kelompok teroris takfiri Daesh (ISIS).
Sayid Raisi juga menyinggung instruksi Presiden Donald Trump untuk meneror Komandan Pasukan al-Quds Garda Revolusi Islam (IRGC) Letnan Jenderal Haji Qassem Soleimani. Dalam pidatonya itu, Presiden Iran mengangkat foto Syahid Soleimani dan terdiam sesaat.
Sayid Raisi juga menekankan perlunya semua pihak yang terlibat dalam perjanjian nuklir JCPOA untuk komitmen terhadap kesepakatan nuklir ini, dan mentaati resolusi PBB.
Presiden Iran lebih lanjut mengingatkan bahwa pemerintahannya mengupayakan interaksi yang efektif dengan seluruh negara di dunia, terutama dengan negara-negara tetangga Iran.
Majelis Umum PBB adalah salah satu dari lima pilar utama organisasi internasional ini, dan satu-satunya pilar PBB yang semua anggotanya mempunyai hak yang sama untuk memilih.
Oleh karena itu, kunjungan Presiden Raisi ke New York patut dianggap penting dalam banyak hal, karena dianggap sebagai kesempatan untuk menyampaikan pandangan Iran terhadap perkembangan internasional.
Sebenarnya, pertemuan tahunan Majelis Umum PBB sebagai acara internasional terpenting, merupakan kesempatan yang baik untuk konsultasi politik internasional, yang menyediakan dialog bilateral disebabkan kehadiran sebagian besar pejabat tinggi negara-negara di dunia.
Menurut Sayid Raisi, kehadirannya di Majelis Umum PBB merupakan peluang untuk menjelaskan pandangan-pandangan Iran.
"PBB dan Majelis Umum PBB adalah tempat yang cocok untuk mengungkapkan pandangan dan pendapat Republik Islam Iran, yaitu, sebuah pandangan yang mengungkapkan bahwa dunia ideal adalah dunia yang bebas dari kemiskinan, bebas dari senjata nuklir dan pemusnah massal, serta bebas dari ketidakadilan dan diskriminasi, yang menjunjung tinggi martabat manusia. Berbagai kapasitas yang ada di dunia harus digunakan untuk mencegah bencana alam dan malapetaka yang disebabkan oleh kebijakan hegemonik," kata Sayid Raisi.
Hal penting lainnya dari kunjungan Presiden Iran ke New York adalah bahwa pada tahun ini Sidang Majelis Umum PBB diselenggarakan dalam situasi di mana Iran telah mampu menciptakan sebuah suasana baru yang berbeda untuk diplomasi dan konsultasi dengan negara-negara dan organisasi-organisasi regional selama setahun terakhir.
Selama periode ini, Iran dapat memperoleh keanggotaan di SCO dan BRICS, dan hubungan Iran dengan negara-negara tetangga juga meningkat sedemikian rupa sehingga setelah pemulihan kembali hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi, sejumlah negara Arab lainnya, yang tadinya menjaga jarak dengan Iran, kini ingin memperluas hubungan dengan negara ini.
Sementara itu, Iran dan AS sedang dalam proses negosiasi verbal secara tidak langsung dan bertahap, sehingga jika Gedung Putih mematuhi seluruh kewajibannya, perspektif yang lebih jelas dapat diharapkan mengenai negosiasi pencabutan sanksi.
Oleh karena itu, mengingat Iran selalu menunjukkan tingkat kerja sama tertinggi dalam proses perundingan, maka pertemuan Presiden Raisi dengan para kepala negara di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB dapat menjadi peluang untuk mendorong semua negara mendukung proses negosiasi tersebut.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, ada kemungkinan dilakukannya perundingan mengenai pencabutan sanksi terhadap Iran di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.
Kehadiran Sayid Raisi di Majelis Umum PBB harus dianggap sebagai peluang baru untuk merefleksikan posisi mendasar Iran dari platform resmi lembaga internasional tersebut, yang juga memberikan kemungkinan konsultasi diplomatik sejalan dengan realisasi kebijakan dan tujuan Republik Islam Iran. (RA)