Presiden Iran: Normalisasi Hubungan dengan Rezim Zionis, Kemunduran
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, opsi menyerah dan kompromi sudah disingkirkan dari atas meja, dan normalisasi hubungan dengan Rezim Zionis, adalah reaksioner dan kemunduran.
Sayid Ebrahim Raisi, Minggu (1/10/2023) dalam pembukaan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-37 di Tehran menuturkan, "Persatuan hari ini bukan berarti persatuan dalam agama atau wilayah geografis, tapi persatuan dan keselarasan untuk menjaga kepentingan umat Islam."
Ia menambahkan, "Musuh tidak ingin umat Islam bersatu dan selaras, hari ini siapa pun yang bekerja untuk menciptakan keselarasan dan persatuan, maka ia sedang membantu strategi Islam, dan jika dengan pena serta kapasitasnya bekerja untuk menciptakan perpecahan, maka ia bekerja dalam kerangka strategi musuh."
Pada saat yang sama, Raisi menekankan perhatian pada pembebasan Al Quds, dan menyebut Palestina, sebagai indikator terpenting umat Islam, dalam persatuan.
"Mengupayakan normalisasi hubungan dengan Rezim Zionis, adalah indikator bahwa sebuah negara tengah melangkah di jalan reaksioner dan kemunduran," ujarnya.
Presiden Iran menegaskan, "Cara menghadapi musuh bukanlah kompromi dan menyerah, tapi melakukan perlawanan dan perjuangan. Normalisasi hubungan dengan Rezim Zionis, adalah keinginan pihak asing." (HS)