Pertemuan Tokoh-Tokoh Akademis dan Intelektual dengan Rahbar (2)
Tokoh-tokoh akademis dan intelektual di Republik Islam Iran bertemu Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Huseiniyyah Imam Khomeini ra di Tehran pada Selasa (17/10/2023) pagi itu, perwakilan para tokoh akademis dan masyarakat menyampaikan pandangannya mengenai berbagai isu penting kepada Rahbar.
Ayatullah Khamenei dalam pidatonya mengatakan, jika kejahatan rezim Zionis Israel di Jalur Gaza terus berlanjut, umat Islam dan bangsa-bangsa Muslim akan menjadi tidak sabar, kekuatan-kekuatan perlawanan juga menjadi tidak sabar, dan tidak ada seorangpun yang dapat menghentikan mereka. Mereka harus tahu ini!
"(Mereka) Jangan berharap lagi kepada pihak-pihak untuk melarang kelompok ini dan kelompok itu untuk jangan melakukan ini atau melakukan itu. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka ketika mereka menjadi tidak sabar. Ini adalah sebuah fakta yang ada. Tentu saja, apa pun yang dilakukan rezim Zionis, mereka tidak akan mampu menebus kegagalan memalukan yang dideritanya dalam hal ini," kata Ayatullah Khamenei.
Rahbar menuturkan, dalam kasus Palestina, yang ada di depan mata seluruh dunia adalah kejahatan genosida yang dilakukan rezim perampas dan penjajah, dan seluruh dunia menyaksikan kejahatan ini.
"Para pejabat beberapa negara yang berbicara dengan para pejabat negara kita, membela rezim Zionis dengan mengungkapkan protes mereka bahwa mengapa orang-orang Palestina membunuh warga sipil. Pertama, pernyataan ini tidak benar. Sebab, mereka yang berada di distrik ini, sama sekali bukan warga sipil. Semuanya bersenjata,"
Rahbar menambahkan, andaikan itu warga sipil, lalu berapa banyak warga sipil yang dibunuh rezim Zionis. Rezim ini sedang membunuh ratusan kali lebih banyak dari para perempuan, anak-anak, orang tua dan muda, dan mereka adalah warga sipil yang tidak tinggal di gedung-gedung militer di Gaza.
"Militer berada di tempatnya masing-masing, mereka juga mengetahuinya. Ini semua adalah masyarakat sipil. Mereka memilih pusat keramaian dan menyerangnya. Berapa ribu orang sejauh ini yang telah dibunuh dari warga Palestina di Gaza, hanya dalam beberapa hari ini. Kejahatan ini ada di depan mata seluruh masyarakat dunia. Mereka harus diadili. Pemerintah rezim penjajah, Zionis ini harus diadili hari ini," tegasnya.
Ayatullah Khamenei menuturkan, mereka harus diadili, dan pemerintah Amerika Serikat (AS) juga harus mengakui tanggung jawabnya dalam masalah ini. Banyak informasi yang disampaikan kepada kami bahwa kebijakan yang berlaku saat ini, yaitu selama sepekan ini di dalam rezim Zionis, diatur oleh AS, yang berarti bahwa mereka (Gedung Putih) adalah pembuat kebijakannya.
"Apa yang dilakukan rezim Zionis adalah kebijakan Amerika. Para pejabat AS harus bertanggung jawab untuk memperhatikan tanggung jawab mereka sendiri. Pengeboman harus segera dihentikan. Bangsa-bangsa Muslim marah. Mereka benar-benar sangat marah. Tanda-tandanya bisa kita lihat, berkumpulnya (unjuk rasa) kelompok-kelompok masyarakat, tidak hanya di negara-negara Muslim dan Islam, tetapi juga di Los Angeles, di Belanda, di Prancis, dan di negara-negara Eropa, di negara-negara Barat, mereka berkumpul (demonstrasi), baik itu Muslim maupun non-Muslim," lanjut Rahbar.
2.800 warga Palestina dilaporkan gugur syahid dan lebih dari 9.600 lainnya terluka akibat serangan udara Israel dari hari Sabtu hingga Senin (7-16/10/2023).
Lebih dari 13 ribu rumah tempat tinggal dan 10 pusat kesehatan hancur, dan 48 sekolah rusak akibat serangan udara besar-besara rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sistem layanan kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran dan pengiriman bantuan medis harus segera dilakukan untuk mencegah bencana kemanusiaan di Gaza.
Di sisi lain, PBB mengumumkan bahwa 423.000 warga Palestina telah mengungsi setelah serangan udara besar-besaran Israel di Gaza. (RA)