Syahadah; Hadiah Kerja Keras Seumur Hidup Sayid Razi
Prosesi pemakaman Syahid Sayid Razi Mousavi dihadiri rakyat Iran dan sejumlah pejabat pemerintah, serta digelar Kamis (28/12/2023) di Tehran.
Mayjen. Sayid Razi Mousavi, salah satu penasihat berpengalaman IRGC gugur hari Senin (25/12/2023) dalam sebuah serangan rezim Zionis Israel ke kawasan Zainabiya di sekitar Damaskus, Suriah.
Ia adalah penasihat senior dan terlama IRGC di Suriah dan kawan seperjuangan Syahid Letjen. Qasem Soleimani, mantan komandan pasukan Quds IRGC yang aktif dalam mendukung poros muqawama di Suriah.
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei memimpin prosesi shalat jenazah Syahid Sayid Razi Mousavi yang berlangsung hari Kamis. Dalam pertemuan dengan keluarga Syahid Razi, Rahbar mengatakan, kesyahidan adalah hadiah terbesar kerja keras seumur hidup Sayid Razi. Insya Allah, Tuhan akan meninggikan derajatnya.

Syahid Sayid Razi Mousavi, salah satu veteran poros perlawanan, memainkan peran di bidang ini selama hampir 25 tahun, dan menurut Hossein Polark, kepala staf pendukung front perlawanan; Pasca syahidnya Letjen. Qasem Soleimani, beliau tidak sabar dengan perpisahannya dan selalu ingin syahid menjelang peringatan syahidnya Syahid Qasim, dan kini keinginan tersebut menjadi kenyataan.
Syahid Qasem Soleimani bersama Abu Mahdi al-Muhandis, Wakil ketua Hashd Shaabi syahid dalam serangan teroris Amerika di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.
Pembunuhan para komandan perlawanan merupakan salah satu rencana utama yang selalu menjadi agenda rezim Zionis bersama Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir, dan teror Syahid Razi dan Syahid Soleimani adalah contoh nyata dari aksi kriminal yang dengan baik menunjukkan kemarahan dan kebingungan musuh atas kekalahan beruntunnya di kawasan dan juga menunjukkan dengan baik meningkatnya kemampuan front perlawanan.
Otoritas rezim Zionis, mengetahui peran Syahid Razi dalam mendukung poros perlawanan, dan berencana untuk membunuhnya selama bertahun-tahun dan berusaha menerornya berulangkali, tetapi mereka tidak berhasil. Kini, setelah operasi Badai al-Aqsa yang sukses dan tak tertandingi serta kegagalan dan kerugian besar yang diderita rezim Zionis dalam 3 bulan terakhir, rezim penjajah Quds sekali lagi berusaha membunuh pejabat tinggi IRGC dan muqawama ini, sehingga mereka berpikir bahwa mereka bisa membalas dendam atas kegagalan mereka.
Jelas sekali bahwa Republik Islam Iran, dengan kekuatan politik dan militer, konsultasi dan pengaruh spiritual serta panutannya, telah memainkan peran yang tidak dapat disangkal dalam kegagalan konspirasi Zionis dan Amerika serta kekalahan teroris termasuk Daesh (ISIS) di kawasan, dan sangat efektif dengan memperkuat front perlawanan dalam keseimbangan baru di Asia Barat; Oleh karena itu, rezim pendudukan Quds dan pendukung utamanya, Amerika Serikat, selalu berusaha melenyapkan para komandan dan penasihat Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) untuk memberi pukulan kepada Iran dan Front Muqawama.
Namun, harus diingat bahwa pembunuhan membabi buta dan pengecut terhadap para komandan seperti Syahid Sayid Razi tidak hanya tidak akan mengurangi tekad dan kekuatan perlawanan, namun juga akan membuat perlawanan lebih bertekad untuk melanjutkan jalannya yang benar, seperti halnya teror terhadap Jenderal Qassem Soleimani oleh pasukan Amerika menyebabkan muqawama tidak berhenti dan komandan lainnya terus melanjutkan jalannya sampai pada titik di mana lebih banyak serangan dilakukan terhadap posisi Amerika dan front perlawanan di Palestina, Suriah, Lebanon dan Yaman setiap hari menjadi lebih kuat dan bersatu.
Sehubungan dengan hal tersebut, Sayid Ebrahim Risi, Presiden Republik Islam Iran, dalam pesannya pada kesempatan kesyahidan Mayjen. Sayid Razi Mousavi, mengatakan, “Tidak diragukan lagi, tindakan ini merupakan tanda lain dari kekecewaan, impotensi dan ketidakmampuan Zionis di kawasan, dan mereka pasti akan membayar kejahatan ini.” (MF)