Tekait Palestina, Rahbar Minta Negara-Negara Muslim Lakukan Hal Ini
Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, para pejabat negara-negara Muslim terkadang membuat kekeliruan. Mereka mengatakan sesuatu, terkadang memberikan wawancara, dan mengatakan sesuatu, namun apa yang mereka harus lakukan, justru tidak dilakukan.
"Mereka mengumumkan bahwa gencatan senjata harus diadakan, namun (kewenangan/otoritas) gencatan senjata tidak ada di tangan Anda. Gencatan senjata ada di tangan penjahat, dan ada di tangan musuh, dan musuh tidak akan melakukannya," kata Rahbar dalam sebuah pidato.
Ayatullah Khamenei menuturkan, Anda duduk dan mengesahkan (menyetujui) sesuatu yang tidak berada dalam kekuasaan dan otoritas Anda.
"Ada hal-hal yang berada dalam kekuasaan dan wewenang Anda, namun tidak Anda sahkan. Apa itu? Itu adalah pemutusan 'arteri vital' ke rezim Zionis. Ini ada di tangan Anda. Anda dapat tidak membantu (Israel), dan tidak mendukungnya serta memutus hubungan politik dan ekonomi dengannya. Anda bisa melakukan hal-hal ini. Ini akan melemahkan musuh, dan memaksa musuh keluar dari medan perang. Pekerjaan-pekerjaan ini ada di tangan dan kekuasaan Anda, (untuk itu) sahkan dan lakukan pekerjaan-pekerjaan ini," tegasnya.
Rahbar menerangkan, seperti yang difirmankan Allah SWT, Tuhan beserta orang-orang yang Mukmin. Di manapun Tuhan berada, di situ ada kemenangan. Tentu saja ada kesulitannya.
"Kemenangan adalah sesuatu yang sudah pasti. Insyaallah, Tuhan Yang Maha Kuasa akan menunjukkan kemenangan ini kepada seluruh umat Islam dalam waktu yang tidak lama lagi, dan akan membahagiakan hati-hati, serta di atas semua ini, akan membahagiakan bangsa Palestina, dan penduduk Gaza yang tertindas, Insyaallah," pungkasnya.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh negara-negara Barat, rezim Zionis melancarkan pembantaian besar-besaran terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
Bungkamnya komunitas internasional dan lembaga-lembaga hak asasi manusia terhadap kejahatan rezim Zionis telah membuat rezim ilegal ini terus mengerahkan mesin-mesin perangnya untuk melanjutkan pembantaian terhadap rakyat Palestina, terutama perempuan dan anak-anak.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sejak dimulainya agresi militer Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023 hingga 175 hari setelahnya, lebih dari 32.705 warga Palestina telah gugur syahid dan 75.190 orang terluka. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. (RA)