Araghchi: Kawasan Harus Membuat Keputusan Kolektif Menghadapi Zionis
https://parstoday.ir/id/news/iran-i176836-araghchi_kawasan_harus_membuat_keputusan_kolektif_menghadapi_zionis
Pars Today - Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, dalam konferensi pers di Tunisia, menekankan bahwa negara-negara Eropa tidak akan mencapai tujuan apa pun dengan mengancam Iran. Ia mengatakan, "Persoalan yang ada terkait program nuklir Iran hanya dapat diselesaikan melalui diplomasi."
(last modified 2025-09-23T09:06:21+00:00 )
Sep 11, 2025 14:18 Asia/Jakarta
  • Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran
    Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran

Pars Today - Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, dalam konferensi pers di Tunisia, menekankan bahwa negara-negara Eropa tidak akan mencapai tujuan apa pun dengan mengancam Iran. Ia mengatakan, "Persoalan yang ada terkait program nuklir Iran hanya dapat diselesaikan melalui diplomasi."

Menurut laporan Pars Today mengutip IRIB, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Sayid Abbas Araghchi dalam konferensi pers di Tunisia mengatakan, "Kami telah membahas dan mengkaji serangan dan agresi rezim Zionis terhadap rakyat Palestina di Gaza, Tepi Barat, serta di Lebanon, Suriah, Yaman, Iran, dan baru-baru ini di Qatar. Ancaman rezim Zionis merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan di kawasan, dan menghadapinya membutuhkan keputusan kolektif di kawasan."

Araghchi menambahkan, "Kami berterima kasih kepada Tunisia atas sikap tegas dan kuatnya dalam mengutuk agresi pengecut rezim Zionis dan Amerika Serikat terhadap Republik Islam Iran. Sikap Tunisia dalam mengutuk agresi ini dan menyatakan dukungan serta solidaritasnya kepada rakyat Iran sangat jelas dan tegas."

Mengenai pencapaian kunjungannya ke Tunisia, Araqchi mencatat, Kunjungan presiden Tunisia tahun lalu ke Iran untuk menghadiri pemakaman Syahid Raisi dan pertemuannya dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam merupakan titik balik dalam hubungan kedua negara. Hari ini, kami telah mengambil keputusan yang baik terkait cara-cara untuk memperluas hubungan kedua negara di bidang perdagangan, kedokteran, sains, dan budaya, dan telah disepakati bahwa komisi ekonomi bersama kedua negara akan segera diselenggarakan di Tehran.

Di bagian lain pidatonya, Araghchi menjelaskan detail perjanjian Iran dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) serta tindakan rezim Zionis yang menegangkan di kawasan dengan mengatakan, IAEA merupakan satu-satunya otoritas internasional yang berwenang untuk memeriksa status nuklir suatu negara. Jika membuat perjanjian dengan suatu negara, maka harus mempertimbangkan pertimbangan teknisnya sendiri. Oleh karena itu, keberatan dari negara-negara yang selalu mengklaim bahwa Iran harus bekerja sama dengan IAEA merupakan hal yang aneh bagi kami.

Araghchi menjelaskan, Selama Perang 12 Hari, fasilitas nuklir damai Iran diserang secara ilegal, pertama oleh rezim Zionis dan kemudian oleh Amerika Serikat. Wajar jika ketika fasilitas nuklir diserang, inspeksi IAEA tidak dapat dilakukan seperti sebelumnya dan diperlukan pengaturan baru.

Araghchi mengatakan, IAEA mengakui bahwa realitas lapangan telah berubah dan kerangka kerja sama baru diperlukan. Oleh karena itu, kami bernegosiasi dengan IAEA dan berhasil menyelesaikan kerangka kerja ini. Mulai sekarang, kerja sama antara Iran dan IAEA akan berada dalam kerangka ini, dan IAEA juga sepenuhnya puas dengan perjanjian ini.(sl)