Shamkhani: Mimpi Musuh untuk Melemahkan Iran, Sirna
(last modified Fri, 26 Jan 2018 09:17:23 GMT )
Jan 26, 2018 16:17 Asia/Jakarta
  • Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional RII.
    Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional RII.

Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Republik Islam Iran mengatakan, kekalahan berulang kubu hegemoni dalam menghadapi Iran menunjukkan bahwa pengetahuan mereka tentang rakyat dan kapasitas Republik Islam adalah keliru dan Allah Swt telah menciptakan musuh-musuh negara ini sebagai orang-orang bodoh.

Ali Shamkhani mengatakan hal itu dalam wawancara dengan jaringan televisi al-Alam, Kamis (25/1/2018) ketika menyinggung kerusuhan terbaru di Iran.

"Dalam konstitusi Republik Islam Iran, pelaksanaan unjuk rasa sepenuhnya legal dan diakui dalam konteks undang-undang," imbuhnya.

Ia mengkritik dukungan Donald Trump, Presiden AS kepada para perusuh di Iran dan mengatakan, ketika masyarakat menyaksikan intervensi nyata elemen-elemen asing dengan tujuan membalas dendam terhadap kekuatan regional Iran, mereka memisahkan diri dari para perusuh dan berdiri melawannya.

Shamkhani menuturkan, upaya untuk melemahkan Iran merupakan mimpi yang telah sirna, dimana mimpi ini dikejar oleh sejumlah negara sejak kemenangan Revolusi Islam Iran dan berulang kali mereka menemui kegagalan.

Menurut Shamkhani, tidak ada undang-undang darurat di Iran. Ia menjelaskan, selama 40 tahun berdirinya Republik Islam –meskipun terdapat sejumlah krisis akut di negara ini– namun tidak pernah diumumkan kondisi darurat.

Unjuk rasa di RII mengecam perusuh.

Sekretaris DewanTinggi Keamanan Nasional Iran mengatakan, di Perancis –pasca "permainan petasan" oleh kelompok-kelompok teroris takfiri yang didukung oleh sejumlah negara regional– diumumkan kondisi darurat, dan di Turki hingga sekarang kondisi itu juga masih diberlakukan.

"Di Republik Islam Iran pasca sepekan penyelenggaraan aksi protes, kehidupan masyarakat sepenuhnya berjalan normal, bahkan di masa protes pun, kehidupan mereka normal-normal saja. Republik Islam memiliki 80 juta penduduk dan unjuk rasa terbaru sangatlah terbatas," ujarnya.

Di bagian lain pernyataannya, Shamkhani menuturkan, AS dan rezim Zionis meskipun telah menanam "investasi besar " untuk menciptakan instabilitas di Iran dan melaksanakan berbagai cara seperti pemaksaan perang terhadap Iran selama delapan tahun, pemberlakuan sanksi luas dan menciptakan koalisi untuk mengisolasi negara ini, namun mereka tidak mencapai keberhasilan apapun.

Ia juga menyinggung kebijakan negara-negara regional seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dan menilai kebijakan kedua negara itu sebagai kebijakan yang penuh dengan kesalahan strategis dan taktik.

"Klaim-klaim tak berdasar terhadap Republik Islam Iran oleh Arab Saudi dilontarkan untuk lari dari pertanggung jawabannya kepada opini publik dunia atas pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa selama tiga tahun, genosida, pembunuhan anak-anak dan pemboman tiap hari dengan senjata terlarang serta serangan ke pasar-pasar dan acara pernikahan di Yaman," pungkasnya. (RA)