Pembukaan Indonesian Corner di Iran (2)
-
Pembukan Indonesian Corner di University of Islamic Denominations, Tehran.
Indonesian Corner Pertama di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran telah dibuka di University of Islamic Sects (Mazaheb Islamic University/University of Islamic Denominations) pada hari Minggu, 10 Maret 2019.

Rektor University of Islamic Denominations Prof. Mohammad Hossein Mokhtari menyampaikan sambutan pertama dalam acara tersebut.
"Saya berharap pembukaan Indonesian Corner di University of Islamic Denominations akan memiliki langkah yang penuh berkah dalam memperluas hubungan di antara universitas-universitas," ujarnya.

Dia menambahkan, kami telah menjalin hubungan dan kerja sama di berbagai bidang dengan sekitar 20 universitas dunia.
"Selama ini, delegasi kami telah berkunjung ke Indonesia dan delegasi dari universitas-universitas Indonesia juga telah berkunjung ke Iran atas undangan kami. Kami berharap hubungan ini akan berlanjut," tuturnya.

Mokhtari juga menyinggung falsafah pendirian University of Islamic Denominations yang telah berperan besar dalam memberikan pencerahan dan penyadaran kepada masyarakat.
"Falsafah pendirian University of Islamic Denominations adalah mendidik mahasiswa-mahasiwa toleran yang melawan ekstremisme dan kekerasan. Dengan kehadiran ilmiahnya, universitas ini menjadi pelopor, dan berpengaruh dalam menghadapi kekerasan dan perilaku yang irasional serta memberikan pencerahan kepada masyarakat umum dan penyadaran kepada masyarakat Islam," pungkasnya.

Duta Besar Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Tehran Octavino Alimudin menyampaikan sambutan dalam pembukaan Pojok Indonesia Pertama di Tehran dan kedua di Republik Islam Iran ini.

Dia mengatakan, Prof. Mokhtari telah sukses dalam membangun hubungan dan kolaborasi dengan Universitas-universitas Islam Negeri Indonesia. Pasalnya, sedikitnya tiga rektor telah berkunjung ke universitas ini.

"Kami berharap dari University of Islamic Denominations berkunjung ke Indonesia untuk melihat dan memperluas jaringan kita. Mengapa? Sebab di Indonesia kami memiliki sedikitnya 205 juta Muslim dari 260 juta penduduk, di mana ini berarti hampir 87 persen penduduk Indonesia adalah Muslim. Mereka tinggal di kota dan provinsi yang berbeda. Kita memiliki 34 provinsi, di mana di masing-masing provinsi, kita memiliki Universitas Islam Negeri, bahkan tidak hanya Universitas Islam Negeri, tetapi juga universitas swasta, negeri dan lain-lain," kata Octavino.

Di Republik Islam Iran, lanjutnya, universitas-universitas Anda sangat terkenal. Saya bisa mengatakan bahwa hampir semua universitas Iran adalah di antara 500 universitas terbaik dunia. Kita banyak belajar dari Republik Islam Iran tentang bagaimana mengembangkan teknologi dan seni, juga diplomasi, sebab setelah 40 tahun kemenangan Revolusi Islam hingga sekarang, kita menjalin hubungan panjang dan mendalam.

"Republik Indonesia dan Republik Islam Iran tidak memiliki masalah apapun. Kita mempunyai hubungan baik di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan juga keamanan. Ini adalah waktunya bagaimana kedua bangsa –setelah kedua pemerintah mempunyai hubungan yang baik– untuk memiliki konektivitas yang baik. Cara yang bisa kita lakukan adalah dengan saling mempromosikan," imbuhnya.

Dubes RI untuk Iran menuturkan, hari ini saya bahagia melihat akan dibukanya Indonesian Corner di University of Islamic Denominations, di mana ini adalah Pojok Indonesia pertama yang kita buka di universitas Islam di Republik Islam Iran.

"Setelah dua tahun kehadiran saya di Iran, saya melihat University of Islamic Denominations sangat memahami budaya Indonesia. Kita melihat ada kesamaan budaya. Indonesian Corner tidak hanya berhenti pada peresmian saja, namun juga ada tindak lanjutnya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara lebih banyak dialog, dan membuat lebih banyak promosi dan pemahaman setidaknya antar universitas. Sebab, kita memiliki banyak kunjungan dari Indonesia ke Tehran atau sebaliknya, namun terkadang kunjungan ini tanpa ada catatan apapun. Oleh karena itu, Pojok Indonesia ini bisa menjadi sarana untuk hal itu dan bisa membawa hubungan kita ke arah perspektif yang lebih baik," jelasnya.

Octavino dalam sambutannya juga menyinggung masyarakat Indonesia yang majemuk, di mana selain Islam, juga ada lima agama lain yang diakui. Agama-agama itu adalah Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu (Konfusianisme), namun rakyat Indonesia menghormati masing-masing agama.

Dia juga menyinggung mengenai pemberantasan terorisme. Menurutnya, dialog di antara penganut mazhab dan agama-agama lain bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah ini. Indonesia pada tahun 2018 telah mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi tentang Wasatiyyah Islam (Islam Moderat) di Bogor. KTT yang dihadiri oleh 100 ulama dan cendekiawan Muslim ternama dari dalam dan luar negeri ini bertujuan agar dunia Islam merevitalisasi wawasan Wasatiyyah Islam dan menjadi solusi bagi problema peradaban dunia serta agar tidak terjebak dalam radikalisme fundamentalisme, apalagi ekstremisme.

Dubes Indonesia untuk Tehran lebih lanjut menyinggung karya cendekiawan Iran yang buku-bukunya telah ada di Indonesia seperti Ali Syari'ati. Octavino juga menyinggung mengenai beasiswa yang diberikan oleh beberapa kementerian Indonesia kepada pelajar asing. Selain itu, dia berbicara sekilas tentang adanya kampanye negatif terhadap Islam, dan menegaskan bahwa Islam bukan teroris, namun Islam adalah kasih sayang dan peduli.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Organisasi Kebudayaan dan Hubungan Islam Republik Islam Iran (ICRO) Abouzar Ebrahimi Torkaman. Dia mengatakan, peningkatan peluang penelitian antara Iran dan Indonesia harus diperhatikan dengan baik.

"Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani tidak boleh diabaikan. Upaya untuk menjalankan dan merealisasikannya adalah penting," kata Ebrahimi Torkaman.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Syafa'atun Almirzanah juga menyampaikan sambutannya dalam pembukaan Pojok Indonesia.

Acara dilanjutkan dengan pemotongan pita. Indonesian Corner yang dibuka di Mazaheb Islamic University adalah Pojok Indonesia kedua di Iran dan yang pertama di Tehran. Pasalnya, sebelum ini, Indonesian Corner telah dibuka di Universitas Ferdowsi Mashhad, timur laut Republik Islam Iran pada hari Kamis, 7 Maret 2019. (RA)