Bagheri: Jika Kondisi Memaksa, Iran akan Tutup Selat Hormuz
(last modified Sun, 28 Apr 2019 11:37:58 GMT )
Apr 28, 2019 18:37 Asia/Jakarta

Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri mengatakan kami tidak berniat untuk menutup Selat Hormuz kecuali jika langkah musuh membuat Iran tidak memiliki pilihan lain.

Hal itu dikatakan Bagheri di sela-sela Kongres ke-23 Komandan, Perwira dan Pejabat Kepolisian Republik Islam Iran, Minggu (28/4/2019).

Dia menambahkan Angkatan Bersenjata Iran bertanggung jawab atas keamanan Selat Hormuz. Tehran, lanjutnya, ingin Selat Hormuz tetap terbuka dengan keamanan berkelanjutan, dan minyak dan komoditas Iran sedang diangkut melalui Selat Hormuz seperti pengiriman negara-negara lain.

"Jika ada pihak yang membuat Selat Hormuz tidak aman, kami pasti akan mengatasinya, dan jika minyak kami tidak bisa melewati Selat Hormuz, maka minyak negara-negara lain pasti juga tidak akan bisa melewati selat tersebut," tegasnya.

Bagheri menjelaskan, ini bukan berarti penutupan Selat Hormuz, dan kami tidak punya niat untuk menutupnya kecuali tindaan musuh akan mencapai batas bahwa Iran tidak memiliki pilihan lain. Hari itu, kita akan sepenuhnya menutup Selat Hormuz.

Selat Hormuz

Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran lebih lanjut menyinggung kontrol ketat Iran atas perairan selatan.

"Kapal perang Amerika Serikat dan kapal-kapal dagang harus merespon instruksi Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) ketika melintasi Selat Hormuz beberapa kali dalam sehari," tegasnya.

Bagheri menuturkan, pasukan AS hingga kemarin masih bersedia menanggapi pertanyaan Angkatan Laut IRGC ketika melewati Selat Hormuz dan tidak ada tanda-tanda perubahan perilaku mereka di selat ini.

Sebelumnya, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pidatonya pada 24 April 2019 mengatakan bahwa upaya AS untuk memblokir ekspor minyak Iran tidak akan berhasil karena Tehran akan mengekspor minyaknya sesuai kebutuhan dan keinginannya.

Menurut Rahbar, pengurangan ketergantungan Iran pada ekspor minyak sebagai peluang, dan peluang seperti ini akan digunakan untuk menghapus ketergantungan dan bertumpu pada kemampuan internal.

"Meskipun sanksi membuka jalan bagi masalah dalam kasus-kasus tertentu, namun embargo ini akan menguntungkan negara jika masalah tersebut ditangani dengan benar dan logis," kata Ayatullah Khamenei.

Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk tidak memperpanjang pengecualian sanksi terhadap negara-negara importir utama minyak Iran, dan pengecualian ini akan berakhir pada awal Mei 2019. (RA)

Tags