Mousavi: Iran Menolak Negosiasi di bawah Tekanan
(last modified Thu, 27 Jun 2019 04:33:06 GMT )
Jun 27, 2019 11:33 Asia/Jakarta
  • Aaydi Abbas Mousavi
    Aaydi Abbas Mousavi

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Rabu malam (26/06) menekankan, Republik Islam senantiasa condong berinteraksi, namun tidak pernah bersedia bernegosiasi di bawah tekanan.

Seperti dilaporkan IRNA, Abbas Mousavi setibanya di Urmia, Provinsi Azerbaijan Barat, barat laut Iran mengungkapkan, Iran senantiasa menunjukkan dirinya bukan pihak yang haus perang dan di bawah represi maksimum negara ini akan menang melalui resistensi rakyatnya.

 

Jubir menlu Iran terkait tujuan kunjungannya ke Provinsi Azerbaijan barat mengatakan, di antara tujuan lawatannya adalah mengenang korban serangan kimia Sardasht oleh rezim terguling Irak, Saddam Hussein.

Serangan kimia Saddam ke Sardasht Iran

28 Juni bertepatan dengan 7 Tir di kalender Iran ditetapkan sebagai hari memperingati serangan kimia rezim Baath Irak ke kota Sardasht, Provinsi Azerbaijan barat.

 

Di serangan kimia rezim Baath Irak ke kota Sardasht pada 28 Juni 1987 (7 Tir 1366) 119 orang gugur dan lebih dari delapan ribu lainnya terluka.

 

Selama perang Iran-Irak, rezim Saddam berulang klai menggunakan senjata kimia terhadap rakyat Iran.

 

Dampak pahit dari kejahatan anti kemanusiaan ini masih dapat ditemukan di Iran.

 

Penggunaan senjata kimia bertentangan dengan protokol Jenewa dan segala bentuk pemanfaatan senjata kimia jelas-jelas dilarang, namun PBB dan Dewan Keamanan dalam hal ini menunjukkan sikap ganda.

 

Berbagai bukti yang dirilis selama bertahun-tahun pasca perang Iran-Irak menunjukkan sekitar 207 perusahaan Barat termasuk Amerika, Belanda, Jerman dan Perancis terlibat dalam suplai senjata kimia kepada rezim Baath Irak. (MF)

 

Tags