Iran Aktualita 3 Agustus 2019
-
Ucapan selamat Rahbar kepada tim bola voli usia di bawah 21 Iran
Dinamika Iran selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting dan yang paling menonjol mengenai Kemenlu AS yang memasukkan nama Mohammad Javad Zarif ke dalam daftar sanksi.
Sementara itu, pekan lalu tim voli Iran usia di bawah 21 menjadi juara dunia yang kemudian Ayatullah Khamenei menyampaikan ucapan selamat. Selain itu, Iran masih tetap melanjutkan diplomasi regional dan internasional terkait JCPOA, Tehran menjadi tuan rumah kunjungan pejabat negara dekat dan jauh dan Iran dan Rusia akan Gelar Manuver Militer di Teluk Persia.
Rahbar Mereaksi Peristiwa Kemenangan Tim Voli Iran dan Eksekusi Dua Pemuda Bahrain
Tim Nasional Bola Voli Republik Islam Iran meraih juara dunia pada the 2019 FIVB Volleyball Men’s U-21 World Championship setelah mengalahkan Italia, Sabtu, 27 Juli 2019.
Timnas Iran mengalahkan Italia dengan skor 3-2 pada pertandingan Sabtu malam, padahal pada enam pertandingan sebelumnya timnas Italia menang atas Iran.
Pada laga semi final, timnas muda Iran berhasil mengalahkan tim kuat Brazil yang harus puas berada di posisi ketiga setelah mengalahkan timnas Rusia 3-0.

Kejuaraan Dunia U-21 Bola Voli FIVB Pria 2019 berlangsung di Manama, ibu kota Bahrain mulai 18-27 Juli 2019.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menyampaikan selamat atas kemenangan timnas bola voli muda Iran dalam pertandingan dunia FIVB Volleyball Men's U21 World Championship 2019 di Manama, Bahrain.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pesannya mengatakan, para pemuda yang mulia, saya mengucapkan selamat atas kemenangan kalian, saya berterimakasih karena kalian telah menggembirakan hati rakyat Iran.
Sementara itu, menyusul syahidnya dua pemuda Bahrain di tangan pemerintah Al Khalifa, akun twitter bahasa Arab Kantor Rahbar dan Publikasi karya-karya Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam merilis sikap Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei saat merespon kejahatan ini.
Rahbar terkait peristiwa ini mengatakan, "Kezaliman dan kekerasan tidak akan abadi dan tekad bangsa yang menuntut keadilan pada akhirnya akan menang."
Kelanjutan Diplomasi Regional dan Internasional JCPOA
"Ketika Iran tidak dapat memanfaatkan kepentingannya di JCPOA dan pihak lain di kesepakatan ini tidak memenuhi komitmenya, Iran akan mengurangi komitmennya selangkah demi selangkah dan membuktikan kepada dunia bahwa Iran masih punya banyak solusi," ungkap Hassan Rouhani, Presiden Republik Islam Iran. Pada Kamis lalu (01/08), Hassan Rouhani dalam pertemuan Dewan Administratif Provinsi Azerbaijan Timur menjelaskan masalah ini dan menekankan, "Dari sisi politik dan hukum, JCPOA sangat penting bari Iran. Karena Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui hak Iran untuk memperkaya uranium dengan bersandar pada kesepakatan internasional ini."
Pekan lalu, pertemuan khusus Komisi JCPOA diadakan di Wina pada hari Ahad, 28 Juli, atas permintaan Perancis, Inggris, Jerman dan Iran, dengan dihadiri wakil Uni Eropa yang diketuai oleh Seyed Abbas Araqchi dan Helga Schmidt, Wakil Kepala Kebijakan Luar Negeri UE.

Pada pertemuan tersebut membahas semua kesepakatan dan koordinasi pertemuan Komisi JCPOA sebelumnya dan proses kemajuannya.
Pertemuan Wina diadakan saat Iran mengurangi sebagian komitmennya sebagai tanggapan atas sikap Eropa yang tidak memenuhi komitmennya berturut-turut.
Menurut Pasal 26 dan 36 JCPOA, Iran memiliki hak untuk menangguhkan pemenuhan kewajibannya, secara keseluruhan atau sebagian, jika pihak lain tidak memenuhi kewajibannya.
Iran telah mengumumkan bahwa mereka akan mengambil langkah ketiga dalam mengurangi komitmennya jika tren ke arah ketidakpatuhan berlanjut.
D.Rigoulet-Roze, peneliti masalah keamanan, politik dan pemerintah, yang juga dosen ilmu politik di Universitas Toulouse mengatakan, "Satu-satunya cara untuk menyelamatkan JCPOA adalah dengan bernegosiasi dan membujuk Iran untuk hadir di JCPOA. Namun Eropa memiliki banyak masalah dengan kebijakan Trump."
Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran mengatakan bahwa tindakan Eropa sejauh ini belum sesuai dengan komitmen mereka. Menurutnya, "INSTEX adalah sarana pendahuluan untuk memenuhi komitmen Eropa yang beluk dilaksanakan secara penuh dan bila dapat diimplementasikan, yang pasti, penjualan minyak dan kembalinya uang Iran akan masuk ke INSTEX."
Hassan Rouhani, Presiden Republik Islam Iran, Selasa (30/7/2019) malam dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Perancis, mengatakan bahwa Eropa sudah kehilangan banyak kesempatan untuk menjalankan komitmen dan kerja samanya dengan Iran. Menurutnya, normalisasi hubungan di sektor perminyakan dan perbankan adalah langkah awal komitmen yang diharapkan Iran dari Eropa.
Presiden Iran, Hassan Rouhani dalam kontak telepon itu menjelaskan, terorisme ekonomi Amerika Serikat terhadap Iran adalah langkah anti-kemanusiaan termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan dan barang pokok masyarakat. Ia menambahkan, menjaga penuh komitmen kesepakatan nuklir JCPOA, dilakukan Iran pada kondisi ketika pihak lawan tidak melaksanakan komitmennya sedikitpun, dan hal ini tidak bisa diterima rakyat Iran.
Kemenlu AS Masukkan Mohammad Javad Zarif ke Daftar Sanksi
Kementerian Keuangan Amerika Serikat dalam kelanjutan kecanduan sanksinya, menjatuhkan sanksi terhadap Menteri Luar Negeri Iran. Kemenlu AS, Kamis (1/8/2019) dinihari waktu Tehran menjatuhkan sanksi terhadap Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif.
Sanksi tersebut akan membekukan seluruh aset Zarif yang ada di Amerika atau yang dikendalikan oleh warga dan perusahaan Amerika.
Menteri Keuangan Amerika, Steven Mnuchin mengatakan, Zarif disanksi karena menjalankan agenda gegabah Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei.

Sementara Menlu Iran di laman Twitternya mengomentari penjatuhan sanksi Amerika terhadap dirinya dan menulis, alasan Amerika menyanksi saya karena saya adalah juru bicara utama Iran di seluruh dunia, apakah kenyataan itu begitu menyakitkan ?
Ia menambahkan, sanksi Amerika tidak berpengaruh bagi saya dan keluarga saya, karena saya tidak memiliki aset atau properti di luar Iran, terima kasih sudah menganggap saya sebagai ancaman besar bagi agenda Anda.
Presiden Iran, Hassan Rouhani dalam acara peresmian sejumlah proyek gas di Provinsi Azerbaijan Timur mengatakan, setiap hari berbicara soal perundingan, tapi karena kalah di hadapan rasionalitas, Amerika Serikat menyanksi menteri luar negeri kami.
Menurut Rouhani, Amerika Serikat mengklaim sebagai negara adidaya, tapi takut pada logika dan wawancara seorang diplomat pemberani dan kuat seperti Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif.
Tehran Tuan Rumah Kunjungan Tiga Pejabat Jepang, Cina dan Oman
Pekan lalu, Tehran menjadi tuan rumah kunjungan sejumlah pejabat negara-negara sahabat.
Yusuf bin Alawi, Menteri Luar Negeri Oman Sabtu lalu (27/07) melakukan kunjungan ke Tehran dan melakukan pertemuan dan pembicaraan dengan para pejabat tinggi Iran soal hubungan bilateral dan transformasi regional.
Oman dan Iran adalah dua negara yang terletak di dua sisi Selat Hormuz dan kedua negara telah memainkan peran yang menentukan dalam memastikan stabilitas dan keamanan jalur laut ini.
Yusuf bin Alawi, Menteri Luar Negeri Oman dalam pertemuan dengan Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran, Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Tinggi Nasional Iran menekankan, "Semua negara harus menjaga ketentuan keamanan, khususnya di kawasan Selat Hormuz dan tidak melakukan langkah-langkah yang dapat menciptakan atau meluasnya krisis dan atau memaksakan biaya tidak penting kepada perdagangannya atau pihak lain."

Kenji Yaman, Deputi Menteri Luar Negeri Jepang termasuk pejabat lain yang pekan lalu sempat menjadi tamu di Tehran.
Pertemuan ini setelah kunjungan perdana menteri Jepang ke Tehran pada 13 Juni 2019 menurut para pengamat politik sebagai petanda pemerintah Jepang tetap ingin memperkuat hubungan dua negara dan mengurangi ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Kenji Yamada, Deputi Menlu Jepang dalam pertemuan dengan Iraqchi, timpalannya dari Iran menekankan pentingnya hubungan baik Tokyo-Tehran dan mengatakan, "Sekalipun ada pembatasan terhadap Iran setelah sanksi ilegal Amerika Serikat, Jepang tetap ingin memperluas kerja samanya dengan Iran di pelbagai bidang."
Pekan lalu bertetapan dengan peringatan ke-90 hubungan diplomasi Iran dan Jepang dan untuk itu Tehran menjadi tuan rumah peringatan ini.
Song Tao, Menteri Urusan Internasional Partai Komunis Cina pekan lalu mengunjungi Iran dan dalam pertemuannya dengan para pejabat Republik Islam Iran membicarakan hubungan bilateral dan masalah regional seraya menekankan, "Tekad kokoh Cina untuk memperlua hubungan dengan Iran tidak akan berubah dan Cina selalu siap memperluas hubungannya dengan Iran.
Rusia akan Gelar Manuver Militer di Teluk Persia
Pekan lalu, Komandan Angkatan Laut militer Iran mengatakan, berdasarkan kesepakatan yang sudah ditandatangani oleh Iran dan Rusia, dalam waktu dekat kedua negara akan menggelar manuver militer bersama di Samudra Hindia, Laut Makran, Selat Hormuz dan Teluk Persia.

Laksamana Hossein Khanzadi yang tengah berada di Rusia kepada IRNA menuturkan, Iran dan Rusia sudah mencapai kesepakatan tentang pelaksanaan manuver militer bersama angkatan laut dua negara di Samudra Hindia, dan kami berharap hingga akhir tahun ini manuver gabungan tersebut bisa terselenggara.
Ia menambahkan, tidak lama lagi akan digelar pertemuan koordinasi dan perencanaan terkait manuver militer ini, dan diperkirakan latihan militer gabungan Iran-Rusia ini akan segera dilaksanakan di Samudra Hindia.
Komandan AL Iran mewakili Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran menghadiri peringatan Hari Angkatan Laut Rusia di St Petersburg.
"Ketika kita berbicara tentang Samudra Hindia, mungkin bagian penting dan perlu diperhatikan adalah wilayah utara Samudra Hindia yang bersambung ke Laut Makran, Selat Hormuz dan Teluk Persia," pungkasnya.