Pertemuan ke-66 WHO EMRO di Iran
https://parstoday.ir/id/news/iran-i74762-pertemuan_ke_66_who_emro_di_iran
Pertemuan ke-66 Komite Regional untuk Mediterania Timur Organisasi Kesehatan Dunia (EMRO) digelar pada hari Selasa (15/10/2019) di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Okt 15, 2019 21:49 Asia/Jakarta
  • Pertemuan ke-66 WHO-EMRO di Iran.
    Pertemuan ke-66 WHO-EMRO di Iran.

Pertemuan ke-66 Komite Regional untuk Mediterania Timur Organisasi Kesehatan Dunia (EMRO) digelar pada hari Selasa (15/10/2019) di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.

Acara ini dihadiri oleh Presiden Iran Hassan Rouhani dan Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Ahmed Salim Saif al-Mandhari serta para menteri kesehatan negara-negara di kawasan tersebut.

Presiden Iran dalam pidatonya mengatakan, salah satu misi terpenting dari Komite EMRO adalah untuk menyediakan kesehatan regional.

Rouhani kemudian menyinggung kenaikan harapan hidup di antara  masyarakat Iran selama 40 tahun setelah kemenangan Revolusi Islam.

Dia mengatakan, harapan hidup di Iran telah meningkat selama 40 tahun terakhir dan pemerintahannya telah membuat banyak upaya terkait hal ini.

"Selama 40 tahun ini, harapan hidup telah meningkat dari 56 tahun menjadi 76 tahun dan ini adalah berkat layanan dari semua dokter, petugas medis, dan negara kita yang hebat untuk membangun kesehatan di negara ini," ujarnya.

Kepada Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Rouhani mengatakan, salah satu tindakan pemerintah adalah untuk menyelamatkan 14 juta warga Iran dari badai garam. Menghidupkan kembali Danau Orumieh sebagai keputusan pertama pada hari pertama pemerintahan pertama saya, dan jika langkah itu tidak diambil untuk pemulihan hari ini maka tidak ada kota dengan nama Tabriz dan 14 juta orang di Iran barat terpaksa untuk bermigrasi dan semua kebun dan pertanian di daerah itu akan lenyap.

Dia menambahkan, jika upaya pemerintah ke-11 dan ke-12 Iran bukan untuk udara bersih dan kesehatan rakyat Iran,  maka bensin petrokimia akan menyebabkan jutaan orang menjadi pasien dan harus dibawa ke rumah sakit.

Terkait dengan sanksi Amerika Serikat terhadap Iran, Rouhani menuturkan, pemerintah AS terlibat kejahatan kemanusiaan karena memberlakukan sanksi dan terorisme ekonomi terhadap rakyat Iran.

Menteri Kesehatan Republik Islam Iran Saeed Namaki mengatakan bahwa pemerintah negaranya telah berhasil mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dia menambahkan, Iran berkomitmen untuk sepenuhnya mengimplementasikan resolusi PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di bidang tujuan pembangunan berkelanjutan.

Namaki menuturkan, sanksi kejam Amerika Serikat dan pelarangan akses rakyat Iran terhadap obat-obatan dan pasokan medis merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Pada saat yang sama, AS memberlakukan sanksi yang tidak adil dan mencegah masyarakat kami mengakses obat-obatan dan peralatan yang diperlukan serta bahan makanan dan peralatan medis, di mana ini merupakan ancaman besar bagi kesehatan sebagaimana presiden kami menggambarkannya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Namaki.

Menkes Iran lebih lanjut menegaskan, Anda sebagai organisasi kunci di dunia mengenai masalah kesehatan diharapkan untuk mendukung hak-hak negara kami.

"Iran telah menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengatasi bencana alam seperti banjir dan belum mendapatkan bantuan dari negara-negara asing," tuturnya.

Dia mengungkapkan harapan bahwa WHO akan mencegah ketidakadilan, dan Iran siap untuk berbagi pengalaman suksesnya dengan negara lain. (RA)