Mencermati Pidato Rouhani di KTT ke-18 GNB di Baku
(last modified Sat, 26 Oct 2019 07:23:27 GMT )
Okt 26, 2019 14:23 Asia/Jakarta
  • Presiden Hassan Rouhani di KTT GNB Baku
    Presiden Hassan Rouhani di KTT GNB Baku

Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani di KTT ke-18 Gerakan Non Blok (GNB) di Baku menilai solusi untuk keluar dari berbagai krisis adalah menghormati komitmen non intervensi di urusan negara lain dan menciptakan peluang tepat untuk interaksi dan dialog.

Hassan Rouhani di KTT Baku, terkait hal ini menggulirkan sejumlah poin penting dan seraya mengisyaratkan pengobaran perang oleh Amerika di kawasan yang memaksa biaya miliaran dolar bagi negara lain, mengatakan, pengobaran perang ini hanya menyuburkan akar fitnah dan terorisme.

Sejatinya kebijakan unilateral Amerika mendorong terjadinya perang dan eskalasi konflik, meningkatnya kekerasan dan perpecahan di hubungan regional serta internasional. Tak hanya itu, hal ini juga menimbulkan keterbelakangan ekonomi.

Seperti yang diisyaratkan presiden Iran, Gerakan Non Blok dengan dukungan populasi besar dan geografi luas serta mengingat kapasitas ekonomi dan peluang dagang yang dimilikinya, dengan mudah mampu membentuk kutub baru kekuatan di dunia.

Menurut pengamat, GNB memiliki kapasitas yang layak untuk merealisasikan tujuannya, namun karena berbagai alasan, kelompok ini tidak mampu memanfaatkan peluang tersebut.

Abul Ghasem Ghasemzadeh, pengamat politik meyakini:"Meski di Asia Timur terbentuk perjanjian regional yang kuat, namun Asia Barat karena didera berbagai krisis dan perang, negara kawasan ini tidak mampu meraih integrasi kawasan melalui perjanjian regional."

Statemen Hassan Rouhani di KTT GNB Baku juga mengisyaratkan poin ini bahwa meletusnya perang dan pendudukan serta musnahnya peluang perkembangan dan kemajuan merupakan kendala serius yang ditanggung negara-negara kawasan.

Sekaitan dengan ini, peran 120 negara anggota GNB untuk melawan proses ini menjadi sangat penting. GNB sejak dibentuk tahun 1961, meski ada kelemahan sejumlah anggotanya, tapi terkait pandangan makro terhadap isu-isu global telah berusaha memainkan perannya dengan menunjukkan sikap mendasarnya terkait perdamaian dan keamanan dunia.

Anggota GNB selain dari sisi politik, dari sisi ekonomi juga membentuk organisasi berpengaruh di mana melalui konvergensi, organisasi ini mampu menjadi kutub aktif regional. Konvergensi ini di bidang politik juga sangat efektif.

Presiden Iran di konferensi kelima interaksi dan langkah kepercayaan di Asia (SIKA) di Tajikistan seraya menjelaskan sikap Iran terkait hal ini mengatakan: "Di kondisi dunia saat ini, dibutuhkan perluasan kerja sama dan dialog regional dengan tujuan memperkuat kesepahaman untuk meraih perdamaian, stabilitas dan pembangunan yang dibutuhkan."

Republik Islam Iran dalam koridor ini, di Sidang Majelis Umum PBB ke 68 menggulirkan usulan Dunia Melawan Kekerasan dan Ekstrimisme. Usulan ini berujung pada peratifikasian dua resolusi sosial Majelis Umum di tahun 2013 dan 205.

Sementara di Sidang Majelis Umum PBB tahun ini, Presiden Iran menggulirkan wacana Inisiatif Perdamaian Hormuz bagi perdamaian dan stabilitas kawasan. Tujuan dari inisiatif ini adalah meningkatkan perdamaian, stabilitas, kemajuan dan kesepahaman timbal balik serta hubungan damai dan bersahabat antar negara kawasan Teluk Persia dan Selat Hormuz.

Namun demikian seluruh tujuan GNB seperti hak legal membela diri, hak membangun dan kemajuan sains serta memanfaatkan aktivitas perdagangan dan ekonomi serta hak memiliki tanah dan kembali ke tanah air bagi rakyat tertindas Palestina, membutuhkan kerja sama dan interaksi lebi kuat oleh seluruh anggota gerakan ini.

Dari sudut pandang ini, pidato Hassan Rouhani di KTT GNB Baku menjelaskan mekanisme dan usulan Iran terkait perdamaian dan keamanan global. (MF)