Iran Tekankan Perlunya Persatuan antara Berbagai Kelompok di Afghanistan
Republik Islam Iran telah menyerukan para pemimpin politik Afghanistan untuk berusaha menyelesaikan perbedaan di negara itu.
Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Minggu (12/04/2020) sore dalam pembicaraan lewat telepon dengan Mohammad Hanif Atmar, Pejabat Kementerian luar Negeri Afghanistan kembali menekankan perlunya persatuan di antara berbagai kelompok di Afghanistan, untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di negara itu serta untuk perluasan kerja sama bilateral.
Pada 7 April, menteri luar negeri Iran juga berbicara melalui telepon dengan Mohammad Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah tentang situasi politik terbaru di Afghanistan dan perbedaan yang muncul sejak pemilihan presiden baru-baru ini.
Dalam percakapan telepon ini, Ghani dan Abdullah, sambil menghargai dukungan Republik Islam Iran, menyambut baik pengumuman kesiapan Tehran untuk membantu menyelesaikan masalah politik Afghanistan.
Karena berbagai alasan, Republik Islam Iran mendukung terciptanya stabilitas politik, perdamaian dan ketenangan di negara ini. Salah satu alasannya adalah Afghanistan termasuk negara tetangga Iran, keamanan bersama dan ikatan agama dan budaya. Selain itu, Republik Islam Iran menampung pengungsi Afghanistan selama lebih dari tiga dekade karena perang bertahun-tahun dan ketidakamanan yang disebabkan oleh pendudukan dan kehadiran pihak asing serta perselisihan politik, sehingga mereka belum memiliki kesempatan untuk kembali ke tanah airnya.
Dari sudut pandang Iran, solusi untuk berbagai masalah dan perbedaan politik di Afghanistan adalah memperkuat struktur politik berdasarkan konstitusi dan rekonsiliasi nasional di negara ini. Tujuan ini akan dicapai dengan partisipasi semua kelompok politik Afghanistan dalam kerangka konstitusi.
Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keprihatinan atas konsekuensi dari perselisihan baru-baru ini tentang hasil pemilihan presiden Afghanistan atas stabilitas domestik dan implikasi regionalnya.
"Sayangnya, kami terus melihat kebijakan sepihak pemerintah AS dan kepentingan nasional rakyat Afghanistan dikorbankan untuk mencapai tujuan propaganda presiden negara itu, yang telah menyebabkan krisis Afghanistan semakin dalam dan meningkatkan ketegangan di negara ini," ungkap pernyataan itu.
Republik Islam Iran berharap, terbentuknya pemerintahan yang inklusif dengan partisipasi semua faksi dan kelompok politik di Afghanistan sesegera mungkin untuk memulai pembicaraan antar-Afghanistan dengan partisipasi semua kelompok politik di negara itu, termasuk Taliban.
Malek Setiz, anlis Afghanistan menyampaikan pertanyaan, apakah ada solusi untuk keluar dari krisis politik saat ini? Ia berkeyakinan bahwa situasi saat ini di Afghanistan adalah karena tekanan eksternal dan para pejabat pemerintah yang tidak mau merujuk pada rakyat sebagai sumber asli kekuasaan.
Dalam situasi saat ini, kelanjutan dari perselisihan politik dan ketidakstabilan adalah salah satu masalah yang membayangi nasib Afghanistan, dan kelanjutan dari tantangan ini membuat prospek untuk mencapai perdamaian abadi di negara ini telah menghadapi hambatan serius. Afghanistan jauh dari mencapai perdamaian berkelanjutan dan ini adalah situasi yang mengkhawatirkan. Jika upaya politik dalam negeri gagal untuk mengakhiri perselisihan ini, akan ada alasan untuk campur tangan pihak asing dan penyebaran rasa tidak aman di Afghanistan serta gelombang migrasi baru akan dimulai.
Seperti di masa lalu, Republik Islam Iran siap untuk mengambil bagian aktif dalam upaya regional untuk menyelesaikan masalah di Afghanistan dan menggunakan kapasitasnya untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke Afghanistan dan kawasan.
Pembicaraan telepon Zarif dengan pejabat Menteri Luar Negeri Afghanistan Hanif Atmar juga harus dipertimbangkan dalam konteks ini.