Iran Tingkatkan Kesiapan Hadapi Ancaman Senjata Kimia
-
Mayjend Yahya Rahim Safavi
Penasihat Tinggi Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, penguatan dan peningkatan kesiapan pertahanan untuk menghadapi ancaman potensial serangan kimia, dan eco-terrorism merupakan salah satu strategi asli Organisasi Pertahanan Kimia Iran.
Mayjend Yahya Rahim Safavi, Minggu (28/6/2020) dalam seminar nasional pertahanan kimia menyinggung serangan kimia ke kota Sardasht, Iran oleh rezim Baath Irak. Menurutnya, kejahatan ini menjadi noktah hitam dalam perjalanan sejarah Iran.
Ia menambahkan, rezim Baath Irak saat itu menggunakan senjata kimia namun didiamkan oleh PBB, dan mendapat lampu hijau Amerika Serikat serta Eropa.
"Saddam Hussein selama agresi militer Irak ke Iran, 252 kali menggunakan senjata kimia terlarang untuk menyerang rakyat Iran, akibatnya 8.000 orang gugur, dan 107.000 lainnya terluka," ujarnya.
Mayjend Safavi menegaskan, Organisasi Pertahanan Pasif dan Pertahanan Kimia Iran sedang berusaha secara serius untuk menciptakan dan mengembangkan sistem integral dan cerdas untuk memperingatkan serta mengevaluasi berbagai jenis ancaman kimia, biologis dan lingkungan hidup.
Pada 28 Juni 1987, rezim Baath Irak menyerang kota perbatasan Sardasht dengan bom kimia. Dalam serangan itu 110 warga sipil Iran gugur, dan lebih dari 8000 lainnya terpapar racun senjata kimia. (HS)