Iran Tuntut Aksi Nyata AS jika Ingin kembali ke JCPOA
(last modified Sat, 20 Feb 2021 11:19:15 GMT )
Feb 20, 2021 18:19 Asia/Jakarta
  • Majid Takht-Ravanchi.
    Majid Takht-Ravanchi.

Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht-Ravanchi mengatakan setiap tanda tangan untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir JCPOA tidak akan valid jika tidak bisa diverifikasi.

"Tidak ada gunanya hanya berkata bahwa saya siap kembali ke JCPOA jika sanksi tidak dicabut dalam aksi nyata," ujarnya dalam wawancara dengan situs Khamenei.ir, Jumat (19/2/2021).

Takht-Ravanchi menggarisbawahi jika diumumkan embargo minyak Iran telah dicabut, maka harus ada jaminan bahwa tidak akan ada kendala dalam ekspor minyak dan pembeli dapat dengan mudah mentransfer uangnya ke Iran melalui sistem perbankan global.

"Setelah Trump keluar dari JCPOA, dia mengembalikan serangkaian sanksi yang sudah dibatalkan oleh kesepakatan nuklir dan menerapkan sanksi baru. Selain itu AS memberlakukan sanksi lain dengan subjek baru," ungkapnya.

Sebenarnya, lanjut Takht-Ravanchi, sanksi bukan hanya tidak dicabut dalam konteks JCPOA, tetapi justru mengumumkan sanksi baru. Secara total, sejak keluar dari JCPOA, ada tiga jenis sanksi yang diterapkan AS terhadap kami. Jika masing-masing dari sanksi ini tidak dicabut, tidak ada artinya AS bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir.

"Tuntutan lain kami adalah masalah mengkompensasi kerugian yang diderita Iran. Kami menderita banyak kerugian jiwa dan materi akibat sanksi. Contohnya, AS mengaku tidak menyanksi obat-obatan, tetapi ia ikut disanksi dan masyarakat menderika banyak kerugian khususnya selama pandemi Corona," jelasnya.

"Jadi, kami mengalami banyak kerugian jiwa dan materi selama bertahun-tahun ini. Kerugian ini merupakan sebuah isu penting dan harus ditentukan siapa yang bertanggung jawab untuk urusan ini dan bagaimana menutupi kerugian masyarakat ini," pungkas Takht-Ravanchi. (RM)